Sisi lain Yohan(?)

621 71 7
                                    

Halo guys! Aku lagi semangat nih mau update terus!

Klean klean gak akan lama nunggu aku update lagi kok. Ku usahakan untuk terus update setiap harinya. Ottey?

Ini aku sedikit merubah cast nya Kaivan karna susah banget buat nyari cast nya dia. Harap harap klean gak kecewa ya.

Okkeh, kalian yang hadir dan baca, jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak ya!
Entah itu like, comment maupun kesalahan typo akyu.

Ekhem, sekian dan terimakasih.

Yang baca bilang 'hadir!'

°°°




Ini bercerita tentang seorang Kaivan. Si anak tengah yang memiliki keistimewaan nya sendiri. Selalu bertingkah lucu dan memiliki sikap humoris, pun dengan kasih sayang yang selalu ia limpahkan kepada kedua adiknya ini, memiliki kisah unik.

Apaan tuh thor?

Langsung saja? Cekidot!

°°°

Razka melambaikan tangannya ketika Davka pergi dengan motornya. Nathan benar benar sibuk sampai lupa untuk menjemputnya. Tapi tak apa, ia juga senang kok karena bisa me nongkrong dulu dengan teman temannya.

Ia menatap halaman rumahnya. Ada dua mobil. Itu pasti milik Yohan dan Daniel. Ternyata kedua abang nya sudah pulang ternyata...

"Pak beno... Kapan bang Yohan sama kak Daniel pulang?" Tanyanya kepada satpam yang beberapa hari ini selalu menemani Razka bermain.

"Ah, aden baru pulang? Tumben den, biasanya siang juga sudah main ps sama bapak. " Pak Beno malah mengalihkan topik. Ia merangkul Razka untuk duduk dulu, tapi anak itu menolak. Ia malah meminta Pak Beno untuk menggendongnya.

"Sampe nyampe pintu aja pak, aku males jalan soalnya. " Katanya di gendongan Pak Beno.

Malu sih sebenernya minta gendongin, tapi Razka masih merasakan lemas pasca serangan. Jadi kalau dipaksakan berjalan, ia bisa saja terjatuh.

"Sampe kamar pun ndak papa den, " Balas Pak Beno tanpa berat hati. Pak Beno malah senang ketika anak itu memintanya di gendong.

Razka terdiam sesaat. Kenapa semua anggota keluarga Ganendra sangat baik padahal ia lemah dan penyakitan?

Ayahnya saja bahkan selalu menendangnya ketika ia mengeluh penyakit lambungnya kambuh. Tapi disini, di keluarga Razka ia sangat di sayangi, di perhatikan bahkan dilindungi. Tanpa harus memperhitungkan kalau ia sakit parah.

Matanya sedikit memanas, tapi ia tidak mau menangis. Takut kedua abangnya menanyakan perihal ia menangis.

"Ka? Kenapa minta di gendong? " Yang bersuara itu Daniel. Kakaknya yang dingin dan tegas. Ia menoleh ke kiri, mendapati kakaknya itu masih bergelut dengan laptopnya.

"Mau main kuda kudaan aja sama pak Beno. Abisnya aku capek harus jalan dari depan kesini. Harusnya jangan bikin halaman rumahnya gede kak," Jawab Razka sedikit bercanda. Tapi mata kakaknya itu terlihat serius, Razka jadi takut.

"Bohong. Wajah kamu pucat. Kamu sak—

" Ya ampuuuunnn.... Ini adeknya abang Yohan kok di gendong gendong gini? Sini sini, biar abang gantian gendong. "

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang