Part 45 •||Fakta||•

107 16 3
                                    

Pintu ruang rawat pun dibuka oleh Chelsea, ia perlahan masuk kedalam ruang rawat ibunya. Hatinya merasa teriris melihat kondisi ibunya yang memprihatinkan. Dengan pakaian pasien berwarna biru. Dan perban yang melintang di sekitar dadanya.

Andai saja kemarin ia pulang, atau meminta seseorang menemani ibunya. Mungkin kondisi ibunya tidak akan seperti ini. Sementara Liam sendiri belum masuk, ia sibuk membujuk Leon agar tetap menunggu diluar ruangan.

Chelsea perlahan mendekat kearah ibunya. Ia pun duduk di kursi samping brankar tempat ibunya di rawat. Perlahan ia pun menggenggam tangan ibunya, ia mengecupnya. Air matanya pun menetes. "Ibu jangan tinggalkan aku" ucap Chelsea.

Seperti nya tidur ibunya terganggu karena kehadiran Chelsea. Ia pun langsung membuka matanya. "Jangan menangis" ucap nya dengan suara yang tersendat.

"Ibu!" seru Chelsea terlihat bahagia. "Maafkan Chelsea ya, seandainya Chelsea menemani ibu. Pasti ibu tidak akan seperti ini" ucap Chelsea.

Hingga momen keduanya pun harus terjeda karena teriakan dari Leon. "Bunda!" teriak nya sambil berlari menuju kearah Chelsea. Matanya yang berair menunjukkan dengan jelas bahwa Leon baru saja selesai menangis.

Chelsea pun dengan sigap langsung menggendong Leon. "Bunda Ayah jahat larang Leon ketemu Bunda"adunya kepada Chelsea. Namun Chelsea pun memaklumi, bagaimana pun Leon adalah anak kecil. Jika ia dipaksa mengerti keadaan orang dewasa bukankah aneh jadinya.

Hingga suara ibu Chelsea pun terdengar. Ia terlihat tersenyum dengan lebar seakan-akan beban berat yang selama ini ditanggungnya pun terangkat.

"Syukurlah Chelsea, ternyata kamu sudah menemukan anak dan suami kamu" ucap nya sambil tersenyum dengan kondisi yang lemah. Chelsea pun terlihat kebingungan, ia tidak mengerti dengan ucapan ibunya itu. "Apa maksud ibu, Chelsea tidak mengerti " ucap nya.

Ibu Chelsea pun langsung menjelaskan semuanya, ia seperti menerawang saat pertama kali ia menemukan Chelsea.

Flashback on.

Seorang wanita paruh baya pun melangkahkan kakinya menyusuri jalan setapak di pinggir hutan. Ia membawa keranjang yang berisi bunga bunga segar. Yang nantinya akan ia jual di tokonya.

Hujan yang melanda kemarin membuat jalan yang dilalui nya pun terlihat berlumpur. Melihat sandal nya yang kotor. Wanita paruh baya itu pun memutuskan untuk pergi ke sungai.

Ia turun dengan hati-hati di jalan yang licin. Dengan bantuan tangannya ia mulai membasuh kakinya. Awalnya semua tampak baik-baik saja. Hingga tatapan nya langsung tertuju kearah pinggir sungai dekat batu.

Ia melihat rambut wanita, ia pun dengan segera melangkahkan kakinya untuk menghampiri nya. Ia berpikir ada lagi orang yang tengah bunuh diri. Ternyata dugaannya benar, orang yang ditemuinya adalah seorang wanita cantik. Ia memeriksa denyut nadi wanita cantik ini, setelah nya wanita paruh baya itu merasa lega. Karena perempuan ini masih bernafas.

"Nak entah apa yang membuat kamu bunuh diri seperti ini, harusnya seberat apapun masalah hidup mu. Bunuh diri bukanlah sebuah penyelesaian nya" ucap nya membatin dalam hati.

Ia segera memanggil warga desa untuk membantunya membawa perempuan itu kerumah sakit terdekat. Perlahan warga berdatangan dan mulai membantu membawa gadis malang itu.

Setelah warga mengantar gadis itu kerumah sakit, para warga memutuskan untuk pulang. Hingga tersisa wanita paruh baya itu yang menunggu di depan ruang UGD.

