Siuman

1.2K 77 5
                                        

"Double up thor! "

Okeh! Sesuai permintaan klean. Ku kasih double buat hari ini.

(Tapi ngantuk:v)

Ngomong ngomong aku seneng nih. Terimakasih sama orang yang sudah menghiburkuuuu....

Ini hadiah buat kalian.

Di ruang gawat darurat, alarm code blue berbunyi keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang gawat darurat, alarm code blue berbunyi keras. Tim medis dengan cepat berkumpul di sekitar tempat tidur Razka yang tiba tiba terkulai lemas dengan  monitor yang menunjukan penurunan kondisi lagi.

"Code blue! Tekanan darah turun drastis! irama jantung tidak teratur. Bersiap untuk CPR! Tolong cek jalan napas dan sirkulasi!" Dokter Gilang yang tadinya sedang memantau kondisi Razka langsung memimpin ketika melihat kondisi Razka yang janggal.

Dokter Abizar mengecek monitor. "Irama jantung melemah! Tidak ada denyut yang teraba! Tekanan darahnya anjlok! Kita harus segera defibrilasi!" Teriaknya.

"Ambil defibrilator! Pasang bantalan di dada pasien."

Salah satu perawat bergegas menyiapkan alat"Defibrilator siap, Dok!"

"Lepas kontak semua! Clear!"

Degh!

Alat defibrilator menghantarkan kejutan listrik, tubuh Razka bergetar.

Dokter Abizar mengecek monitor lagi. Ia menggeleng. "Masih tidak ada respons. Irama jantung tetap tidak teratur. Bersiap untuk CPR."

Dokter Gilang mengambil keputusan cepat. "Mulai kompresi dada! Kita butuh adrenalin, segera!"

Perawat itu menyuntikkan obat. "Adrenalin sudah masuk, Dok."

"Lanjutkan kompresi! Ayo, Razka, bertahan!" Dokter Gilang sudah berkeringat ketika menekan dada Razka yang tak kunjung memberikan respon.

Mereka terus melakukan kompresi dada. Ketegangan di ruangan meningkat.

Dokter Abizar menatap monitor. Tangan nya gemetaran. "I,irama jantung masih kacau... Kita butuh lebih banyak kejutan listrik. Bersiap untuk defibrilasi lagi."

Dokter Gilang berdecak. "Lepas kontak semua! Clear!"

Lagi lagi kondisi Razka memburuk, Dokter Gilang  mengambil alih untuk memulai kompresi dada lagi. Dia menatap tim medis yang bersiap di sekitarnya.

Dia menempatkan kedua tangannya di tengah dada Razka, tepat di antara tulang dada, lalu mulai memberikan tekanan kuat dan cepat.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang