wewe gombel

2.7K 141 0
                                    

Buagh!

"Minggir. Loe ngotorin tempat gua."

•••••••••• ••••••••••••• ••••••• •••••••••••••••••

Razka sempat terkejut ketika seseorang menggebrak meja nya. Ia lantas mendongak dengan tatapan tidak suka, sedangkan Varent sekarang sudah menunduk takut.

"Ngusir?" Tanya Razka yang membuat Varent makin bergidik ngeri. Ia menarik baju Razka, meminta nya untuk segera mencari tempat baru.

Yang di tanya malah tertawa meremehkan. Ia langsung mencengkram kerah baju Razka sampai ia berdiri dari tempat duduknya.

"NGELUNJAK LOE?! SEKARANG DAH BERANI JAWAB GUA?!"

Razka terdiam. Jantung nya berdebar tak karuan, ditambah tangan nya gemetaran hampir tak terkendali. Ia cepat cepat menyembunyikan tangan nya di belakang agar tidak terlihat oleh anak laki laki yang menarik kerah nya ini. Apakah ini perasaan Razka ketika berhadapan dengan nya?

"Kalau ada pertanyaan, mesti ada jawaban kan? Gua salah ngejawab?" Tanya Razka santai. Benar... Satu satu nya cara menghadapi orang seperti nya adalah merespon nya dengan santai.

Giginya menggertak emosi. Satu tangan nya terangkat dan akhirnya mendarat di pipi Razka. Varent yang kaget sontak berdiri.

"Gavin! Udah! Jangan sakitin Razka!!!" Teriaknya tidak terima.

Seketika keadaan kantin menjadi riuh karena adanya pertengkaran yang tiba tiba. Razka tentu saja tidak terima dirinya di pukul begitu saja. Rahang nya mengeras menahan amarah yang sayang nya harus ia pendam.

"Woi woi woi... Dengan loe mukul gua kayak gini, apa untung nya? Yang ada gua makin keras kepala gak mau pindah." Ucap Razka mengeyel.

"SIALAN LOE RAZKA!"

Bugh!

Lagi lagi satu pukulan mendarat ke pipi kanan nya. Tak ayal banyak yang merekam video mereka yang bertengkar.

"NGADU SANA SAMA ABANG KEBANGGAAN LOE! GUA GAK TAKUT SAMA LOE!"

"Aneh gue, loe benci sama gua kenapa? Gua bikin kesalahan sampe loe semarah ini? Sebutin kesalahan gua biar gua bisa sadar diri."

"Raz udah Raz. Cukup, kita pergi aja." Kata Varent melerai. Gavin mengepalkan tangannya kuat sampai buku kuku nya memutih.

"Alasan? Hh, perlu ada alasan buat ngebenci loe?"

"Gua bebasin loe kali ini. Pergi sebelum gua berubah pikiran," Final Gavin yang memberinya peringatan.

"Jangan berani berani muncul depan gua lagi." Peringat Gavin tajam. Razka terhenti sejenak sebelum melewati Gavin.

"Makasih buat peringatan nya. Tapi gak mempan tuh buat gua. Lagian kita satu sekolah, ketemu tiap hari kecuali kalau loe mau pindah alam. Gak akan ketemu, ahahahaha."

Razka pun pergi begitu saja sambil tertawa. Gavin mengepalkan tangan nya kuat sampai urat urat nya menonjol. Razka memang gila!

"Ka, loe gak papa?! Kita obatin dulu ke UKS bentar," Ucap Varent khawatir.

Razka menepis tangan Varent. "Gua gak papa. Lanjut makan aja, gua laper." Jawab Razka mencoba tersenyum agar teman nya tidak khawatir.

"Loe lebam Ka, gimana kalau nanti abang loe tau—

"Muka kamu kenapa?"

Deg!

Baru saja di bilang, orang yang di gosipin malah muncul depan muka apalagi tampang dinding nya yang datar.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang