Tok, tok...
Izin bergeser dulu ke kehidupan Razka, yang berpindah tubuh ke Raka. Jadi ya gess ya, bagi yang mengira Raka itu qo'id, dia nggak ya... Cuma memang kondisi nya parah sekali waktu itu, sampe koma 3 bulan.
Dia sempet mengalami gegar otak yang terbilang cukup parah dan sebelah telinga nya tidak bisa mendengar, jadi dia harus pake alat bantu mendengar.
Gitu ya gess...
Oke! Mari kita mulaiii!!!
•••
"Seriusan mau makan lima mangkok ka? " Tanya Razel, memastikan kalau ia benar benar akan memakan semuanya.
Raka mendelik. Dah tau perut lagi sakit, malah nanya begituan. "Ya nggak lah... Muntah gue, kalau dikasih lima mangkok. Emangnya enak makan bubur mulu? Encer tau, " Sahut Raka yang membuat Razel tertawa.
"Yaudah, loe tunggu disini dulu. Gue ke kantin bawain loe makan. Minumnya mau apa? " Tanya Razel lagi. Raka terlihat diam saja sambil meremas perutnya, bibir bawahnya dia gigit kuat kuat guna menahan sakit.
"Ka? " Razel bertanya lagi. Raka tak merespon juga.
"Raka, " Akhirnya Razel menepuk bahu nya hingga anak itu menoleh.
"Hah? K, kenapa? " Tanya Raka seperti orang kebingungan. Razel menghela napasnya tapi tetap tersenyum.
"Minumnya, mau apa? " Tanya Razel sedikit menggunakan bahasa isyarat.
Raka menganggukan kepalanya, mulutnya terbuka dan membentuk huruf O.
"Air putih aja, sekalian... Mau obat maag." Jawab nya lagi setelah paham.
Razel mengacungkan jempolnya dan pergi menuju kantin. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sendu. Sedih sekali melihat keadaan Raka sekarang.
Anak itu sering terlihat seperti orang linglung. Kadang ketika kepalanya terasa sangat sakit, ia selalu mengamuk sambil memukul kepalanya, terkadang ia juga tiba tiba pingsan dan sering sekali lupa kepada Razel setelah tersadar kembali.
Lalu telinga kirinya tidak bisa mendengar lagi. Kalau ketauan melamun, maka ia tidak akan mendengar apa kata dirinya. Razel jadi harus belajar bahasa isyarat, agar Raka paham walaupun sebelah telinga nya masih berfungsi dengan normal.
Minggu kemarin orang tua Razel membelikan nya alat bantu dengar, agar memudahkan Raka untuk merespon ucapan orang lain. Namun saat pulang sekolah, terlihat anak itu terkulai dengan telinga kiri yang mengucurkan darah dan alat bantu dengar itu sudah hancur lebur.
Raka tidak mau dibelikan lagi dengan alasan kalau ia yakin hearing aid itu akan di hancurkan lagi oleh orang orang yang tidak menyukainya.
"Makan yang banyak ka, abis ini kita pulang bareng ya? Ke rumah gue dulu, mama kangen katanya. " Razel hanya memperhatikan anak itu. Tidak mau mengganggunya makan.
"Gue kerja, ayah bisa marah kalau gue bolos lagi. " Jawab Raka yang tetap makan.
"Gak usah kerja lagi. Coba ngomong baik baik sama bokap loe, ya? Gue bantu. " Ucap Razel lagi.
Raka menatap Razel yang tersenyum kepadanya. Ia balas terseyum. "Makasih Zel, maap gue selalu repotin loe. Gak tau juga utang gue di lunasin nya gimana, orang gede banget sampe ratusan juta kayaknya ya? " Raka jadi semakin malu melihat Razel yang selalu menolong nya tanpa hitungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
Teen FictionRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...