Bab 40

26 3 0
                                    

"Toshinori."

"Ah Chiyo... Ada apa? Kau perlu sesuatu?"

"Aku ingin menyampaikan sesuatu. Ada satu murid yang ingin aku uji juga. Selama aku berkarir menjadi Hero dan perawat di UA baru kali ini ada siswa yang bercita-cita mulia ingin menjadi Hero medis yang dapat bertarung di garis depan."

Chiyo menjeda dan pandangannya menerawang jauh. "Posisi ini sangat esensial bagi tim, dia menjadi otak dan bertanggung jawab penuh akan keselamatan tim juga keberhasilan misi. Selain itu, ada beberapa aspek yang harus di lakukan. Satu, dia harus mati terakhir. Dia, dia harus menghindari pertempuran utama apapun caranya."

"Kau... Jangan-jangan..."

"Ya... Untuk menguji muridku, kau harus menemukan Izumi Midoriya dan kalahkan pertama kali. Kehilangan posisi medis akan membuat cacat suatu tim. Ini menjadi pelajaran bagi kelas pahlawan tentang Hero medis seperti Izumi Midoriya."

"Dia satu-satunya Hero yang bisa bertarung sekaligus menyembuhkan. Tidak hanya dirinya, tapi juga orang lain. Kita punya anak emas dalam genggaman, Toshi."

Mengingat percakapannya dengan Chiyo sebelum pergi ke tempat ujian membuat All Might langsung mencari keberadaan Izumi.

Dia memandangi benang-benang tipis yang ia yakini milik adik pewaris One for All. All Might berdecak kagum, melihat betapa tipisnya benang ini. Dia tahu, saat tangannya menyentuh benang, maka keberadaannya langsung diketahui.

Memanfaatkan tubuh kurusnya, Toshinori berlari sambil menghindari benang Izumi dengan lincah. Dia mengamati, semakin rapat benang berarti semakin dekat dengan sumbernya.

"Serang dia sepenuh tenaga. Jangan ragu-ragu. Tubuhnya tidak akan hancur."

Seringainya terkembang penuh. Berubah ke bentuk ototnya, Toshinori menerjang kumpulan benang. Melihat kepompong merah di udara Toshinori menyiapkan tinjunya.

SMASHHHHHH....

Izumi membelalakkan matanya, dia menyiapkan perisainya. Sebelum itu, dia menyampaikan pesan ke kakak dan Bakugou lewat telepati. Sedetik kemudian, kesadarannya menipis.

Tubuhnya remuk, tulang punggungnya patah. Paru-parunya pecah. Cahaya hijau segera menyelimuti tubuhnya.

"Tidak usah mempedulikan jalan dan bangunan. Karena sekarang, statusku adalah musuh para pahlawan. Ayo, mari bertarung dengan serius." Kata All Might penuh penekanan.

Tubuh lemas penuh darah dan tak sadarkan diri Izumi di tangan All Might menambah kesan dramatis dan mencekam.

Kaki Izuku bergetar, dia merasa Dejavu saat merasakan hawa membunuh dari All Might saat menghadapi Stain beberapa waktu lalu.

Insting Izuku menyuruhnya mundur. Medis mereka tumbang pertama. Kelompok ini sudah hancur dan kalah.

"Kachaan..." Panggil Izuku mengisyaratkan Bakugou untuk mundur.

"Jangan perintah aku....!!!"

"Kita jangan menyerang langsung, Zumi tumbang dan dia butuh waktu untuk menyembuhkan diri. Kita lari..."

"Bodoh... Tanpa kau bilangpun aku--"

All Might meletakkan tubuh berdarah Izumi ke tanah begitu saja. All Might melesat kencang menyerang Bakugou.

Dengan sigap Bakugou menyiapkan ledakannya.

Flash Bomb

Ledakan cahaya sangat menyilaukan, tapi tak membuat All Might gentar atau memelankan serangannya. Kemudian, tangan besar All Might memegang wajah Bakugou.

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang