Setelah mellow mellow bareng Kaivan, kedua nya mulai beranjak untuk menonton tv bersama. Razka juga memang tidak terlalu mau ke kamarnya sekarang, mengingat hanya ada mereka berdua disini.
Dari tadi Razka sudah memperingati Kaivan, kalau film horor itu gak baik buat dia. Jumpscare yang di ciptakan dari film tersebut bisa memicu jantung nya yang lemah kembali kambuh, dan Razka tak mau hal itu terjadi.
Tapi yang namanya Kaivan itu tak bisa di cegah. Dia tetep kekeuh dengan pendirian nya untuk menonton film kuntilanak 3, film yang baru keluar di tahun ini. Katanya itu adalah film paling menakutkan, jadi Kaivan tertarik menonton nya.
"Kalau takut, peluk Abang aja." Kata Kaivan yang mengelus kepala adiknya.
"Justru gue takut sama loe, takut kumat gara gara jantungan." Timpal Razka yang menatap Abang nya datar.
Kaivan terkekeh, dia udah pengalaman nonton horor. Beberapa kali doang sih, dan emang. Debaran nya tidak normal. Ia berpicu lebih cepat dan membuatnya sedikit tidak nyaman.
"Gak akan. Abang dah sering nonton horor mah. Kuntilanak 1, 2 juga udah. Kalau nggak nonton yang terakhir takutnya Abang mati penasaran."
Razka hanya mengehela nafas ketika Kaivan mengatakan hal itu. Entah kenapa ia jadi sedikit sensitif dengan kata 'Mati'. Jadi yaudah lah, dia juga penasaran.
Hujan turun dengan derasnya di kota besar itu. Bahkan saking derasnya, volume tv pun di besarkan karena tidak kedengaran.
Kedua kaki Razka mulai naik ke sofa, tangan nya menyilang dan mengelus lengan nya, ternyata dingin juga. Gak tau dingin gak tau merinding dia tuh. Tapi yang pasti hawa nya gak enak banget.
Kaivan menyadari kalau adik nya kedinginan. Ia pun meminta izin untuk beranjak mengambilkan adiknya jaket.
"Eh bang, jangan ditinggal." Pinta Razka yang menarik ujung baju Kaivan.
"Lah? Jadi ini alasan kamu gak bolehin Abang nonton film horor? Karena kamu penakut rupanya..." Goda Kaivan yang memaju mundurkan tubuhnya usil.
"Apaan?! Kagak! Gue gak penakut ya! Sorry! Gini gini juga sering masuk rumah hantu!" Sergah Razka yang langsung melepaskan tangan nya dari Kaivan.
"Dih, bokong banget. Coba bilang nya lebih lembut. 'Abang... Aku takut, gak mau di tinggalin. Nanti hantunya keluar dari tv!' "
"Yaudah Sono! Bawa aja jaketnya! Gak papa di tinggal sendiri juga!" Kata Razka yang sedikit mendorong Kaivan dan berakhir merajuk karena kesal. Sewot banget dah si Kaivan!
Abang nya itu tertawa sambil berjalan. Biarlah ia tertawa puas setelah tadi sempat menangis saat di beri wejangan olehnya.
Sreet...
Kaivan menyampirkan Hoodie hitam padanya dari belakang, dan membawakan segelas susu hangat lengkap dengan biskuit nya."Nih, biar gak tegang tegang amat."
"Liatnya aja jadi gak mood bang, mual." Jawab Razka yang tetap mengambil biskuit dari piringnya.
Kaivan terkekeh dan kembali duduk di sebelahnya. Ia tangan nya terangkat untuk merangkul Razka dan menggeser kan nya sedikit agar lebih dekat dengan nya.
"Mengapa... Kaw tak membwalaws cyintakyu...🎶 "
Di tegang tegang kek gini si Kaivan malah nyanyi yang bikin dia gagal fokus. Apalagi si Kai ini makan biskuit begitu banyak, jadi gak terlalu kedengaran dengan jelas.
Masih di biarin sama Razka. Fokus nonton aja Ka! Fokus!
"Mengapwa... Kaw mengabaykwan rasya kuu...🎵"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
Teen FictionRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...