Tangan sibuk meremas, ia sungguh khawatir. Ia berharap gadis muda itu baik-baik saja.

Hingga dokter pun keluar dari dalam ruang rawat. "Dimana suami pasien, beliau mengalami pendarahan pasca melahirkan. Dan sekarang dia membutuhkan donor darah" ucap dokter itu.

"Saya tidak tahu dok, saya menemukan nya" jawab wanita paruh baya itu. "Bagaimana ini, stok darah di rumah sakit kami sedang kosong" ucap dokter itu.

Wanita paruh baya itu pun terlihat bingung, ia juga tidak akan mungkin bisa mendonorkan darahnya karena kondisi kesehatan nya. "Dokter tolong bantu saya, kasihan sekali gadis itu" ucap nya dengan nada memohon.

Dokter itu pun tentu saja merasa iba. "Sebentar biar saya carikan dari rumah sakit lain" ucap dokter itu.

Berjam-jam wanita paruh baya itu menunggu kehadiran dokter, hingga tiba-tiba dokter pun datang menghampiri nya. "Saya sudah menemukan darah yang cocok untuk pasien. Dan akan segera kami lakukan tindakan transfusi darah" ucap dokter itu memberitahu.

Wanita itu pun langsung mengucapkan syukur, ia merasa lega karena nyawa wanita itu bisa terselamatkan. Setelah wanita itu sadar ternyata ia tidak mengingat dirinya siapa.

Karena wanita paruh baya itu tidak memiliki anak,.dan ia sangat ingin memiliki anak. Akhirnya ia mengaku jika ia ibu dari wanita itu, dan pada hari itu ia memanggil nya dengan nama Chelsea.

Flashback off.

Chelsea ataupun Agatha langsung menangis terisak mendengar cerita dari ibunya. Di satu sisi ia masih tidak percaya ia sudah memiliki anak dan suami. Tidak ada satupun di ingatan nya tentang mereka.

Sementara Liam sendiri hanya bisa terpaku mendengar ucapan dari ibu itu. Ia pun memikirkan sebuah hal, jadi mayat siapa yang dikuburkan di kediaman nya. Jadi selama ini istrinya itu masih hidup.

Di tengah semua kebingungan yang melandanya, di satu sisi ia merasa lega. Karena ternyata istrinya masih hidup.

"Nak" panggil ibu itu kepada Liam. Liam pun perlahan menghampiri ibu itu. Perlahan ibu itu menggenggam tangan nya. "Tolong jangan Chelsea, ia wanita yang baik. Jangan biarkan orang lain mengetahui jika Chelsea masih hidup. Kemarin ada yang mencarinya, ibu bilang ibu tidak tahu. Tapi mereka menyerang ibu " jelasnya.

"Temukan dalang nya terlebih dahulu, ini demi keselamatan Chelsea" lanjut nya lagi. Perlahan nafasnya mulai memberat. Ibu Chelsea pun terlihat kesusahan bernafas. Liam dengan sigap memanggil dokter.

Dokter pun menyuruh mereka semua keluar dari dalam ruangan. Meskipun ragu Liam pun langsung menuntun Chelsea keluar sembari menggendong Leon.

Leon yang melihat Bunda bersedih pun langsung memeluk nya. "Bunda jangan sedih, Leon yakin nenek pasti sembuh. Kemarin Leon juga sakit, tapi lihat sekarang Leon sembuh kan" ucap nya tersenyum tulus.

Chelsea pun langsung ikut tersenyum, dalam hatinya ia pun mendoakan hal yang sama seperti Leon. Ia merasa bersalah, kenapa kehadiran nya ini malah menjadi bencana untuk kehidupan orang lain.

Liam pun hanya bisa mengawasi interaksi keduanya. Ia sangat ingin sekali memeluk tubuh istrinya itu, namun ia takut jika Agatha merasa tidak nyaman. Hingga akhirnya Liam pun memberikan ruang untuk Agatha menenangkan dirinya sendiri.

🥀🥀🥀
Declairs
Selasa, 5 November 2024

Happy reading semuanya.
Jangan lupa like, komen dan ikuti akun WP aku. Biar aku semangat buat up ceritanya😆😆

Jangan lupa juga baca cerita aku yang lain, ada genre transmigrasi juga. Kebetulan ceritanya juga sudah selesai.

Stay tune semuanya 🤩🤩🤩.

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang