04. Amy dan dia

11.9K 420 0
                                        


Tak berselang lama setelah Amy pergi, Rafael datang sambil membawa sebotol minuman isotonic . "Am-eh Amy kemana?" Sapaan Rafael terhenti ketika tidak melihat Amy ditempatnya tadi

Rafael berjongkok dan melihat kebawah bangku taman, siapa tahu Amy jatuh terus keselip. Pikirnya

Tapi setelah dilihat, ternyata Amy tidak ada di bawah bangku itu. Rafael berdiri dengan cemas, kakinya mulai melangkah cepat mengelilingi sekitar untuk mencari keberadaan kucingnya itu

"Ck, Amy kemana sih,"

"Daddy kan udah bilang tunggu sebentar, gak sabaran banget si jadi majikan" Gerutu Rafael sambil terus berlari kecil

Dari mulai semak semak, balik pohon, dibelakang tiang lampu jalan, semua sudah Rafael cek, tapi masih tidak menemukan Amy.

Rafael makin panik, anak satu satunya itu tidak ada di sampingnya. "Amy nongol dong sayang, daddy janji deh gak akan nyuruh kamu lari pagi lagi,"

"Kalo kamu ga balik, daddy bakal cari anak baru lagi!" Seru Rafael yang membuatnya menjadi pusat perhatian, untungnya bagian taman itu adalah bagian yang tidak terlalu ramai, jadi Rafael tidak terlalu malu lah ya

Meow

'ITU SUARA AMY!' Batin Rafael berteriak senang sekaligus lega. Rafael sudah sangat hafal suara Amy, itu adalah suara panggilan dari Amy untuk Rafael.

Suara itu tepat dibelakangnya, Rafael masih pura pura tidak mendengar, dirinya masih ingin memberikan pelajaran kepada kucing nakal itu.

"Ekhem, kucing warna item kayanya lucu,"

"Biarin aja deh dia hilang, dikira daddy nya gabisa cari anak lagi kali ya,"

Meow

"Kayak bisa cari makan sendiri aja,"

Meow

"Kasian, enggak jadi ketemu mommy Nana" Rafael tertawa sambil melipat kedua tangannya di dada

Meow

"Pak"

'Eh, Amy bisa ngomong?!' Batin Rafael syok

Dengan rasa penasaran, Rafael berbalik kebelakang "Am-NANA?!!" Rafael terkejut, kenapa Amy tidak bilang kalau dirinya ada di belakang bersama dengan Nana

Memalukan, ini lebih memalukan daripada dirinya teriak tadi. Bagaimana bisa ia tidak menyadari jika ada seseorang di belakangnya, pasti Nana mendengar semua yang tadi ia katakan. Rafael sangat malu

'Amy, ini salah kamu! Kenapa gak bilang kalo lagi di gendong sama mommy kamu si! Mau taro dimana muka daddy' Batin Rafael Kesal dengan wajah yang masih berusaha stay cool

"Maaf Pak, tadi saya ketemu kucing bapak dipinggir jalan,"

"Saya tidak ada niatan buat ngambil kok, serius,"

"Dari tadi kucing ini ngikutin Bapak terus, tapi karna jalannya lambat jadi ketinggalan" ujar Nana sambil sedikit mengangkat Amy yang ada di gendongannya

Rafael tak terlalu mendengar itu, dirinya sibuk memandangi wajah gadis yang ada di depannya ini, wajah Nana sudah tidak pucat, berarti gadis itu sudah sembuh dari sakitnya. Rafael menghela nafas lega

"Maaf Amy, daddy gak tau kalau dari tadi kamu ngikutin daddy." Rafael merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan wajah Amy yang ada di pelukan Nana

"Gimana? Mommy cantik kan?" Bisik Rafael kepada Amy dengan cengiran lebar

"Ekhem"

Rafael segera memposisikan tubuhnya semula, "Kamu kok ada disini?" Tanya Rafael menatap Nana

"Saya tinggal di sekitar sini Pak"

Rafael mengangguk pelan, pandangannya beralih ke Amy yang sedang memejamkan matanya. Ia memikirkan sesuatu sambil tersenyum tertahan "Eumm, bisa tolong gendong Amy sampai mobil? Kalo nanti pindah gendongan ke aku, takutnya dia kebangun" Pinta Rafael pura pura tak enak

Cukup lama untuk mendengar balasan dari Nana, sepertinya gadis itu sedang mempertimbangkan permintaan dari Rafael.

Rafael melihat Nana menghela nafas, sambil mengernyitkan keningnya. 'Nana gak mau ya?' Rafael membatin sedih

Tapi setelah itu, kalimat yang keluar dari bibir Nana membuatnya tersenyum lebar

"Dimana mobilnya?"

RAFANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang