Side story- Varent

1.4K 86 0
                                    

Varent Jahan Pradipta, yang kerap akrab di panggil Varent ini adalah seorang anak tunggal yang memiliki keistimewaan yang luar biasa.

Selain jago bikin orang ketawa, dia juga jago banget bikin orang orang stres karena tingkah nya yang terbilang abnormal.

Anak yang sangat ceria itu nyatanya tidak seceria wajahnya. Sering sekali ia mendengar kan pertengkaran kedua orang tuanya setiap malam karena hal sepele.

Ia bahkan selalu di sebut pembawa sial dan aib keluarga karena telah terlahir ke dunia.

Ayahnya yang keras dan tidak berhati itu kadang selalu menjadikan nya pelampiasan. Bagi Varent, ia ayah yang hebat. Walaupun fakta nya dia sangat tegas dan sangat teliti tentang nilai dan kedisiplinan di sekolahnya.

Kalau ia tak mendapatkan nilai yang sempurna, sudah dapat di pastikan benda benda dapur akan melayang menyentuh tubuhnya.

Namun bagaimana dengan sang ibu?

Apa yang bisa ia harapkan dari ibunya itu???

Entah ibunya punya gangguan psikologis atau apa. Tapi ketika dirinya mendapat pukulan, ibunya tak melakukan apa apa dan nyaris tertawa. Ya, menertawakan nasibnya.

Tapi ketika ia sudah berlumuran darah, ibunya akan langsung menangis. Apa apaan itu? Jadi itu adalah drama???

Yang lebih fatal dari itu semua, Varent, si anak tunggal yang selalu tersakiti itu ternyata menderita penyakit kronis.

CIPA. Dalam istilah medis, orang tersebut disebut dengan pasien penderita CIPA (Congenital insensitivity to pain with Anhydrosis). CIPA merupakan penyakit yang sangat langka, di mana seseorang mengalami ketidakpekaan bawaan terhadap rasa sakit dengan anhidrosis (tidak berkeringat).

Sejujurnya ia merasakan hal itu dari lama, sebelum ia mendapatkan pukulan dari sang ayah. Ada yang salah dengan tubuhnya, ia yakin sekali dengan hal itu.

Ia bahkan seringkali menguji tubuhnya itu dengan melukai dirinya sendiri, membuat guratan abstrak yang tampak mengerikan tapi yang sayang nya tak dapat ia rasakan.

Lantas apakah ia senang? Apakah ia bisa tenang karena tidak merasakan hal itu? Justru ia merasa tidak terima karena penyakit aneh itu.

Dirinya sempat berteriak menyalahkan takdir karena menempatkan nya dalam posisi tersulit. Sempat ingin menyerah, tapi hal konyol terbesit di dalam pikiran nya.

Kalo gue aja gak bisa ngerasain sakit pas di pukuli papa, apa gue juga gak bisa ngerasain mati karena penyakit ini???

Konyol. Ia memikirkan cara terbaik untuk bunuh diri tapi kembali mengurungkan nya.

Sampai pada akhirnya di tengah kebingungan nya ini, ia bertemu dengan Razka Pangeran Ganendra.

Ia adalah laki laki yang pertama kalinya Varent temui disini.

Jika Varent ingin merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, dengan berdamainya kedua orang tuanya. Lain hal nya dengan Razka yang justru sedikit terkekang karena keluarganya.

Keluarga nya terlalu overprotektif terhadapnya. Dulu, sebelum memberontak, ia selalu di payungi, di temani bodyguard kemana pun ia pergi. Makanan sudah jelas tidak boleh menyentuh yang berminyak, disuruh diam di kelas daripada harus lelah berjalan ke kantin, pasti pulang di jam ke tiga pelajaran, dan masih banyak hal lainnya.

Terlalu di kekang. Itu yang Varent pikirkan melihat kondisi Razka. Tapi anak itu bahkan tak bisa mengelak apalagi menolaknya? Apakah ia lemah?

Perlahan Varent mencoba mendekatinya, berharap ia bisa menjadi salah satu teman Razka. Takut takut kalau anak rich begini gak mau kalau main sama anak pejabat biasa kayak dia.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang