"Kebersamaan membuat hal yang sedikit terasa sangat melimpah."
Halooo... Balik lagi nih sama aku, semoga kalian suka sama cerita yang aku bawa ya...
Sekedar info aja, aku juga bikin cerita lain di Noveltoon, judulnya EDWIN. kalau kalian mau mampir, silahkan.
Terima kasih...
•••
"Dek, ini abang. " Panggilan yang lembut itu membuat netra yang sempat terpejam itu kembali terbuka. Ia lalu menoleh ke asal suara.
Bukan Kaivan yang ia dapatkan, justru Yohan yang hadir memenuhi panggilan nya. Padahal jelas jelas tadi ia menyebutnya Kaivan, kenapa yang datang malah Yohan?
"Bang Kai... Mana...? " Ucapan yang lirih namun masih terdengar itu membuat Yohan tersenyum manis.
"Nyariin Kaivan ya? Kaivan lagi keluar sebentar, palingan besok baru bisa jenguk. " Jawab Yohan seadanya.
Razka rasa abang nya ini menyembunyikan sesuatu darinya tentang Kaivan. Namun tak apa apa, dengan kehadiran Yohan pun Razka menjadi sedikit lebih tenang. Apalagi sekarang ia sudah di perbolehkan melepas masker oksigen nya meskipun masih harus memakai alat bantu pernapasan seperti nasal kanula.
"Bang... Mau duduk... " Pinta nya yang langsung di angguki Yohan.
Ia membantu adik nya untuk duduk dan mengubah posisi kasurnya menjadi sedikit bersandar. Adiknya memang belum bisa duduk dengan benar.
"Berhubung kamu mesti minum obat dan perut kamu juga kosong, abang harap kamu mau makan. " Yohan menunjukan bubur yang baru saja ia beli tadi. Masih panas dan kental.
"Kenapa Razka ada di sini bang...? " Pertanyaan itu muncul begitu saja di benaknya. Ia menang merasa sesak selama di sekolah, tapi ia tidak tahu sampai harus di bawa ke rumah sakit seperti ini.
Yohan mengembangkan senyumnya setelah berhasil menyuapi empunya.
Ia lantas merapikan poni yang sedikit menutup mata adiknya agar nampak melihat wajah tampan nya dengan jelas.
"Penyakit kamu kambuh, makannya kamu masuk sini. Oh iya, kata dokter Abizar, kamu harus istirahat minimal 5 hari. 2 hari di rumah sakit, sisa nya di rumah. "
Razka langsung merubah raut wajahnya menjadi sedih. Selama itu ia harus beristirahat? Lama sekali! Mungkin kalau bukan mati karena penyakit, ia bisa saja mati karena kebosanan yang melanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Raka Not Razka
أدب المراهقينRaka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya. Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di...