Salah paham

434 57 2
                                    

"NAPA LIATIN MULU?! LOE MAU GUE CIUM, HAH?! "

Dengan tatapan garang nya Razka meneriaki orang yang terus memperhatikan nya, atau... Bisa di sebut memantaunya?

Bingung dia ama anak orang. Ngapain liatin mulu coba? Seganteng itu Razka sampe gak ada orang lain yang lebih ganteng dari dia, hah?!

Yang diteriaki berdecak, menggulirkan bola matanya malas. Ia lantas berjalan melewati Razka tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

"Mulut loe kepedean, "

"Loe sendiri ngapain? Ngikutin gue mulu, liatin gue, loe kira gue buta?! Jernih ni mata! " katanya mencoba untuk memancing manusia menyebabkan di depannya.

"Ck,"

Gavin memutar balik tubuhnya dan duduk di meja Razka, membuat laki laki bertubuh kecil itu menganga tak percaya. Dan dengan pede nya tu manusia minum es jeruk yang ia pesan tadi?!

"Heh! Balikin gak?! " Razka berusaha merebut paksa es jeruknya. Sayang, 5 rebu masa ludes ama orang?

"Lu maunya apa sih Vin?! Kalau lu masih dendam ama gue ya ayok, gelud lagi, tapi jangan  ambil es jeruk gue njir... Susah susah gue belinya... " Tiba tiba nadanya menurun seperti memohon kepada Gavin.

Gavin mengernyit. Jadi ini Razka? Pikirnya.

"Mampang mumpung Yudas gak ada, mampang mumpung Davka di lapangan, mampang mumpung gue beres di hukum. " Keluhnya yang membuat bibir Gavin berkedut menahan tawa. Sedetik kemudian ia tersadar akan tujuan nya. Ia pun menggeleng dan memberikan setengah nya lagi kepada Razka.

"Gak mau jijay, bekas loe. " Celetuk Razka sembari mengedikkan bahunya. Ia pun kembali memesan es jeruk nya lagi, kali ini gula nya sedikit lebih banyak karena yang tadi asam.

"Mau apa loe? Mau salahin gue karna di tangkap OSIS? " Tanya Razka ketika Gavin tiba tiba datang seperti itu padanya.

Gavin masih diam. "Loe sakit? " Tanpa berbasa basi lagi Gavin  menanyakan hal itu padanya.

Giliran Razka yang diam. Kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan musuhnya ini. Apa apaan itu? Darimana dia tau kalau dirinya sakit?

Gavin tersenyum miring. "Tebakan gue bener? "

"Kagak bener lah, hahaha... " Razka tertawa canggung. Bener kok bener, cuma kalau gue ngaku, gue bakal di tindes kayak kecoa ama elooh!

"Ini? Sehat gue mah. Emang gue punya badan yang lemes dari kecil. Kayak... Malesan gitu kalau badan gue di ajak berantem itu. Makannya kek keliatan cape gitu, " Razka mencoba merangkai kata kata yang lebih masuk akal sebenarnya. Hanya saja yang keluar malah kalimat itu.

"Emang nya kenapa loe nanya begituan? " Razka semakin penasaran dengan tujuan Gavin.

Tiba tiba Gavin menyunggingkan senyum smirk, membuat Razka menelan salivanya. Mengapa Gavin terlihat sangat menyeramkan sekarang.

"Pantesan Kavi mau jadi temen loe. Loe penyakitan ternyata, "

Deg.

Wei wei wei! Dari mana ia mendapatkan kata kata seperti itu?!
Razka berhasil dibuat bungkam dengan perkataan Gavin yang membuatnya sedikit terpukul.

Gavin terlihat mengangguk anggukan kepalanya. "Loe cuma perlu inget, "

"Kavi cuma kasian sama loe. Saking murah hatinya dia rela jadi temen loe. Hh, padahal Kavi gak suka repot. Malah selalu loe repotin, gak mikir loe? Udah nyusahin banyak orang? "

Gavin seperti sengaja menyerang mentalnya. Ia melontarkan kata kata kasar kepada Razka agar anak itu merasa tertekan. Tapi, mana mungkin Razka kalah cuma karena begituan!

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang