"Izumi-chan... bergabung dengan grupku? Sudah ada Uraraka dan Hatsume dari departemen support. Butuh anggota lagi untuk posisi bertahan. Dan lihat alat yang dibikin Hatsume sangat keren." Kata Izuku berbinar dan memperlihatkan sebuah Jetpack dari Hatsume.
"..."
Yang ditanya malah bengong, tidak menggubris sama sekali perkataan Izuku. Ada apa dengannya?
"Hey... Izumi-chan... Kenapa kau ini? Belum makan, ya?" Izuku melambaikan tangan didepan wajah Izumi yang memandang kosong.
"..."
"Kau jangan bercanda, Enpitsu-sama. Bukan saatnya bercanda!! Heyy .. Izumi..." Izuku gemas karena ditatap kosong oleh adiknya dan mengguncang-ngguncang pundak Izumi maju-mundur dengan kencang.
Sebuah tangan menghentikan tangan Izuku dan mencengkeramnya agak keras.
"Dia sudah masuk dalam grupku. Cari saja sana orang lain, peringkat 1." Izuku menoleh dan melihat siswa yang menyatakan perang di kelasnya tempo hari dari departemen umum.
"Apa maksud mu? Dia tidak akan mau bergabung denganmu."
"Siapa bilang, lihat!! Hey Izumi mengangguk kalau kau sudah bergabung dengan grupku." Izumi mengangguk.
"Lihat kan! Jadi cari saja yang lain." Si siswa berambut ungu berantakan dan tampak mengantuk itu menggandeng pinggang Izumi dan membawanya ke grupnya, disana sudah ada Ojirou dan Aoyama dengan kondisi yang sama.
Beberapa meter tempat mereka berdiri, Todoroki yang tak sengaja melihat Izumi yang ditarik pasrah oleh siswa departemen umum itu mengepalkan kedua tangannya dan melihat bagaimana tangan kurus kering itu melingkarkan di pinggang Izumi membuat sisi kirinya mengepul berasap tanpa ia sadari.
"Bagaimana, Todoroki-kun dengan rencana kita ini?" Tanya Momo menyadarkan Todoroki yang sepertinya menahan amarah hingga tangan kirinya berasap.
"Iya, rencanya yang bagus." Balasnya singkat dan kembali memfokuskan ke grupnya, membuat Momo kembali tersenyum.
Shinso Hitoshi, siswa dari departemen umum kelas C itu sudah siap dengan grupnya. Sudah sempurna formasinya. Batinnya begitu yakin.
'Aku akan menjadi pengendara dan kalian para keroco yang akan menjadi kudaku. Si ekor dan laser pusar menjadi kakinya dan si pensil jadi perisaiku. Lihat, betapa sempurnanya formasi dan rencanaku.'
'Kau memanggilku apa tadi?'
Shinso sedikit terhuyung kedepan dan kepalanya berdenyut.
'Ba-bagainana bisa? Tidak ada yang pernah seperti ini sebelumnya!!! Tidak ada seorangpun mampu menolak brainwash-ku!!' Teriaknya dalam hati.
'Oh jadi itu quirk-mu?? Brainwash, eh? Quirk yang sangat berguna, tapi tidak denganku?'
'Bagaimana bisa?!!!'
'Kau salah sasaran, Tuan! Aku ini pengguna telekinesis dan empath. Otomatis kekuatanku dari mental. Dan kau mempengaruhi mental. Dengar, Mr. Kurang tidur!' Sosok Izumi memasuki kepala Shinso, membuat Shinso melotot horor dengan apa yang ia lihat.
'Jangan pernah main-main denganku!!' Izumi menonjok wajah Shinso dengan keras. Seketika kungkungan mental Shinso terpental dahsyat efeknya membuat Shinso sakit kepala dan hidungnya mengeluarkan darah.
Izumi berkedip-kedip merasakan kesadarannya kembali. Dia berbalik dan menemukan Shinso jongkok sambil memegang kepalanya dengan hidung mengeluarkan darah.
Izumi segera berjongkok dan membantunya berdiri, namun niat baiknya ditolak mentah-mentah.
"Jangan sentuh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking Redemption
Fiksi Penggemar°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° Cover by: @zhaErza Saat Earth Wanda mengira dirinya sudah melakukan hal benar dengan menutup dan menghancurkan buku terkutuk Darkhold di seluruh semesta agar tidak ada Wanda-Wanda hitam yang lain, semesta sea...