Setelah acara nangis Rafael selesai, mereka berdua pergi menuju ruang teater, menonton film yang akhir akhir ini sedang booming
Sebenarnya hanya Nana yang sedari tadi fokus melihat filmnya, sedangkan Rafael tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Nana. Dia masih setia memeluk Nana dan menatap gadis itu dari bawah
"Nana cantik" lirih Rafael
Usapan tangan Nana di rambut Rafael terhenti, "Hm? Kamu ngomong apa tadi?" Nana hanya mendengar sedikit lirihan Rafael, itupun tidak jelas karna teredam suara dari film
Rafael menyembunyikan wajahnya di dada Nana, ia menggelengkan kepalanya pelan untuk menjawab pertanyaan tadi
Film telah habis, Rafael ternyata tertidur di pelukan Nana. Gadis itu memandang Rafael dalam diam "Enak banget gak harus pake pensil alis lagi" ucap Nana terkekeh kecil sambil mengusap alis tebal Rafael
Nana jadi iri dengan Rafael. Lelaki itu tidak perlu memakai lip product apapun karna bibirnya sudah pink alami. Jika ingin berpergian tidak perlu repot memakai pensil alis, karna alisnya sudah tebal dan terukir rapih
Bulu mata yang lentik itu benar benar membuat Nana iri, Hidungnya juga seperti perosotan anak TK, dan jangan lupa dengan garis rahang yang tajam, menambah ketampanan lebih dari seorang Rafael
Nana mempunyai alasan kuat untuk memanggil Rafael dengan sebutan 'anak kecil'. Lihat saja cara tidurnya, bibir tipisnya sedikit terbuka dan sesekali bergerak seperti mengemut sesuatu
Tingkah manjanya, rengekannya, tangisannya, itu semua sangat menggemaskan dimata Nana. Dan mulai sekarang, dirinya akan benar benar memanggil Rafael dengan sebutan 'anak kecil'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rafael yang merasa tidurnya terganggu langsung mengerjapkan matanya beberapa kali. Setelah matanya terbuka, yang pertama kali dia lihat adalah seorang gadis yang tengah tersenyum geli menatapnya
"Nanaaaa, Fael masih ngantuuuk" rengek Rafael dengan bibir yang sudah melengkung kebawah
"Makan dulu ya, habis itu baru tidur lagi" bujuk Nana sambil mengusap pipi Rafael
"Habis makan, Fael mau peluk lama lama!" ucap Rafael tak terbantah
Nana menguarkan tawanya, gadis itu terlihat menganggukkan kepalanya sambil mengacak rambut Rafael
Setelah memesan makanan, Nana dan Rafael menuju ruang tamu depan untuk menunggu makanan datang. Rafael menyenderkan kepalanya di bahu Nana sambil menggenggam sebelah tangan gadis itu
"Nana, Fael mau tanya boleh?" Ujar Rafael pelan
"Boleh, mau tanya apa?"
Rafael membenarkan posisi duduknya, kali ini dia menghadap Nana sepenuhnya. "Waktu Nana kena tabrak sama Fael, kenapa Nana ada di daerah situ? Bukannya itu lumayan jauh dari kost Nana?" Rafael bertanya sambil memperlihatkan wajah sendu nya. Sudah dia bilang bukan, setiap bercerita tentang tabrakan itu, dirinya akan merasa sedih
Nana tersenyum melihat raut wajah lelaki itu, jarinya mengetuk pelan pipi Rafael "Senyum dulu, nanti aku ceritain"
Rafael menggeleng lesuh, "Fael gak mau senyum dulu, soalnya ini cerita tentang Fael yang nabrak Nana" Rafael memainkan jari Nana yang ada di depannya