Nana mengerjapkan matanya beberapa kali, netra nya langsung bertabrakan dengan netra coklat terang lelaki di pelukannya itu."Kamu udah bangun?" tanya Nana pelan dengan tangan yang meraba nakas di sebelahnya untuk mengambil ponsel
"Bunda...mau mamam" lirih Rafael sambil mendongak, menempatkan dagunya diatas dada Nana
"Mau mam? Lapar sayang?" Nana melihat jam yang tertera di layar ponselnya, disana menunjukan pukul 3 sore. Lumayan lama mereka tertidur
Rafael mengangguk, "Kenapa gak bangunin aku?" tanya Nana
Rafael menggeleng pelan, lelaki itu mendusel di ceruk leher Nana "Mau mamam.." rengeknya
"Lepas dulu dong, aku gak bisa bangun nih" ucap Nana sambil melonggarkan pelukannya
Rafael mendudukkan dirinya, membuat gadis itu ikut duduk dengan tangan kanan yang memijat tangan kirinya. Tangan Nana sedikit kebas karna terlalu lama menjadi bantalan untuk Rafael
"Maaf Bunda..." ujar Rafael pelan merasa bersalah, tangannya ikut memijat lembut tangan Nana
"Gak papa. Ayo turun, katanya mau mam" Nana mengalihkan perhatian lelaki itu, agar Rafael tidak merasa bersalah lagi
"Maafin Fael"
"Gak papa sayang, ayo turun ah" Nana berdiri menarik pelan sebelah tangan lelaki itu membuat Rafael dengan cepat berdiri dan melangkah bersama menuju dapur
Sesampainya di dapur, Nana mengangkat mangkuk berisi lauk yang ada di atas meja makan, "Aku angetin sebentar ya lauknya"
Nana sebenarnya tidak masalah memakan makanan yang sudah dingin, tapi tidak dengan Rafael. Lelaki itu tidak pernah terlihat memakan makanan yang sudah dingin, makanan yang masuk ke mulutnya selalu makanan yang hangat
Rafael menggeleng, dia menarik lembut tangan Nana mengajak gadis itu duduk di sampingnya. "Gak usah, Bunda. Fael suka makanan yang udah dingin"
"Fael-"
"Bunda..."
Nana mengalah, dia tidak ingin memperdebatkan hal tidak penting, apalagi di depan makanan. "Mau aku ambilin?"
Rafael mengangguk cepat, dia menyengir memperlihatkan kedua gigi gingsul nya. "Tolong ya, Bunda~" jawab Rafael bernada
Gadis itu tertawa sambil mengusap surai hitam Rafael, "Mau pakai apa lauknya?"
"Fael mau perkedel, sama ayam kecap aja"
Nana mengangguk dan mengambilkan lauk yang Rafael inginkan, meletakkan nya di atas piring yang sudah terisi nasi hangat
"Habisin ya" ujar Nana seraya memberikan piring itu ke Rafael tetapi tidak langsung di terima oleh lelaki itu
Nana mengerutkan keningnya, "Nasinya kurang?" tanya Nana
Rafael menggeleng pelan, "Mau suap.." cicitnya dengan kepala yang sudah mendongak menatap Nana memohon
Gadis itu tersenyum kecil, tangannya bergerak menambahkan porsi nasi dan lauk untuk satu orang lagi. Setelah itu Nana mengambil tempat duduk disamping Rafael, dan mulai menyuapkan makanan ke mulut lelaki itu
Rafael mengangguk anggukkan kepalanya pelan, menikmati rasa masakan kekasihnya. "Masakan Bunda emang terbaik" pujinya riang seraya mengangkat kedua ibu jarinya
"Emang iya?"
Rafael mengangguk cepat, "Terbaik dari yang terbaik"
Nana tersenyum sambil mengusap sudut bibir Rafael, "Telen dulu baru ngomong" titah Nana
![](https://img.wattpad.com/cover/374883820-288-k439637.jpg)