Bab 30

41 9 0
                                    

Setelah dua hari. Rasa lelah akibat festival olahraga telah hilang. Ditambah hari ini sedang hujan.

What a day.

Si kembar Midoriya kini berdiri terhimpit diantara banyak penumpang di trem. Izumi memastikan bagian belakangnya menempel pada jendela, menghindari hal-hal yang membuat moodnya bertambah buruk. Dia juga memegang omongannya untuk merawat patah tulang kakaknya.

Izuku berdiri sambil menggulirkan jempolnya diatas ponsel di tengah trem, tak jauh dari Izumi. Dia kaget, saat membaca artikel tentang 'Hero killer Stain' dan yang menjadi korbannya adalah Hero Ingenium, kakak Tenya Iida, teman sekelasnya.

"Hey... Bro..."

"Bro...!!!" Seseorang memanggil. Tapi entah kepada siapa ditujukannya.

"Bro... Kau Midoriya 1 dari departemen kepahlawanan, kan?" Kini Izuku menoleh ke sumber suara.

"Benar, kan... Aku tidak salah mengenali. Dan itu disana ada adiknya yang manis. Midoriya 2." Sahut temannya lagi dengan wajah memerah. Izumi yang menutup matanya, melirik siapa yang berani memanggil namanya di tengah kerumunan trem yang membuatnya pusing.

"E-e-eh..." Sahut Izuku gugup.

"Saat festival olahraga, kau sangat hebat, lhooo...!!! Dan kau nyaris menang."

"Oh... Midoriya, ya... Dia masuk ke delapan besar. Keren banget, kawan!!! Adikmu juga, simanis peringkat 3. Sepertinya aku menyukai adikmu."

"Hah??" Izuku terperangah.

"Rupanya kau pendek juga ya. Berbeda sekali saat di tv."

"Kau benar-benar mengingatkan ku akan hari-hari mudaku dulu."  Seorang pria paruh baya ikut dalam pembicaraan.

"Haha... Aku mengerti maksudmu. Kenekatan itu, kan" si teman pria itu menanggapi sambil tertawa.

Izumi tak ingin ikut dalam pembicaraan. Matanya memandangi hujan di luar kereta. Entah mengapa hatinya galau.

Ting

Pintu kereta terbuka, dan ini adalah pemberhentian terakhir menuju UA. Dia dan Izuku berjalan keluar stasiun dan berbagi payung. Mereka jalan dengan teratur tanpa ada pembicaraan sama sekali. Keduanya larut dalam hujan.

"Hey... Kenapa kalian berjalan sesantai itu...!!!" Kedua anak berambut hijau zambrut itu terhenyak.

Iida

"Kita sudah terlambat, pagi yang cerah, bukan, Midoriya...!!" Sapanya sarkas.

"Wah... Iida-kun. Kau memakai jas hujan dan boots. Tapi bukankah kita masih 5 menit lebih awal?" Kata Izuku mengingatkan.

"Murid sekolah UA selalu mengawali aktivitas mereka dengan 10 menit lebih awal." Sergah Iida penuh semangat.

Mereka bertiga sudah sampai didalam gedung. Iida mencopot jas hujan dan boots sedangkan Izuku melipat payungnya.

"Jika kau mencemaskan kakakku, itu tidak perlu. Maaf sudah mengkhawatirkan hal yang tidak penting." Kata Iida dengan wajah serius seperti biasanya, lalu dia segera pergi meninggalkan dua Midoriya yang sedang mengganti sepatu dalam.

"Bohong." Ucap Izumi pelan sambil merapikan rambutnya yang sedikit basah.

"Hah?"

"Dia bohong, bilang tak usah khawatir tapi darinya aku merasakan berbagai emosi. Sedih, menyesal, dan marah. Aku lebih mengkhawatirkannya." Terang Izumi, lalu menghela napas panjang.

"Hari ini suram sekali."

Sesampai dikelas, mereka disambut celoteh teman-temannya yang banyak dipuji-puji di jalan. Mereka menjadi terkenal mendadak setelah festival olahraga kemarin lusa.

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang