Bab 31

27 5 0
                                    

Izumi mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"Sudah bangun?"

"Uuugghh..."

Recovery girl menyodorkan segelas air putih dan Izumi menghabiskan tanpa banyak pertanyaan.

"Aku tersanjung kau memilih ku untuk PKL. Aku sempat menolaknya, tapi setelah Aizawa memberikan hasil OSCE mu. Aku tak menyia-nyiakan murid berbakat sepertimu. Kau tau kan, quirk dengan teknik penyembuhan itu sangat langka. Dan disinilah kau. UA diberkahi murid jenius sepertimu. Yah... Meskipun nilai akademik mu ada yang anjlok. Tapi, bukankah kita semua manusia?"

Izumi hanya mendengarkan celoteh Recovery girl, tapi sebuah senyuman terkembang di wajahnya.

"Jadi anda menerimaku, Chiyo-san?" Tanyanya sumringah.

Chiyo mengangguk. "Dengan catatan kau akan memperbaiki nilai eksak akademik mu. Universitas tak kenal ampun, meskipun kau jenius masalah kesehatan."

"Aku akan mengingat itu, Recovery girl."

"Nah... Karena kau akan magang bersamaku. Jadi, katakan kenapa kau bisa tak sadarkan diri di meja Aizawa?"

Izumi menghela napas. "Sejujurnya aku tidak tahu, Chiyo-san. Sudah sejak pagi, tidak... Setelah aku bangun tengah malam setelah festival olahraga. Hatiku seolah bimbang, galau tanpa sebab."

"Kau yakin bukan si Todoroki itu yang jadi alasannya?"

Izumi menggeleng. "Ajaibnya hubunganku dengan Shoto semakin dekat. Kita sering kebetulan bertemu saat diluar dan akhirnya makan bersama. Bukankah itu sebuah kencan yang terduga, ya?" Chito terkekeh mendengar penuturannya dari murid magangnya itu.

"Sepertinya hanya perasaanmu saja, Izu-chan. Mulai saat ini, jika ada yang mengganggu mu atau kau butuh konsul, datang kepadaku. Kau adalah muridku. Mungkin aku bisa mengangkat mu sebagai penggantiku disini."

Izumi senang mendengar itu. Menjadi tsuguko seperti kakaknya, merupakan suatu kebanggaan tersendiri.

Izumi segera memposisikan duduk berlutut diatas tempat tidur dan membungkuk hormat.

"Saya akan menyeduh teh dan hormat kepada anda karena telah memberikan kepercayaan ini, Chiyo-san." Kata Izumi bersungguh-sungguh.

Chiyo melambaikan tangannya ke depan dan terkikik. "Halah... Ini bukan era Taisho. Sekarang sudah modern. Kita bisa lewati proses itu."

Namun Izumi tetap bersikukuh. "Tapi sebagai warga negara yang baik. Sebuah budaya selalu melekat, Chiyo-san. Jika bukan kami, generasi muda, yang melestarikan. Siapa lagi?"

Dan keduanya terkekeh geli. Chiyo sungguh tak salah memilih murid, dia berharap besar kepada Izumi ini.

"Baiklah, kau boleh kembali ke kelas dan bersiaplah, magang denganku tidak akan mudah."

Izumi segera turun dari kasur dan memakai blazer seragamnya.

"Tunggu." Kata Chiyo membuat Izumi menghentikan sejenak memakai blazernya.

"Aku baru ingat. Aku kira teknik penyembuhan mu bisa menyembuhkan tanpa cela. Kenapa ada bekas luka sebesar itu." Chiyo baru ingat dan baru menanyakan bekas luka Izumi dari pertempuran nya dengan Shoto.

"Hmmm ... Mungkin karena aku beberapa kali kena seizure jadi penyembuhan nya tidak maksimal. Tapi itu hanya terjadi padaku saja, kok. Tenang... Aku menyembuhkan Izuku dengan baik." Terang Izumi membuat Chiyo mengangguk puas.

"Baiklah... Lagian tidak ada salahnya dengan bekas luka. Itu akan jadi memento."

"Itu yang aku maksud. Ittekimasu~~~"

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang