Bohong

665 63 1
                                    

Bruugh!

Suara dentuman keras itu membuatnya menoleh. Seketika pemilik kelopak mata ganda itu melebarkan netranya kaget.

"YUDAAAAASSS!!! "

Tanpa mempedulikan tubuh lemahnya, Razka berlari menghampiri Yudas, meninggalkan sapu lidi yang sudah tergeletak tidak berdaya.

Ia berjongkok dan berusaha membangunkan kakak nya yang sudah tidak sadarkan diri. Wajahnya sangat pucat, keringat sebesar biji jagung itu tidak henti mengalir dari pelipisnya.

"Kak, bangun kak! Jangan bercanda ah, loe tambah jelek kalau kayak gini tuh, " Razka sebenarnya tidak begitu serius mengucapkan hal itu. Ia hanya ingin respon dari Yudas.

Tubuhnya sangat panas. Pasti ini penyebab kenapa Yudas diam sedaritadi. Karena ia terlalu memaksakan diri untuk pergi ke sekolah.

Razka menarik nafas dan membuangnya perlahan. Ia melakukan hal itu selama beberapa kali, berusaha meyakinkan diri agar bisa membawa Yudas ke UKS. Yudas butuh penanganan dokter.

"Huuuhhh... Harus bisa bawa Yudas ke UKS! " Monolog Razka sangat yakin kalau ia mampu membopong tubuh Yudas yang tinggi.

Ia mulai menggendong Yudas dan melangkahkan kakinya, berharap bisa mendapatkan bantuan di pertengahan jalan.











Hhhh.... Hhhhh.... Hhhhh....

Nyatanya Razka tidak mampu membawa tubuh Yudas sampai ke UKS. Belum sampai di Koridor pun Razka sudah kehabisan nafas.

Kesal sekali!

Kenapa selemah itu sih dirinya?! Setidaknya berikan ia kekuatan agar dapat membawa Yudas ke UKS dulu. Setelah itu terserah! Mau dia bengek, mau dia ikut pingsan pun terserah!

"Weh?! Yudas kenapa? "

Suara Ilham membuyarkan pikiran nya. Razka menoleh, masih dengan napas yang memburu dan tangan yang gemetaran, ia menunjuk Yudas.

"T, tolong... Ngin... Hhhh, Y, Yudas... M, mau m, mati... Hhh, hhhh, hhhh, uhukk, uhukk! " Razka menepuk nepuk dadanya. Ingin ngamuk ngamuk, tapi sadar kalau kondisi dia lagi kayak gini. Yang ada beneran bengek dia.

"Vin, bawa si Razka juga. Gue bawa Yudas, " Kata Ilham kepada Kevin. Kevin langsung mengangguk dan merangkul Razka.

Sementara Ilham langsung menggendong Yudas dan berlari menuju UKS, lain hal nya dengan Razka yang meminta duduk kepada Kevin.

"M, mau... Minum... " Pintanya sedikit terengah. Sial, berat banget dadanya.

Kevin berlari untuk membelikan Razka minum. Anak itu hanya menyandarkan tubuhnya pada tembok sambil berusaha mengatur napasnya. Walaupun tidak sesakit saat kambuh, tetap saja sesak.

"Lagian sih, kenapa loe gak minta tolong kita kita aja? Loe sendiri kan sekarang yang kesusahan? " Omel Kevin ketika membantu anak itu minum.

Razka sempat tersedak sampai Kevin harus menepuk nepuk punggungnya. Setelah sesak napas nya reda, Razka memberikan nya tatapan tajam.

"Bego! Mana bisa gue kepikiran minta tolong pas Yudas pingsan depan mata gue?! Aneh lu! " Razka ikut mengomel, bikin si Kevin tertawa karena... Ada benarnya juga si dedek nya Yudas ini.

"Terus mau gimana sekarang? Mau ke kelas apa mau pulang aja? Tuh muka pucet kek jurig. " Tunjuk Kevin dengan polos nya. Razka menggeleng, menang aneh aneh teman teman kakaknya ini.

"Ke UKS lah! Loe pikir gue se-bodo amat itu ama Yudas? Kagak lah, "

Razka berdiri dan mulai melangkahkan kaki nya. Belum apa apa juga udah mau jatoh dia mah, soalnya baru beres kena serangan kecil tuh bikin lemes tau!

I'm Raka Not RazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang