DALAM CERITA INI HANYA FIKSI
DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN
TERIMAKASIH SEBELUMNYA
*
*
*
.
.
.
Adel masih Apartemen Chika
"My babies!" lanjut Chika, dengan suara ceria.
Adel mendengus sambil bangkit dari sofa. Dia nggak ngerti, apa sih yang penting banget sampe harus ninggalin dia pas lagi enak-enaknya duduk santai bareng.
Dia ngikutin Chika yang buru-buru ke dapur. Alis Adel ngernyit bingung pas dia liat Chika lagi ngecek belanjaannya.
Dengan tergesa-gesa, Chika ngeluarin kotak yang kelihatannya berisi makanan beku, terus ngebuangnya ke meja makan.
"Syukurlah, hampir aja aku lupa sama kalian." ucap Chika, sambil ngeluarin napas lega dan mulai nyari batang coklat biar nggak meleleh.
Dia langsung masukin lagi ke dalam kotak dan simpen di lemari es. Sambil liat ke arah kotak itu, Adel berdeham pelan buat ngingetin Chika kalo dia masih ada di sana.
Chika nengok ke arah Adel, nyengir malu. Dia mulai bongkar sisa belanjaannya, dan Adel langsung melangkah mendekat buat bantuin.
Tanpa bilang apa-apa, Adel ngangkat beberapa kantong makanan ringan sambil angkat alis. Chika yang agak malu langsung nyamber kantong-kantong itu dari tangan Adel.
"Jangan diliatin gitu dong, aku suka ngemil." gerutunya sambil ngeliatin Adel dengan tatapan main-main.
"Aku liat kok. Kamu cuma beli makanan ringan sama buah aja?" tanya Adel sambil terkekeh, terus lanjutin ngebongkar barang-barangnya. Gila, gimana dia bisa masukin banyak banget barang ke dua tas sih?
"Udah kubilang, aku nggak bisa masak." jawab Chika sambil usap tengkuknya malu-malu.
Adel langsung catet semua barang yang ada di atas meja. Barang-barang yang kayaknya nggak pernah dia liat sebelumnya. Pas Chika nggak liat, dia ngeluarin ponselnya dan cepet-cepet foto beberapa barang itu.
"Pernah coba ini?" tanya Chika waktu liat tangan Adel yang cepet banget masukin tangan ke saku.
"Belum pernah, deh." jawab Adel sambil nyusun barang-barangnya, sementara Chika tetep ngaturin barang dengan rapi. Dia emang suka banget kalo semua barang tertata rapi.
"Coba deh." ucap Chika, sambil tanpa kasih peringatan, nyelipin sedotan mini ke dalam botol kecil yang keliatan lebih kecil dari telapak tangannya. Dia kasih botol itu ke Adel sambil senyum, sementara Adel ngeliatnya dengan tatapan sedikit was-was.
Adel nginum sedikit, dan matanya langsung terbuka lebar kaget. Minumannya enak sih, tapi rasanya agak bingung. Rasanya kayak yogurt, tapi konsistensinya lebih cair. Dalam tiga teguk, dia langsung habisin botolnya.
"Enak juga." ucap Adel, cuma itu yang dia bilang sambil ngeliatin botol itu penuh rasa penasaran.
"Aku tumbuh besar dengan minum ini. Dulu pas kecil, kami nggak pernah punya ruang cukup di kulkas, jadi nenekku biasanya masukin ini ke freezer. Dan percaya deh, kalo dibekuin, rasanya jauh lebih enak." ucap Chika, senyum lebar menghiasi wajahnya. Dia ambil botol dari tangan Adel dan buang ke tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruz x San Jose (END)
RomantikDALAM CERITA INI HANYA FIKSI DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN. TERIMAKASIH SEBELUMNYA. Radelo Adel Cruz dikenal kejam. Tumbuh sebagai pewaris perusahaan multi-miliar dolar, ia segera menyadari bahwa orang-orang selalu punya mo...