Sebagian besar penduduk didunia ini, mengistirahatkan tubuh dan pikirannya di malam hari. Sejenak melepas penat setelah satu hari berjuang. Tak terkecuali sang pemeran utama di cerita kita.
Dalam tidurnya, 'deku' panggilan dari teman rasa musuh bebuyutan sejak taman kanak-kanak ini bergerak gelisah. Tangan yang diperban itu bergerak gelisah. Keringat mengucur di kening hingga menetes ke pelipis dan berakhir membasahi bantalnya. Napasnya terengah. Deku berharap jika tidur malam ini sedikit mengusir rasa lelahnya setelah tadi sore 'dikecup' mesra oleh perawat sekolah UA, Recovery girl yang menyembuhkan deku dengan mengkonversi staminanya.
Tangan dan kedua kaki deku hancur setelah meninju megarobot poin 0 dalam ujian masuk sekolah SMA UA. Dia tak mendapatkan satu poin pun dan diakhir ujian praktik malah mengalahkan bos robot, namun tidak memiliki poin. Sungguh sangat disayangkan. Dan tidur dimalam hari ini, setidaknya dia dapat memulihkan staminanya kembali.
Namun, tak disangka, dia malah mendapatkan mimpi buruk.
'To---long...'
'Pa-nas...'
'Arrhhhh...'
Sesosok itu terus merintih meminta tolong. Dalam kepala deku hanya terlihat asap tebal membumbung dan gelap. Tidak jelas siapa itu. Hanya suara. Deku mencoba mempertajam kesadarannya. Dia ingin membalas 'siapa?' namun lidahnya kelu, tenggorokannya tercekat dan napasnya memburu.
'To-long...'
'Pa-nas se-ka-li...'
Air mata deku lolos dengan bebas. Dia tidak suka perasaaan seperti ini. Dia sekarang bukan 'deku' tak berguna lagi. Setidaknya, dia sudah mencoba hari ini saat ujian masuk. Tapi, entahlah... Deku juga bingung harus bagaimana.
Ujian masuk SMA impiannya gagal dan sekarang dia tidak mampu menolong seseorang yang ada di mimpinya.
'Arrgh... Panas...'
Teriak sesosok itu lebih menyakitkan. Membuat napas deku memburu. Dia sudah menyiapkan tekat untuk bergerak mendekat, mencari tahu siapa dan apa yang terjadi didalam asap yang tebal yang gelap itu, namun kakinya seolah terpaku dalam dimana dia berdiri sekarang. Deku menangis. Hingga tak sadar, tubuhnya yang tertidur mengaktifkan quirk-nya.
Listrik hijau mulai muncul disekitar tangan deku yang diperban. Mencoba menggapai-gapai bayangan dibalik kepulan asap didepannya. Tapi, tekat saja tidak cukup menggerakkan tangan dan kakinya. Dia tetap diam ditempat seperti tidak berguna lagi.
Deku mencoba lagi. Dalam alam bawah sadarnya dia meningkatkan quirk. Listrik hijau mulai menyebar ke tubuhnya. Saat dirasa mulai bisa menggerakkan tangannya. Sesuatu yang besar mendorongnya kuat hingga dia melayang jatuh. Saat hendak mencapai daratan. Dada deku tersentak hebat dan matanya terbuka lebar.
Iris hijaunya berkilau, dan perlahan meredup begitu juga listrik diseluruh tubuhnya. Napasnya terengah-engah. Keringat membasahi baju dan sprei bergambar idolanya, Hero sejuta umat, All Might.
"Apa itu tadi?" Gumamnya pada diri sendiri seraya memijat pelipisnya yang berdenyut.
Selama 15 tahun di hidupnya, deku tidak pernah mimpi buruk yang membuatnya kepayahan di pagi hari seperti ini. Bahkan perundungan Bakugou dan keroco nya tidak sampai membuat deku bermimpi seperti sekarang ini.
Dia mulai cemas, mengusap rambut basah oleh keringatnya dengan kasar. Apa gagal mengumpulkan poin di ujian praktik kemarin membuatnya tak sadar hingga terbawa mimpi? Entahlah... Deku tidak mau memikirkannya. Dia sudah membuat mentor dan idolanya kecewa. Membuat quirk One for All yang diwariskan oleh All Might menjadi sia-sia. Ditambah mimpi buruk kali ini. Siapa itu, dia tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking Redemption
Fanfiction°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° Cover by: @zhaErza Saat Earth Wanda mengira dirinya sudah melakukan hal benar dengan menutup dan menghancurkan buku terkutuk Darkhold di seluruh semesta agar tidak ada Wanda-Wanda hitam yang lain, semesta sea...