Bab 18

53 7 0
                                    

"Aku tak mau masuk~~~"

"Ayo berangkat, kau ingin kena omel Aizawa-sensei?"

"Aku mau menghilang saja, Kak!!" Pungkas Izumi dengan derai air mata buayanya.

"Oke, aku tinggal."

"Kak!! Kak!! Onii-chan!! Sialan." Makinya.

"Apa itu, Izumi? Ibu tidak pernah mengajarimu berkata kasar ya!" Omel Inko sambil berkacak pinggang.

"Bu... Aku gak mau sekolah~~" rengeknya sambil memeluk tubuh tambun ibunya yang menurut Izumi seperti bantal dan enak dipeluk.

"Baik... Nanti ibu nikahkan ya." Jawab Inko polos sambil tersenyum, namun auranya hitam.

"Aku gak mau nikah, Bu... Izumi mau sama ibu selamanyaaaaa~~~ kalau ibu mau cucu, suruh anak laki ibu ini." Tunjuk Izumi ke arah Izuku sambil mengibaskan rambutnya.

Tunggu.

Tangannya mengibaskan udara.

Melihat raut wajah masam Izumi yang kini tak lagi bisa mengibaskan rambutnya, Izuku tertawa terbahak sambil memegangi perutnya.

"Buuuu~~~"

"Ha'i... Ha'i... Hentikan Izuku, kau membuat imoutou cantikmu ini mendung." Sungguh Inko sangat bahagia sekarang. Melihat kedua anaknya yang saling menyayangi satu sama lain.

"Enpitsu!! Wkwkwkwkkwwk!!" Dan Izuku segera berlari menuju pintu, "Bu aku berangkat."

"Kurang ajar!! Balik sini ga!!" Teriak Izumi sambil bergegas membawa tas dan tudungnya juga.

"Bu, Izumi pamit, mwaah!" Setelah mencium pipi Inko, Izumi segera mengejar Izuku yang sudah berlari menjauh.

Keduanya terengah saat tiba di depan gerbang UA. Izumi segera memakai tudungnya. Tudung yang sama ia beli di gereja kemarin dan mengikatnya sampai dagu. Yang terlihat kini hanya poninya saja yang menyembul diatas alisnya. Dia sudah terlihat seperti tokoh utama Masha and the Bear yang biasa ia tonton saat sarapan.

"Kak tunggu sini dulu, biar Aizawa-sensei masuk dulu." Bisik Izumi dibawah tangga yang menuju kelasnya.

"Dih... Kalau mau kena omel Aizawa-sensei jangan ajak aku." Kata Izuku sambil menyentil dahi Izumi gemas.

"Shhttt.... Jangan berisik." Mereka mengamati kelas dari arah tangga. Biasanya Aizawa-sensei selalu datang dari ruang guru yang letaknya berseberangan dengan tangga.

"Apa yang kalian lakukan disini? Bel sudah berbunyi dari tadi." Si kembar Midoriya membeku dan menengok kebelakang dengan gerakan patah -patah.

"Hiiiiiii.... Aizawa-sensei!!!" Pekik keduanya di lorong. Mereka kaget melihat Aizawa-sensei yang masih terbalut perban dari atas sampai bawah hingga wajahnya.

"Se-sensei apa butuh bantuan. Aku bisa mempercepat penyembuhannya. Aku sudah banyak belajar, kok." Tawar Izumi sambil nyengir kuda tanpa merasa bersalah, tangannya bahkan sudah terangkat dan menyala warna hijau.

"..."

Aizawa dengan santainya melewati keduanya. Izuku dan Izumi mengikutinya sambil saling sikut-sikutan. Saat Aizawa-sensei masuk, diikuti dengan Izumi. Tapi tidak dengan Izumi.

"Wah... Tumben terlambat" ucap Kirishima heran. Pasalnya Izuku merupakan salah satu murid teladan sejak hari pertama sekolah. Dan kedatangan Izumi membuat hidupnya jungkir balik.

"Midoriya, tindakanmu ini perlu disiplinkan."

"Bagaimana dengan Izumi? Apa dia masih pemulihan?"

"Apa jangan-jangan dia beneran pindah jurusan?"

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang