32

144 20 0
                                    

DALAM CERITA INI HANYA FIKSI

DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN

TERIMAKASIH SEBELUMNYA

*

*

*

.

.

.

"Sudah aku bilang aku tidak butuh kursi roda. Aku bisa berjalan dengan baik." ucap Adel.

Adel melotot tajam ke arah perawat, menyebabkan perawat itu tersentak di bawah tatapannya. Dia tidak mengerti mengapa dia harus didorong ke mobilnya yang menunggu di depan rumah sakit. Dia lebih dari mampu menggunakan kruknya demi Tuhan.

Meski hanya beberapa hari, ia sudah muak tinggal di rumah sakit. Namun, yang ingin ia lakukan hanyalah pulang.

"Tuan Cruz, ini protokol rumah sakit," jawab perawat itu takut-takut sambil berusaha memegang gagang pintu, tetapi mundur ketika Tuan Cruz berteriak lagi.

"Yah, aku tidak peduli tentang-" ucap Adel terpotong.

"Apa dia menyulitkan kalian?" tanya Chika pada perawat.

Perawat itu menghela napas lega saat Chika berjalan mendekati kelompok itu dengan senyum lembut di wajahnya. Sebelum dia bisa melarikan diri, Chika menepuk bahu pacarnya, mencegahnya berdiri dari kursi roda.

"Tapi-" ucap Adel terpotong lagi.

Chika memotongnya dengan melotot. "Protokol rumah sakit adalah protokol rumah sakit, Sayang. Sekarang, duduk dan biarkan dia mendorongmu, jadi kita bisa pergi." ucap Chika.

Adel menggerutu pelan saat menyerah dan duduk terkulai di kursi. Sementara perawat terus mendorong kursi roda, Chika membungkuk dan berbisik di telinganya.

"Jika kamu berperilaku baik, kami akan melakukan apa pun yang kamu inginkan saat kami kembali ke rumahmu," ucap Chika mencium pipinya dan berdiri saat mereka melanjutkan perjalanan ke pintu masuk rumah sakit.

"Apa pun?" ucap Adel, Ada seringai di wajahnya saat dia menyeringai licik padanya.

Chika mengangguk, mencoba mencari tahu apa rencananya. "Asalkan kamu tetap di tempat tidur." ucap Chika.

Adel meraih tangannya dan menariknya, menyebabkan dia membungkuk agar sejajar dengannya.

"Oh, aku bisa memikirkan banyak hal yang bisa kita lakukan di ranjang," bisik Adel ke telinga Chika, diam-diam menggigit telinganya sebelum membiarkannya berdiri sehingga dia bisa berjalan dengan nyaman. Adel memutar matanya ketika Adel tidak melepaskan tangannya, tetap menggenggamnya dengan tangannya. Sambil menyeringai, Adel menoleh ke perawat.

"Perawat, bisakah kita mempercepat langkah? Saya sedang berusaha untuk pulang, jadi saya bisa menidurkan pacar saya." ucap Adel.

Katakanlah, Adel tidak lagi mengeluhkan kursi rodanya.

***

Minggu-minggu berlalu agak cepat.

Meskipun Adel protes, ia tetap harus istirahat total di tempat tidur. Awalnya, Chika memastikan Adel tetap di tempat tidur, meyakinkannya bahwa perusahaan baik-baik saja tanpa bos mereka dan bahwa Lucas dapat mengendalikan semuanya. Sebenarnya tidak sulit untuk meyakinkannya sebaliknya dan ia tahu persis apa kelemahannya.

Namun setelah seminggu berbaring di tempat tidur, Adel sangat rindu membentak karyawannya dan akhirnya berhasil membujuk pacarnya yang khawatir agar mengizinkannya pergi bekerja. Pacarnya akhirnya setuju dengan cemberut, yang langsung dicium Adel, disertai janji untuk makan es krim.

Cruz x San Jose (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang