Hari dimana event besar yang dinantikan tiba.
Inko yang sedari subuh sudah bangun dan memasak sangat banyak, mengetahui putrinya itu pasti akan sangat kelaparan setelah sesi pertandingan.Inko memasak katsudon dan nikudon kesukaan kedua anaknya dalam porsi yang besar. Inko juga mengemas 5 porsi soba.
"Izuku, Izumi hari ini ibu mengambil cuti di rumah sakit untuk mendukung kalian. Sayang... jangan lupa makan ya." Inko sembari menyerahkan sebuah tas besar sepinggang untuk dibawa.
"Iya Bu. Doakan kami bisa melaluinya ya." Ucap Izumi lembut, dia sangat senang.
"Izuku hati-hati ya, ibu percaya padamu." Inko mengusap kepala putranya pelan.
"Kami berangkat Bu." Teriak keduanya.
"Sini tasmu, kau bawa tas bekalnya." Ucap Izumi sambil mengulurkan tangan untuk mengambil tas Izuku.
"Ogah ya, itu isinya bekalmu semua. Siapa juga yang mau makan soba 5 porsi, hah? Apa kau monster pensil si pemakan segala?"
Izumi terkesiap dramatis, "Kau keterlaluan manusia, membiarkan gadis lemah ini membawa tas seberat gunung? Dimana letak kehormatan mu, Tuan?"
"Siapa juga yang membawa bekal untuk setengah kelas hanya untuk diri sendiri?!" Pekik Izuku sembari menyesuaikan tas yang berat itu di punggungnya.
"Anggaplah ini sebagai latihan, anak muda. Kau terlalu lemah untuk seorang manusia. Hahahahahaha..."
Inko menepuk dahinya pelan dan menggelengkan kepalanya. Sudah terbiasa menyaksikan adegan dramatis menguras jiwa itu.
"Hentikan, Izumi. Ayo segera berangkat."
Keduanya mengangguk dan bertolak ke UA. Mereka segera ke kelas dan mengganti pakaian olahraga. Izuku masih dengan sabar membawa tas bekal milik adiknya itu hingga ke ruang tunggu khusus kelas 1-A.
"Haaah...." Izuku menghela napasnya lega. Beban di kedua pundaknya terangkat.
"Kau membawa apa, Deku?" Tanya Uraraka ketika melihat sebuah tas besar yang baru saja diturunkan Izuku di sudut ruangan.
"Bento"
"Bentooo?!! Sebanyak ini?" Tanya Uraraka terperangah. Izuku mengangguk. "Tuh... Milik monster glutton." Balas Izuku sambil menunjuk Izumi yang sedang mengipasi dirinya dengan dagunya.
"Aku tak menyangka nafsu makan Zumi-chan sebesar ini." Uraraka menggelengkan kepala.
Izuku berjalan ke tengah dimana adiknya duduk.
"Aduh... Aku ingin sekali memakai kostumku." ucap Mina.
"Jurusan pahlawan tidak diperbolehkan menggunakan kostum, agar adil." Terang Ojirou.
"Kenapa kau?" Tanya Izuku sedikit keras.
"Perasaan udaranya tidak sepanas diluar deh, dan pendingin nya juga berfungsi dengan baik. Apa kau tak apa Izumi?" Tanya Tokoyami.
Izumi malah semakin kencang mengipasi dirinya dengan kipas lipat yang ia bawa dari rumah milik ibunya.
"Disini panas teman-teman." Ia menjeda dan melanjutkan kalimatnya dengan dramatis yang dibuat-buat. "Aroma kompetensinya membuatku kepanasan." Ucap Izumi membuat seluruh ruangan hening.
Izumi melirik Bakugou dan menyeringai. Yang ditatap langsung tersulut emosi dan ketika hendak meledakkan Izumi, pintu ruang tunggu dibuka oleh Iida yang datang menyelonong.
"TEMAN-TEMAN APA KALIAN SUDAH SIAP??? SEBENTAR LAGI KITA AKAN MEMASUKI ARENA!!!" Ucap Iida lantang mengabaikan ketegangan di dalam.
Tiba-tiba Todoroki berdiri dan mendekati Izuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking Redemption
Fiksi Penggemar°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° Cover by: @zhaErza Saat Earth Wanda mengira dirinya sudah melakukan hal benar dengan menutup dan menghancurkan buku terkutuk Darkhold di seluruh semesta agar tidak ada Wanda-Wanda hitam yang lain, semesta sea...