Bab 4

91 13 0
                                    

'Deku... Apa-apaan? Dia... Dia punya...'

Seperti banteng mengamuk, si pengguna ledakan melompat ke arah Izuku. "Deku keparat kau! Kau sudah menipuku selama ini, HAH!?"

Sebelum terjadi sesuatu, si rambut durian terjebak dalam sepasang tali di wajahnya dan menariknya kebelakang. "What the hell!!!?" Mata Bakugou melebar terkejut selagi tangannya sibuk menyingkirkan helaiannya, tapi helaian itu tidak bergerak mencengkeram wajahnya. "Apa ini!?"

"Berhenti membuatku menggunakan quirk.." Aizawa-sensei berseru kesal sambil menarik Bakugou menjauh dari Izuku. Mata merahnya menatap penuh jengkel, "...mataku kering!"

Melepaskan siswanya yang sedang marah besar itu, Aizawa-sensei berjalan dan berdiri didepan Bakugou. "Now, aku tidak peduli kalian ada masalah apa, tapi di kelasku tidak ada kekerasan atau bawa tasmu dan pergi cari sekolah lain, mengerti?"

Bakugou menggertakkan giginya kasar tapi menahan lidahnya untuk tak menyuarakan apapun. Dia hanya bisa memelototi Izuku dengan penuh rasa benci.

Tapi, buka itu poinnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah semuanya selesai dan istirahat sejenak, mereka berkumpul di pintu masuk gym dimana semuanya dimulai. Aizawa-sensei menginput skor final di ponselnya dan menambahkan nilai rata-rata pada bagan terakhir. "Nah, semuanya,  sebagian besar saya rasa sudah tahu hasilnya. Tapi, jika kalian penasaran, berikut hasil finalnya."

Menunggu dengan cemas, beberapa siswa mondar-mandir berharap-harap cemas namanya bukan rangking paling bawah. Saat layar terpampang didepan mereka, ada beberapa rangking kejutan diantara mereka

Rangking

1. Momo Yaororuzu

2. Shoto Todoroki

3. Katsuki Bakugou

4. Tenya Iida

5. Fumikage Tokoyami

6. Mezo Shoji

7. Mashirao Ojiro

8. Eijiro Kirishima

9. Mina Ashido

10. Ochaco Uraraka

11. Koji Koda

12. Tsuyu Asui

13. Yuuga Aoyama

14. Hanta Sero

15. Denki Kaminari

16. Kyoka Jirou

17. Toru Hagakure

18. Rikido Sato

19. Minoru Mineta

20. Izuku Midoriya

Dunia seakan runtuh bagi Izuku, semuanya sia-sia. Apa yang ia perjuangkan, latihan, quirk warisannya sia-sia. Pandangan Izuku kabur dan beberapa tetes air mata lolos dari kelopak mata. Buru-buru dia menghapusnya. Dengan susah payah ia mengatur napas agar tidak menangis disini.

Aizawa-sensei mematikan proyektor dan memandang satu persatu muridnya. "Oh iya, tadi itu bohongan. Tidak ada yang dikeluarkan hari ini."

"NANI...!!!" Hampir seluruh murid berteriak syok, termasuk Izuku yang hampir pingsan kapan saja.

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang