Bab 3

59 11 0
                                    

Tok... Tok... Tok...

"Masuk."

Cklek...

"Ah... Ohayou... All Might. Maaf memanggilmu sepagi ini. Bagaimana rasanya menjadi seorang guru? Sudah bisa beradaptasi?"

"Tidak masalah. Emmm... E-eto... Yahh... Masih membaca-baca kurikulum dan tips-tips mengajar. Haha..." Seru All Might sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Good... Good... Kau pasti berusaha semaksimal mungkin."

"Hehehe... tentu saja." All Might menyunggingkan senyum satu juta watt-nya. "Oh iya, kepala sekolah. Ada apa memanggilku kemari?" Lanjutnya sambil menatap kepala sekolah UA dengan penasaran.

"Ah ya mengenai itu. Hmm... Bagaimana ya menjelaskannya." Nesu, kepala sekolah UA mengatupkan paw-nya. Yah... Betul paw, cakar. Beruang, tikus, atau apalah yang pasti, kepala sekolah terbaik seantero Jepang adalah sesosok yang paling dihormati disini.

"Aku bermimpi."

"Mimpi!?" All Might tak mampu menyembunyikan keterkejutannya.

"Iya... Aku bermimpi aneh. Dan terus memimpikan yang sama setiap hari." Nezu menjeda, kemudian dia menuangkan teh di kedua cangkir.

"Teh..." Tawarnya kepada All Might.

All might duduk dan menyeruput teh juga.

"Aku memimpikan sesuatu, lebih tepatnya seseorang di dalam sebuah tangki dan dia seperti meminta pertolongan." All Might membulatkan matanya.

'Tidak mungkin. Ini pasti kebetulan saja'

"Ekhem... Mungkin itu hanya bunga tidur saja, kepala sekolah. Ha.ha.ha." Seru All Might dengan tawa garingnya.

Nezu menggeleng. Diletakkannya cangkir teh. "Tidak. Selama aku hidup, aku tidak pernah bermimpi." Kini All Might terkejut. "Ini pasti sebuah penglihatan. Instingku tidak pernah salah." Informasi ini membuat All Might terdiam dan dipandanginya Nezu lekat-lekat.

"Apa kau sudah memastikan tidak ada lagi laboratorium illegal yang bereksperimen dengan manusia?" Tanya Nezu penuh penekanan.

All Might mengangguk mantap. "Saya sudah memastikannya sendiri. Sebelum memutuskan menjadi guru dan setelah mengalahkan All for one beberapa tahun lalu, saya menelusuri setiap penjuru Jepang untuk mencari informasi dan menyidak langsung laboratorium-laboratorium penelitian quirk dan yang lainnya. Mereka tidak lagi menggunakan manusia sebagai subjeknya." Nezu mengangguk menanggapi penjelasan Hero no. 1 di Jepang sekaligus staff guru di sekolah ya ia pimpin.

"Tapi-" All Might menelan ludahnya ragu untuk melanjutkan.

"Tapi?"

"Murid didikanku ini. Dia-" Nezu mengangkat alisnya menanti All Might melanjutkan kalimatnya. "Dia mengatakan juga bermimpi. Tetapi mimpinya seperti nyata, bahkan lukanya nyata. Namun, luka itu sembuh dengan sendirinya."

Nezu tersenyum misterius. "Menarik. Lalu, apa lagi?" All Might menggeleng. "Saya belum lagi bertemu dengannya."

Nezu mengangguk. "Baiklah... Awasi dia dan beritahu aku jika ada berita baru mengenai mimpi muridmu ini." All Might mengiyakan.

"Oh satu lagi. Aku ingin kau menyelidiki dan mencari informasi apakah masih ada laboratorium illegal. Mungkin ada satu atau dua yang kau lewatkan."

"Baik, Nezu."

All Might bangkit berdiri dan membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan kepala sekolah.

.

.

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang