Panik
Ada yang mencoba tidak panik.
"Sensei, bagaimana dengan sensor alarm penyusup?" Tanya Momo. Izumi yang bersandar pada Izuku perlahan melepaskan diri dan bernapas panjang untuk tetap tenang.
"Tentu saja ada, tapi-"
"Apa mereka hanya menyerang USJ saja atau seluruh sekolah? Jika sensor alarm tidak berfungsi berarti salah satu quirk dari mereka yang dapat melakukannya." Todoroki menjeda, "selain itu, sepertinya serangan ini sudah terencana." Semuanya terdiam mencerna kata-kata Todoroki.
Izumi memandang orang yang duduk disebelahnya saat di bis dengan kagum. Dia mampu menganalisis situasi dan entah mengapa denyut kepalanya perlahan memudar seiring mendengar suaranya.
"Menyerang tempat yang terisolasi seperti ini, saat kelas sedang berlangsung, mereka pasti punya tujuan yang solid." Tambahnya lagi dan secara mengejutkan denyut di kepala Izumi karena hawa membunuh menghilang hanya karena mendengar suaranya.
'Wow.... Sakit kepalaku hilang. Dia pasti punya quirk mental atau semacamnya'
"Zumi-chan, kau bisa telepati kan? Coba kau menghubungi sesorang di sekolah." Ucap Uraraka.
Izumi memejamkan matanya, jari telunjuk dan tengah tangan kanan ia tempelkan di pelipis, mencoba konsentrasi. Dia memproyeksikan pikirannya, membayangkan warna quirk-nya dan ia regangkan sampai jauh. Namun, bak karet yang mencapai maksimal. Quirk-nya memantul dan kembali ke kepalanya dengan denyutan yang luar biasa.
Izumi membuka matanya dan sudah berkeringat membanjiri pelipisnya. "Aku tidak bisa, terlalu jauh!" Katanya sambil terengah.
"Kita tak punya waktu banyak, Izumi, Kaminari gunakan quirkmu hingga maksimal dan hubungi sekolah. Thirteen, lakukan evakuasi sesuai prosedur." Aizawa bersiap dengan syal khusus dan kacamatanya.
"Aizawa-sensei, apa anda akan bertarung sendirian?!" Tanya Izuku tiba-tiba.
"Bahkan, jika anda mampu menghapus quirk mereka. Villain ini terlalu banyak. Gaya bertarung 'Eraserhead' adalah menghapus quirk dan menangkapnya. Anda kalah jumlah, sensei." Pungkas Izuku yang disetujui semua murid.
"Dengarkan baik-baik anak-anak! Seorang Hero mempunyai trik sendiri untuk menghadapi beragam situasi."
Aizawa-sensei langsung meluncur kebawah dan berteriak, "Aku mengandalkan mu, Thirteen."
Aizawa menghapus quirk, lalu melilit kaki atau badan lawan dengan syalnya, kemudian ditarik satu sama lain. Gerakan itu sangat cepat. Aizawa-sensei sangat Unggul dalam pertarungan jarak dekat dengan adu jotos.
Di atas tangga USJ, semua murid Aizawa-sensei dibuat takjub akan aksi langsung dari wali kelasnya. Mereka yang hampir seluruhnya tidak pernah melihat pertarungan langsung dibuat terperangah.
"Ayo keluar dari disini." Perintah Thirteen.
Satu per satu murid 1-A mengikuti Thirteen menuju pintu keluar.
"Izumi, ayo!" Shoji mengeluarkan mulutnya dadi salah satu tangannya saat dirasa teman sekelas barunya itu masih melihat pertarungan wali kelasnya.
"Menakjubkan...! Aku lupa jika satu lawan banyak adalah ahlinya sensei ditambah bertarung tangan kosong." Guman Izuku terperangah.
"Hey Midoriya-Midoriya! Bukan saatnya menganalisis dan menonton!!" Teriak Sero.
"Kak... Ayo!" Izumi segera menarik tangan Izuku dan menyeretnya mengikuti yang lain.
"Tidak semudah itu!!! Salam!! Kami dari Aliansi Villain. Saya mohon maaf sebesar-besarnya karena dugaan-dugaan itu. Tapi, kami masuk ke sarang Hero adalah inisiatif sendiri." Sesuatu atau seseorang berkabut tiba-tiba datang didepan murid 1-A, menghalangi pintu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking Redemption
Fanfiction°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° Cover by: @zhaErza Saat Earth Wanda mengira dirinya sudah melakukan hal benar dengan menutup dan menghancurkan buku terkutuk Darkhold di seluruh semesta agar tidak ada Wanda-Wanda hitam yang lain, semesta sea...