12. Pergi

4.7K 195 0
                                    


Entah apa yang merasuki Lea hari ini, tiba tiba saja gadis itu mengajak Nana untuk lari pagi. Padahal dia itu termasuk golongan orang orang yang 'tuti' alias tukang tidur bila hari weekend

"Na. Capek nih, ayo balik!"

Sudah Nana duga, pasti tidak akan lebih dari 20 menit. "Mau beli bubur dulu gak? Kita sarapan disini aja" Tawar Nana sambil menunjuk tukang bubur yang ada di depannya

"Ayo, gue juga udah laper sih" Jawab Lea sambil meringis pelan

Sesampainya di kost, Lea dan Nana mulai membagi tugas. Lea bagian bersih bersih, dan Nana bagian memasak untuk makan siang nanti

Tepat pukul sembilan pagi, kedua gadis itu masuk kekamar masing masing untuk membersihkan tubuh. Dirasa sudah cukup, mereka keluar dan duduk di sofa ruang tamu

"Na, gue gabut banget, sumpah" Ujar Lea menatap kosong langit langit

"Sama, ak-"

Ting

Perkataan Nana terpotong saat mendengar suara notifikasi dari ponselnya, dengan segera gadis itu mengambil ponsel yang terletak di meja yang ada di depannya

0123*********
nana? halloo🙋🏻‍♂️

Nana mengernyit bingung, dirinya tidak kenal dengan nomor asing ini

"Siapa?" Lea mendekat kearah Nana

"Gatau, nomor gak dikenal" Nana memperlihatkan ponselnya kepada Lea

"Bales aja, siapa tau penting"

Nana mengetik balasan untuk orang itu, belum sempat dia meletakkan ponselnya, benda itu kembali berbunyi

"Gila, gercep amat tuh orang bales nya" Decak Lea tidak percaya

Nana melihat balon notifikasi yang mengambang itu, dia menaik turunkan kepalanya pelan "Rafael" ucap Nana memberi tahu Lea

"Om om itu? Ladenin aja, gue mau lanjut tidur kekamar dulu" titah Lea sambil melangkahkan kakinya cepat ke kamar

Setelah membalas pesan itu, ponselnya kembali berbunyi, kali ini sepertinya lebih dari satu pesan

Setelah membalas pesan itu, ponselnya kembali berbunyi, kali ini sepertinya lebih dari satu pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana tersenyum membaca pesan itu. Tidak bertemu langsung, tidak di ponsel, masih sama menggemaskan

Saat Nana ingin mengetik balasan, ponselnya keburu berdering menandakan panggilan masuk, dengan cepat ia menjawabnya

"Hallo?"

"Nanaaaa!!!!"

Nana terkekeh pelan mendengar pekikan Rafael

"Iya Fael, ada apa?"

"Eumm anu, Amy katanya kangen sama Nana"

"Mau ketemu, kata Amy"

"Yaudah, anter Amy kesini aja, biar dia sama aku"

"Tapi kata Amy, dia mau jalan jalan keluar" Nada bicara Rafael terdengar panik

"Iya, anter kesini aja Amy nya. Nanti aku ajak keluar sama Lea"

Rafael diseberang sana menghentakkan kakinya kesal, Nana ini kenapa tidak peka sekali sih

"Nanaaaa" Rengek Rafael

"Kenapa Nana gak pekaaa!"

"Fael itu kangen sama Nana!"

"Bukan Amy!"

"Fael mau ketemu sama Nana"

"Nana kenapa cuma mau keluar sama Amy ajaaa!!!"

Nana sedari tadi mencoba menahan tawanya, tetapi saat mendengar isakan dari sana, Nana langsung panik

"Eh, kok nangis?"

Nana terkejut, dia baru tahu jika Rafael gampang sekali menangis. Gak cocok sama badannya, pikir Nana

"Hiks...Nana gak mau ketemu sama Fael!"

"JAHATTTT!!!"

"Berhenti nangisnya ya, kamu kesini aja sama Amy, nanti kita jalan jalan"

"Gak mau! Hiks..gak mau bawa Amy"

"Fael mau berdua aja sama Nanaaa"

Nana menghela nafas pelan, "Yaudah, kamu kesini aja"

Tangisan yang Nana dengar tadi berubah menjadi tawa senang, 'cepet bener berhentinya' Batin Nana

"Oke, Fael kesitu sekarang"

"Tunggu Fael, yaaaaa"

Tut

Nana tertawa pelan setelah panggilan itu selesai, dia harus bersiap dan juga izin dulu kepada Lea sebelum Rafael datang nanti

"Dasar anak kecil" Gumam Nana gemas sambil melangkahkan kakinya menuju kamar

RAFANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang