DALAM CERITA INI HANYA FIKSI
DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN
TERIMAKASIH SEBELUMNYA
*
*
*
.
.
.
"Hai cantik." ucap Adel.
Adel menarik Chika mendekat, membungkuk untuk melumat bibirnya. Chika terkikik ketika Adel menjauh dan menggigit bibirnya dengan nakal.
"Hai, tampan," ucap Chika menyeringai padanya, lalu mencium bibirnya lagi. Dia melingkarkan lengannya di leher pria itu, tersenyum pada pacarnya.
"Kamu siap?" tanya Adel sambil melingkarkan tangannya erat di pinggang gadis itu.
"Siap, Sayang." ucap Chika mengedipkan mata. "Biarkan aku mengambil dompet ku." lanjutnya.
Chika mencoba berbalik, tetapi Adel tampaknya tidak ingin melepaskannya. Dia mendongak dan menatapnya dengan jenaka. "Adel" ucap Chika.
"Hm?" ucap Adel menatapnya dengan seringai polos.
"Kamu harus melepaskanku," kata Chika sambil tertawa, mencubit lengan Adel. Dengan cemberut, Adel akhirnya melepaskannya.
Chika segera berlari ke kamarnya untuk mengambil tas dan ponselnya sebelum kembali ke tempat Adel menunggu di dekat pintu. Ia memakai sepatunya dan Adel menuntunnya keluar dari apartemennya sambil memegang tangannya.
"Apa yang akan kita lakukan hari ini?" tanya Chika dengan penuh semangat saat mereka sampai di mobilnya yang terparkir. Ia hampir melompat-lompat di atas sepatunya karena kegembiraan itu. Karena jadwal kerja mereka yang padat, mereka telah memutuskan bahwa akhir pekan akan menjadi hari-hari kencan mereka—hari-hari di mana mereka hanya akan fokus pada kencan.
Adel membukakan pintu untuknya dan menutupnya kembali saat ia masuk. Ia belum menjawab pertanyaannya, ingin membuat gadis itu tetap bersemangat. Ia segera berlari ke sisi pengemudi dan masuk.
Sambil mencondongkan tubuhnya ke konsol tengah, dia mengangkat tangannya untuk mendekatkan wajah Chika ke arahnya. Mata Chika memohon padanya untuk memberitahu ke mana mereka akan pergi untuk kencan. Sambil menyeringai, dia mencium bibir Chika dengan lembut sebelum akhirnya menjawab pertanyaannya.
"Baiklah," ucap Adel mundur dan menyalakan mobil, lalu keluar dari tempat parkir dengan mulus. "Aku berpikir— karena kita punya waktu seharian dan cuaca semakin hangat, kita bisa berkendara ke Santa Barbara Botanic Garden dan piknik."
Matanya berbinar saat senyum mengembang di wajahnya. "Aku suka piknik." ucap Chika.
"Aku tahu," kata Adel sambil melaju mulus ke jalan bebas hambatan. Ia meraih tangan kiri wanita itu dan mengaitkan jari-jarinya dengan jari-jarinya. "Aku ingat semua hal kecil yang kamu sebutkan, Sayang." lanjutnya.
Chika mengangkat tangan mereka yang saling bertautan dan mencium punggung tangan Adel. "Sungguh romantis." ucap Chika.
"Hanya untukmu, sayang." ucap Adel.
Chika menggelengkan kepala melihat kekonyolannya dan melihat ke arah lalu lintas yang sedang terjadi. Saat itu baru pukul 11 pagi, jadi lalu lintasnya tidak terlalu parah, terutama mengingat saat itu adalah akhir pekan.
Tangan Adel tak lepas dari tangannya bahkan saat mereka memasuki Jalan Tol 1. Ia senang berkendara di Jalan Tol 1 karena jalan itu berada di samping lautan luas nan indah yang berkilauan di bawah sinar matahari. Langit biru tetap cerah saat mereka melanjutkan perjalanan menuju tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruz x San Jose (END)
RomansaDALAM CERITA INI HANYA FIKSI DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN. TERIMAKASIH SEBELUMNYA. Radelo Adel Cruz dikenal kejam. Tumbuh sebagai pewaris perusahaan multi-miliar dolar, ia segera menyadari bahwa orang-orang selalu punya mo...