31. Camer?

2.8K 113 1
                                    

Tepat pukul 9 pagi, Lea dan Samuel datang memasuki ruang rawat Nana. Lea yang melihat Nana sedang menatapnya, dengan segera berjalan cepat menghampiri gadis itu dan langsung memeluknya. Membuat Rafael yang sedang duduk disampingnya tersisihkan dan memilih bergabung di sofa dengan Samuel

"Maafin gue, Na" bisik Lea dengan suara yang terdengar bergetar

Nana mengusap punggung Lea, "Gak papa, Le. Ini bukan salah kamu" jawab Nana ikut berbisik pelan sambil melonggarkan pelukan mereka, dia mengusap sudut mata Lea yang sudah basah

"Udah enakan?" tanya Lea dengan tangan yang mulai sibuk membenarkan ikatan rambut Nana

Nana mengangguk pelan, membuat Lea menghembuskan nafas lega. Selesai mengikat rambut Nana, Lea membuka sling bag nya mencari sesuatu

"Nih, tadi ibu lo nelpon gak ke angkat" ujarnya sambil memberikan ponsel Nana

Saat tangan Nana mengambil ponselnya, benda itu langsung berdering. Panggilan masuk dari '엄마' itu yang tertulis di layar. Nana dengan cepat menjawabnya

"Ha--"

"Hallo? Lo kaga ngapa ngapa kan disono?" serobot seseorang memotong ucapan Nana

"Enggak Bu, aku gak papa"

"Jangan bohong, perasaan gue dari semalem kaga enak ini!" Ah Ibunya ini memang Ibu-Ibu gaul

"Demam dikit, kemaren kehujanan"

Terdengar decakan keras dari sana, "TERUS! UJAN UJANAN AJA TERUS!!" Nana menjauhkan ponselnya saat suara ibunya sangat mengguncang gendang telinganya

"Lospek, lospek! Gue mao ngomong ama si Lea" titahnya

"Hallo, Bu" sapa Lea saat panggilan sudah di loud speaker

"Hallo Le, iya, tuh bocah kalo maen ujan ujanan lagi lo jitak aja Le! Batu bener"

"Si Rona gak maen ujan ujanan, Bu. Dia keujanan gara gara Lea" ungkap Lea sambil melirik kearah Rafael dan Samuel

"Lo ngajak dia ujan ujanan?!"

"Enggak, Bu. Aku keujanan gara gara gak ada angkot, jadi baliknya jalan" celetuk Nana sambil menarik ponselnya agar mendekat

Lea memandang Nana dengan tatapan tak terbaca, anak itu memang sering sekali melimpahkan kesalahan orang lain pada dirinya sendiri. Lea menarik kembali ponsel Nana, "Rona keujanan, gara gara Lea suruh dia pulang duluan, Bu"

Nana memandang Lea dengan tatapan tidak suka, tangannya terangkat hendak mengambil ponselnya. Lea yang tau itu langsung mengangkat ponsel Nana tinggi tinggi, membuat gadis itu berdecak sebal

"Emang ngapa gak balik bareng? Biasanya kan bareng ya?" tanya Ibu, dari nada suaranya beliau seperti kebingungan

"Prank ulang tahun, Bu" cicit Lea pelan

Hening sebentar, membuat Lea mengigit bibir bawahnya resah.

"LAH IYA! SI RONA ULANG TAHUN YA?! Nambah tua aja anak gue" pekikan itu membuat lea menghela nafas lega

"Tapi tuh bocah kaga ngapa ngapa kan, Le? Demamnya udah turun?" lanjutnya

"Semalem sempet pingsan, tapi langsung kita bawa ke rumah sakit"

"Kita? Bukannya di kosan cuma ada lo doang ama si Rona?" selidik Ibu

Lea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia melirik Nana yang sedang asik memakan buah yang sudah dipotong

RAFANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang