Demam

2K 110 4
                                    

Bertepatan dengan suara itu, lampu kembali menyala. Memperlihatkan sosok laki laki tampan nan tinggi dengan tubuh yang basah kuyup tengah memandangi keduanya. Yudas, laki laki itu baru saja pulang dan hujan hujanan.

"Kaget njir, gue kira setan boongan. Ternyata setan beneran," Celetuk Razka yang langsung mendapat jitakan di kepala nya.

"Gue manusia, kalau loe lupa." Peringat nya. Ia lalu beralih menatap Kaivan yang masih terdiam. Bibir pucat itu kini terlihat, membuat Yudas mengernyit.

"Kapan pulang?" Tanya nya datar. Kaivan yang tersadar langsung menoleh. "Tadi pagi. Gue puji karena loe inget rumah, tapi gue bakal marahin loe karena loe ujan ujanan. Ke kamar mandi, gue siapin air anget buat loe." Kaivan mulai melangkah kan kaki nya menuju dapur untuk memasak air hangat untuk adik pertama nya.

Terlihat sekali kalau Yudas kedinginan sekarang. Bibirnya ikut gemetar ketika seluruh tubuhnya juga gemetaran karena dingin. Razka mengehela nafas dan membantu Yudas melepas jaket nya yang masih melekat.

"Loe bisa masuk angin. Langsung ke WC gih, mandi air anget." Kata Razka yang memandangnya miris.

Hatchih!

Baru aja di bilangin, udah bersin aja tu bocah. Razka ikut andil dalam mengurus Yudas. Ia mendorong pelan tubuh Abang nya yang kaku itu menuju kamar mandi. Setelah itu ia mengambil lap kering untuk mengelap lantai yang basah.

Saat Kaivan menemukan nya, ia terkejut. Adiknya tengah membersihkan lantai sambil sedikit sedikit maju setelah ubin nya kering. Ia langsung merebut nya dari Razka dan memberinya tatapan tak suka.

"Jangan pegang pegang ini, kotor."

"Kagak bang. Gue udah mastiin itu bersih. Lagian kan gua bukan ngelap Tayi, tapi aer. Gak papa, lu siapin makan aja buat si Yudas. Pasti dia kelaparan," Balas Razka sambil kembali lagi mengambil lap nya.

Kaivan menghela nafas, lagi. Ia kemudian bangkit dan mengelus kepala adik nya.

"Abang gak maksa, tapi kalau udah cape berhenti." Ucap Kaivan memberikan senyuman manisnya. Razka langsung mengacungkan jempolnya sambil mengangguk.

Ia melanjutkan pekerjaan nya sembari bersenandung ria. Tadi dia mendengar nya di mobil Nathan.

Sayyyyaaanggg!!! Alololo Lolo sayyyang!!!
Simpan lah dullu Rajuqqqmyuuu...
Segalla sallah mu, aku ayyem sorrii!!!

Tangan kanan nya terangkat mengenalnya seolah apa yang ia genggam adalah mic.

Mendengar suara lengkingan Razka, membuat Kaivan geleng geleng heran.

"Adek gue udah ketularan virus dangdut," Gumam nya begitu pelan.

Yudas keluar melangkah menjauhi dapur sambil mengacak rambutnya yang masih basah. Ia sempat terpaku melihat Kaivan yang diam memandangi sesosok manusia yang tengah terduduk di lantai itu. Ia ikut menoleh karena penasaran.

"Sa tra kan berpindah karna su sayang...
Jangan kau berulah, sa tra kan menduah! Cukup jaga hati biar tambwah cintah!"

"Yu, Ruqyah adek loe yuk. Gue cape liat kelakuan nya." Ucap Kaivan yang menarik kaos Yudas gemas.

Yudas menoleh dengan tatapan bingung nya. "Elu juga perlu di ruqyah ege,"

Mana? Mana yang di sebut Yudas si dingin? Kagak ada dingin dingin nya tu anak. Yang ada dia banyak ngomel dan cerewet, kayak ibu ibu nawar ikan asin di pasar.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang