Razka akhirnya dapat merebahkan dirinya setelah bergelut dan berdebat panjang dengan Nathan, bahwa ia tidak udah di bawa ke rumah sakit.
"Nathan, gue dah bilang langsung pulang ke rumah aja. Awas aja berani berani Dateng ke rumah sakit, " Peringat Razka tanpa berniat membuka matanya. Nathan hanya berdeham pelan. Dah males lah kalau debat sama anak ini.
Razka membuka satu kelopak matanya dan tersenyum. " Dah kapok belom Than?"
"Nggak juga sih, lagian saya gak akan pernah mau MELEPAS pekerjaan ini. Saya tetep mau jadi pengawal anda walaupun harus cape batin daripada cape fisik." Ujar Nathan tanpa beban. Cuma dia yang berani semena mena pada Tuan mudanya ini.
Razka tertawa walaupun lemas. Sekarang ia benar benar tertidur dan lelap.
Nathan mencoba melirik Razka dari kaca dan memastikan nya untuk benar benar terlelap. Setelahnya, ia menyentuh Earphone nya dan memberitahukan informasi.
"Kalian boleh bergerak ketika saya berbelok," Perintahnya dengan nada kelewat dingin.
Setelah ia memberi perintah itu, ia menarik pedal gas nya dan melaju lebih cepat dari sebelumnya. Beruntung karena Razka sudah memakai sabuk pengaman, ia jadi bisa ugal ugalan di jalan.
Ternyata satu orang disana dapat melarikan diri dan mengejar mobil Nathan. Mereka sampai memblokir jalan nya sehingga ia harus berhenti mendadak, mengingat kalau ia membawa tuan nya yang lemah.
Nathan berdecak dan melirik Razka yang masih terlelap. Padahal mobil berguncang lumayan kencang, ia pikir anak itu akan terbangun karena sedikit terantuk.
Nathan mengelus kepala Razka sebentar lalu memutuskan untuk keluar dan berhadapan dengan mereka.
Razka mengernyit ketika mendengar bunyi keras yang menabrak mobilnya. Ia lalu membuka kedua matanya, berniat melihat ke sekitaran nya.
Ia tidak mendapati Nathan disana. Saat melihat ke depan, Nathan tengah berhadapan dengan banyak orang, membuatnya kaget. Ia harus menolong Nathan sekarang.
Namun belum sempat membuka sabuk pengamannya, seseorang berhasil membuka pintu mobilnya dan berniat menarik Razka keluar.
"WEH NGAPAIN LOE MEGANG GUE ANJING?! BANGSAT! LEPASIN GUE!!!"
Razka meronta ronta di tempatnya. Ia berusaha melepaskan cengkraman orang itu pada tangan kiri nya.
Plak!
"BERANI BERANI NYA LOE NYENTUH GUE SEMBARANGAN!"
Razka keluar dari mobil dan memukul orang itu demi keselamatan nya. Setelah berhasil membuat orang asing itu babak belur, ia terduduk. Rasanya melelahkan. Ia mencoba menetralkan kembali pernafasan nya yang kembali sesak.
Di lihatnya orang orang dengan pakaian serba hitam itu tengah mengerumuninya. Mereka seolah siap menyantap nya. Razka tersenyum tipis melihat tawa puas mereka.
"Tangkap aja lah... Cape gue," Celetuknya sudah gak bertenaga.
Hidup jadi orkay emang kagak enak.
"Sayang nya itu tidak akan terjadi, Tuan muda."
Bugh!!!
"Silakan di minum," Nathan memberinya air mineral yang tidak dingin kepada Razka. Anak itu sudah tidak sesak lagi seperti tadi, jadi cukup menegangkan karena anak itu terus mengeluhkan sesak nafas yang tak kunjung usai itu.
"Mereka ngincer loe, ya...?" Razka bertanya sembari mengembalikan air itu pada Nathan, berniat berbagi. Ia lihat laki laki itu tampak terluka.
"Saya yang melindungi anda," Jawab Nathan yang terkekeh ringan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
Novela JuvenilRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...