Bab 19

37 5 0
                                    

Untuk berpartisipasi mengikuti festival olahraga, semua orang melakukan usaha dan upayanya masing-masing. Selama dua minggu kedepan gym sekolah dibuka untuk memfasilitasi anak kelas 1 berlatih, termasuk si kembar Midoriya.

Kedua anak senada warna rambut ini mengganti hem atasan dengan kaos polos berwarna hijau agar tidak kotor dan berkeringat.

"Aduh... Aku tak menyangka emosi disini lebih pekat daripada di kelas." Ucap Izumi memijat pelipisnya.

Izuku menaikkan alisnya, "Bukankah kau sering berlatih membentengi kepalamu dengan Dokter Dan?"

"Iya sih, sudah tak terlalu ramai. Tapi tetap saja, jika orang dengan ledakan emosi luar biasa aku juga tetap bisa merasakannya. Bukan keinginanku juga, kak." Izuku mengangguk paham Dangan mengacap poni adiknya itu gemas.

Mereka menempati gym di pojokan dan berjongkok dengan buku catatan milik Izuku. Dibuku catatan itu terbuka halaman dimana quirk adiknya serta sketsa kostum Izumi. Izuku tampak menjelaskan dengan serius kemungkinan potensi quirk milik adiknya.

"Dengar, jika memang quirk-mu fleksibel dan dapat dikembangkan lagi seperti kata Dokter Dan. Mungkin kau bisa menggunakan quirk-mu untuk melayang. Telekinesis itu kekuatan yang mampu membuat objek melayang, menarik, atau mendorong secara mental. Nah... Jika kau mampu melayangkan objek berarti kau juga bisa melayangkan dirimu sendiri." Izumi mengangguk-angguk. Izuku menyipitkan mata saat sorot mata adiknya masih kosong. Setelah hidup bersama dengan adiknya ini, Izuku tahu jika adiknya ini lebih paham jika belajar dengan sendirinya. Tapi karena Izuku sayang, jadi yaaahhh... Mau menjelaskan semalaman pun ia jabani.

Izuku melanjutkan, "Kau juga bisa membuat perisai saat kau terluka di USJ. Dan kau bisa bergerak dengan cepat saat memindahkan Kachan. Jadi yang perlu dipelajari adalah:

1. Levitation

2. Shield

3. Booster

Ini saran dariku. Oh... Kau juga harus melatih mental mu juga. Semakin kau kuat secara mental semakin kuat juga keluaran energimu." Terang Izuku panjang lebar sambil mencoret-coret di halaman baru tentang adiknya itu.

"Kuat mental? Jadi aku harus mati? Wah... Bunuh diri seperti Kirishima disana sepertinya menarik." Ucap Izumi sambil menunjuk Kirishima yang menjatuhkan diri dari tebing buatan dan jatuh tanpa cela dengan quirk hardening-nya.

Izuku memukul gemas kepala adiknya itu dan menatap nya horor. "Bagaimana bisa kau berpikiran segelap itu, hey... Dasar enpitsu!"

"Hilih, kak."

"Meditasi... Meditasi... Mulai nanti malam kau meditasi sebelum tidur!" Perintah Izuku membuat Izumi mengerucutkan bibirnya.

"Sekarang, kau coba melayang. Angkat tubuhmu ke atas dengan quirk-mu."

"Tunggu, bagaimana denganmu kak. Kau tak mau melatih quirk-mu juga? Kau bisa menjadikanku samsak. Full power dan aku akan baik-baik saja." Ucap Izumi merentangkan kedua tangan sambil tersenyum lebar. Izuku menatap horor adiknya.

"Kau GILA!!!" Izuku melempar pensilnya karena sudah habis batas sabarnya, tapi Izumi berhasil menghindar dan menangkap pensil sebelum mengenai murid lain yang berlatih dengan quirknya. Pensil itu melayang dan kembali ke tangan Izuku.

"Nanti setelah ini temani aku lari di pantai ya. Nah... Sekarang konsentrasi dan angkat dirimu."

Izumi mengangguk dan memfokuskan energinya menyelubungi dirinya. Kedua tangan Izumi menengadah ke atas disamping tubuhnya. Gumpalan energi merah mulai terbentuk dan mengelilingi tubuh Izumi.

"Oke... Bagus... Lanjutkan."

Izumi mengerutkan dahinya, keringat mulai keluar dari pelipis dan dahinya. Kemudian, energi itu hilang dan naps Izumi mulai memberat.

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang