Bab 5

93 15 0
                                    

Gelap...

Kosong...

Izuku melayang-layang diantara ruang kosong tanpa gravitasi. Tubuhnya ringan seakan jika ada angin berhembus pasti terlempar dengan mudah.

Izuku!

'Halo... Dare?' Panggil Izuku.

Izuku!

Lengan dan kaki Izuku bergerak maju seperti berenang dalam air.

Izuku!

Menambah kecepatannya, napasnya mulai berat, keringat mengucur di pelipisnya. Tapi seolah usahanya untuk mendekat ke arah suara sia-sia. Dia masih terpaku ditempatnya berada.

'Halo... Siapa kau? Apa ini berkaitan dengan One for All?" Tanya Izuku meracau sembari menggerakkan kedua tangan dan kakinya.

'Daijoubu desuka?' panggilnya lagi. 'Dimana kau sekarang? Apa kau terluka?'

Tidak ada jawaban. Kosong, sunyi, dingin dan menyesakkan. Izuku semakin tidak tahu dia terlibat apa sekarang ini. Kehidupan SMA nya sudah tidak mudah ditambah lagi mimpi ini selalu menempel padanya seperti wabah.

Iya wabah. Menyerang langsung tanpa diketahui asal-usul maupun obatnya. Izuku benar-benar frustasi akan mimpinya satu ini.

Saat gelombang frustasinya meninggi, kehampaan disekitar Izuku mulai berganti, kemudian berputar membentuk distorsi lalu menarik tubuh Izuku paksa. Seperti wastafel penuh air lalu sumbatan tiba-tiba terlepas.

'Aaaaaaaaa.....!!!!'

Teriak Izuku mengikuti pusaran yang menyedotnya.

Bruk...

Tubuhnya mendarat pada permukaan kasar. Mengaduh pelan seraya mengelus bokongnya yang berdenyut. Izuku pelan-pelan berdiri.

Izuku!

Dengan gerakan cepat Izuku berbalik. Alangkah terkejut bukan main saat matanya menangkap sebuah tangki raksasa didepannya. Tangki itu berisi mungkin 1000 galon air. Izuku seperti didepan sebuah akuarium di Universal Studio Japan, bedanya jika akuarium disana berisi ikan berbagai macam, namun didepannya kini kosong tidak ada apa-apa.

Izuku!

Bisikan-bisikan ini membuat Izuku tambah frustasi, air mata siap lolos dari bola matanya. Izuku merasa jika orang yang membisikinya ini sedang menderita. Dia juga merasakan sebuah ikatan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Tak terasa dia sudah memegang dadanya sendiri.

Izuku!

Izuku yakin jika sumber suara ini ada dibalik tangki ini. Menajamkan penglihatan matanya, Izuku mencoba melihat kedalam tangki. Kakinya mencoba melangkah maju, namun setiap langkah mendekat tangki didepan seolah menjauhinya.

'Hraaaggghhh....'

Izuku mengacak rambutnya frustasi. Menyalahkan ketidakmampuan dirinya. Entah bagaimana disaat seperti ini dia ingat dengan...

Oh... Ibu... Okaa-san.

Airmata berhasil keluar dan meleleh melewati pipinya. Hatinya tercabik tiba-tiba sedih memikirkan ibunya. Hanya ibunya yang selalu ada saat Izuku tidak memiliki siapa-siapa tidak memiliki apa-apa. Hanya ibunya yang tidak menilai jika Izuku punya quirk atau tidak. Dan dia berharap jika sekarang, ibunya yang membantunya. Tapi Izuku tak sampai hati membuat ibunya khawatir.

Izuku! Lihat aku!

Izuku mendongak menatap tangki kosong beberapa meter didepannya. Sayup-sayup suara gelembung keluar disana. Dada Izuku bergemuruh hebat di tulang rusuknya.

Seeking Redemption Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang