Bab 23

53 10 2
                                    

Izumi masih terbengong-bengong dibawah melihat sosok Endeavor yang tinggi menjulang diatasnya. Dia bak semut kecil mungil dibandingkan dengan Endeavor. Bahkan saat berdiri pun Izumi mendongak keatas untuk menatap Endeavor.

"Kau!! Midoriya? Midoriya 2??" Tanya Endeavor membahana.

Izumi mengangguk patah-patah dan menjawab, "Be-benar, E-E-Endeavor-san. Saya Izumi. Izumi Midoriya, adik kembar Izuku Midoriya."

Sungguh, Izumi bergetar berdekatan dengan Endeavor. Kepalanya pening, emosinya terlalu berlebihan.

"Aku melihatmu selama pertandingan berlangsung. Kau memiliki potensi besar untuk seorang Hero. Tak menyangka kau bisa sampai sejauh ini." Ujar Endeavor dengan wajah garangnya. Kalimatnya mengandung pujian tapi jika dikatakan dengan wajah seperti bapaknya Shoto ini lebih ke sindiran, deh.

"A-arigatou, suatu kehormatan mendapatkan pujian dari Anda langsung. Hehehe." Izumi tertawa dan mengusap tengkuknya kikuk. Tangan kirinya sudah meremat ujung kaos olahraganya.

"Aku hanya ingin mengatakan kalau Shoto-ku yang akan memenangkan festival ini. Dia adalah ciptaanku yang paling berharga dan akan merangkak ke puncak melampauiku." Senyum yang bertengger di wajah Izumi seketika luntur mendengar pengakuan Endeavor. Entah mengapa hatinya panas. Sepanas kobaran apinya.

"Mohon maaf Endeavor-san sepertinya saya salah mendengar. Ciptaan? Apa itu? Saya tak paham. Anda mengatakan jika Shoto adalah sebuah alat untuk mencapai ambisi anda, bukan?"

Endeavor sedikit terkejut, dia berharap Izumi kesal karena akan kalah, tapi responnya diluar dugaan Endeavor.

"Apa yang kau katakan, bocah? Kau tidak tahu Shoto!!! Kau hanya orang asing!!!"

"Saya memang bukan siapa-siapanya Shoto dan orang asing. Tapi anak kecil saja tahu, Shoto adalah putra anda. Tidak sewajarnya seorang ayah memperlakukan anaknya seperti itu."

Tinju Izumi mengepal dan bergetar, energi merah menguar dari sana.

"Shoto aku ciptakan untuk mendapatkan kekuatan yang sempurna, jika dia menggunakan keduanya, tidak ada Hero yang mampu menandinginya!!!" Ucap Endeavor menggebu, namun tetap menatap tajam Izumi.

Izumi tak gentar, dia menatap nyalang, "Lalu kenapa dia hanya menggunakan satu sisinya?"

Endeavor tertawa membahana, kepala Izumi semakin berdenyut. "Dia masih muda, memasuki fase berontak kepada orang tua, jika saja Shoto mendengarkan nasihatku, dia tidak akan kalah oleh siapapun." Endeavor berkacak pinggang dengan percaya diri. Hal itu membuat Izumi panas-dingin. Sudah lama ia tak merasakan kesal seperti ini. Bahkan, kakaknya tidak pernah membuatnya kesal seperti sekarang.

Orang tua. Tenangnya dalam hati.

"Dia akan menjadi apa yang ku harapkan." Lanjut Endeavor.

"Baiklah, jika itu memang keinginan anda, Endeavor-san." Izumi menghela napasnya. Otaknya mencoba tak peduli sama sekali. Tapi hatinya tidak bergitu.

Gemuruh didadanya bak gunung api siap meletus.

"Shoto bukan hasil ciptaan, Pak." Ujar Izumi datar mengagetkan Endeavor yang sibuk membayangkan Shoto menggunakan kedua quirk-nya.

"Apa katamu?!" Endeavor mulai naik pitam. Api dan emosinya mengguyur Izumi bak air bah.

"Shoto bukanlah hasil ciptaan yang bisa anda bentuk sesuka anda, Pak. Shoto adalah Shoto. Anda adalah anda. Dia punya hidup dan haknya sendiri. Dia berhak menentukan jalan hidupnya sendiri."

"Jangan asal bicara, kau!! Jangan bicara seolah-olah kau peduli."

"Saya memang peduli, Endeavor-san!!! Saya peduli dengan Shoto." Ucap Izumi keras seolah menantang Endeavor.

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang