Bab 2

110 20 0
                                    

Izuku merasa pikirannya melayang, tubuhnya berputar di ruang hampa, masih berat ia bernapas seakan udara begitu tipis disekitar sini. Mata seindah zambrut itu mencoba melihat sekelilingnya. Keningnya berkerut tipis, mimpi malam ini tampak berbeda dari malam-malam sebelumnya.

Satu Minggu lamanya, Izuku selalu mendengar teriakan dan rintihan kesakitan juga minta tolong seseorang. Hawa panas dan kabut gelap mengelilinginya. Hari keempat Izuku bermimpi yang sama, malam berikutnya sebelum tidur, Izuku menyakinkan dan menyiapkan pikirannya untuk menerima mimpinya itu. Dia seakan pasrah dan menerima mimpi itu.

Benar adanya, malam itu Izuku tidak merasakan sesak dan quirk-nya lebih terkontrol dalam tidurnya. Setiap momen dalam mimpinya ia rasakan dan resapi. Rintihan sakit meremas dada, jeritan memekakkan telinga, serta hawa panas menguar menyelimuti tubuhnya, Izuku terima dengan baik tanpa perlawanan.

Otaknya mulai menerka-nerka kemungkinannya satu persatu. Namun, ujungnya dia pasti berpikiran bahwa mimpi ini berkaitan dengan quirk dari All Might. Hanya itu yang seratus persen yakin.

'Halo...'

Izuku mencoba bersuara, dia kaget karena sebelumnya dia tak bisa bersuara. Suaranya menggema hingga menghilang.

Kabut panas masih setia menutupi pandangannya. Izuku mencoba mengangkat tangannya. Kabut panas memercik halus saat bersentuhan dengan kulitnya.

'Sebenarnya ini apa?'

Kemudian kabut itu bergeser membentuk pusaran pelan lalu semakin lama semakin besar. Kulit Izuku merasa tercabik dan terasa panas. Izuku menggeleng, menyakinkan jika semua ini adalah mimpi.

Lalu, sebuah hentakan keras membuat tubuh Izuku sepertu ditarik paksa. Ia menjerit kaget saat sebuah pusaran menariknya entah kemana. Izuku mencoba menyeimbangkan tubuhnya. Tapi nihil. Dia tetap terombang-ambing setengah mati. Lengannya terluka, darah menetes dari sana, tapi Izuku menghiraukan itu.

'Arrrggghhhh'

Teriaknya keras dan mulai ketakutan saat rasa sakit yang ia rasakan terasa semakin nyata.

Byuuurrrr

Izuku mendarat di air. Kaki dan tangannya refleks bergerak. Namun, semakin ia gerakkan, semakin jauh permukaannya. Dadanya mulai sesak. Ia harus segera mengirup udara, jika tidak ia akan mati tenggelam.

Tunggu

Ini mimpi

Tidak mungkin aku tenggelam

Lalu, tubuhnya semakin terdorong semakin dalam menjauhi permukaan. Hingga ia merasa tercebur lagi ke sebuah air.

Bukan

Ini bukan air

Dia berada dalam sebuah tangki.

Tangki besar penuh dengan air.

Izuku tidak bisa melihat sekeliling. Dia berenang ke depan. Tangannya menapak pada sebuah kaca. Retinanya menangkap bayangan sesosok orang. Dia menyipitkan kelopak matanya untuk memperjelas pandangannya.

Ada satu tangki besar didepannya. Firasatnya juga mengatakan jika tangki tersebut terisi oleh sesuatu atau seseorang. Wajah Izuku menempel pada kaca, ia sangat penasaran dengan seseorang di dalam tangki itu. Tiba-tiba mata seseorang itu terbuka, hijau menyala menatap lurus mata Izuku seperti menerobos menusuk pada jiwanya.

Izuku kaget luar biasa. Dia menggenggam telapak tangannya dan mencoba menggedor-gedor kaca tersebut. Mencoba keluar dari tangki itu dan menyelamatkan orang itu dan keluar bersama. Mungkin.

Kaca tangki Izuku pecah.

Bruk...

"Hah... hah... hah... hah..."

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang