Claustrophobia

461 65 8
                                    

Otteh, lanjut aja lah ya. Karena kebetulan aku lagi kepengen nulis neeeh.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gess ya.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Nyut!

"Ssshhh... " Kaivan mengurut dadanya pelan. Entah mengapa jantungnya tiba tiba terasa di cubit dan menghasilkan rasa nyeri di area dadanya.

"Tuan muda, ada apa...? " Nathan yang tadinya menemani anak itu melukis langsung merangkulnya, menanyakan kondisi tuan muda ketiganya.

Kaivan menggeleng cepat. "Gak papa kak... Mending samperin ayah sama Razka aja yuk. Dah laper juga, " Katanya berbohong. Ia berbohong agar Nathan tidak mengkhawatirkan nya.

Nathan merogoh saku jasnya. Ia memegang obat darurat Kaivan. Segera ia memberikan nya satu butir obat dan menyodorkan air minum untuknya.

"Minum ini dulu, baru berangkat. " Kata Nathan menegaskan.

Kaivan menatapnya sendu. "Beda kak... Bukan itu... " Kaivan menunduk dan memegang dadanya.

"Aku ngerasa gak enak hati kak... "

•••

"Ada orang di dalam?! "

Suara teriakan seorang petugas pemadam itu membuat Mahesa mendongak dan menjawabnya dengan suara bariton nya.

"SAYA DI DALAM! CEPAT BUKA! ANAK SAYA DALAM BAHAYA! "

Teriakan menggelegar itu menjadi sinyal bahwa Mahesa tidak main main kalau ia akan sangat marah jika pintu ini tidak terbuka sekarang.

"SAYA MINTA UNTUK SEGERA MEMBUKANYA DALAM WAKTU 30 DETIK, ATAU SAYA AKAN MEMBUAT KALIAN TIDAK BISA BEKERJA LAGI!!!"

"B, baik Tuan! K, kami akan segera membukanya. "

Mahesa seperti gila sekarang. Napasnya memburu sangat cepat, emosinya tidak terkontrol melihat putra bungsunya yang sudah terkulai lemas.

Razka mencoba menarik kemeja Mahesa dengan tangan nya yang gemetar.

"J, jang-nghaan... T, ter, ri, aaakkhh... Hhhh, hhhh, hhh, "

"Maaf... Ayah tidak bisa mengontrol emosi... " Mahesa menunduk. Air mata yang ia tahan tahan pun akhirnya berjatuhan hingga menetes ke pipi putih anak itu.

Mulut Razka senantiasa terbuka demi meraup udara yang sebenarnya tidak membantunya meredakan sesak. Sekarang ia benar benar takut sekarang. Takut ia tidak bisa membuka kedua matanya lagi jika ia menutup kedua matanya.

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang