24. Confess

3.5K 137 0
                                    



"Bunda. Fael mau confess, boleh?" Rafael mendongak menatap Nana dari bawah

"Boleh dong" Nana mencolek hidung mancung Rafael. Lelaki itu sedang berbaring di pahanya

Rafael mengambil salah satu tangan Nana untuk di genggamnya. "Bunda pernah ngerasa neduh di indojuni ga? Beberapa tahun lalu" tanya Rafael menatap Nana lekat

Nana mengernyitkan keningnya, dia berusaha mengingat hal yang di tanyakan Rafael tadi. Tak lama dirinya mengangguk, "Iya, aku pernah neduh di indojuni waktu awal masuk SMA" seingat Nana, hanya waktu itu dia meneduh saat terjebak hujan

Mata Rafael berbinar, dia mengecup telapak tangan Nana berkali kali. "Bunda masih inget kalau waktu itu sempet eye contact sama seseorang disana?"

Nana mengangguk, tentu saja dia ingat. Satu satunya orang yang Nana temui saat itu selalu memandangnya dengan senyuman lebar. Dia sempat eye contact dengan orang itu beberapa detik. Tapi sangat di sayangkan, Nana tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas, karna matanya minus dan sedang tidak memakai kacamata.

Melihat anggukan Nana, Rafael menggerakkan kakinya semangat. "Bunda, itu Fael!" ujarnya semangat seraya tersenyum lebar

Nana membelalakkan matanya, "HAH?! Bohong ya?" tanya Nana tidak percaya

Rafael mencebikkan bibirnya kesal, dia bangun dari tidurnya. "Is bener, itu Fael. Waktu itu Fael lagi muter muter sama Sam"

Nana terdiam, dia mengingat omongan Samuel waktu itu. "Fael, kamu cowok yang pake hoodie waktu itu?" Nana mencoba memastikan

Rafael menganggukkan kepalanya semangat, "Iya, Bunda inget?" Rafael semangat menggenggam tangan kanan Nana

Nana tertawa sambil menutupi wajahnya dengan tangan kirinya. Jujur, dia tidak menyangka jika lelaki yang dia temui waktu itu sama, dengan lelaki yang ada di hadapannya ini

"Astaga Fael, itu beneran kamu?" tanya Nana dengan sisa tawanya

Rafael menyengir memperlihatkan kedua gigi gingsul nya. Dia Bergerak pelan memeluk Nana "Akhirnya, Fael ketemu lagi sama Ibu peri nya Fael"

"Waktu awal Fael nabrak Bunda, Fael emang ngerasa familiar sama wajah Bunda. Bunda makin cantik. Jadinya Fael gak ngenalin kalau itu Bunda"

Kekehan terdengar dari bibir tipis Nana, tangannya bergerak mengusap kepala Rafael "Seneng ketemu aku lagi?" tanya Nana yang dijawab anggukan cepat oleh lelaki itu

Mata Rafael memberat merasakan usapan nyaman Nana di kepalanya. Tapi masih ada hal yang harus dia katakan lagi. Lelaki itu melonggarkan pelukannya, dengan kedua tangan yang masih melingkar pinggang Nana.

"Bunda, Fael mau tanya lagi. Bunda pernah main anonymous chat di Telegram?" kali ini Rafael bertanya sambil meringis

Nana mengangguk lagi, "Kenapa?" Nana memang pernah memainkan aplikasi itu sekali, karna di rekomendasikan oleh Lea

Rafael menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia agak bingung bagaimana cara mengatakan ini. "Bunda...pernah chatting sama orang yang namanya Alfa?" Rafael menatap Nana tidak enak

Nana yang mendengar nama itu mengernyitkan alisnya tidak suka. "Pernah, kamu tau dari mana?" tanya Nana tidak santai

Rafael menggenggam erat kedua tangan Nana, kepalanya menunduk dalam. "Bunda...maaf. Itu Fael"

Mata Nana terbelalak, dia memandang Rafael tidak yakin. "Fael" panggilnya pelan

"Aaaaa Bundaa...Fael minta maaf" rengek Rafael

RAFANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang