Selama berjalan, Nana benar benar tidak buka suara, gadis itu sibuk dengan si Amy yang ada di pelukannya. Rafael yang sudah tidak tahan dengan keheningan ini, memilih untuk mengawali pembicaraan.
"Nana kesini naik apa?" Tanya Rafael sambil menatap gadis disampingnya ini
"Nana?"
Rafael mengangguk sambil menunjukan cengirannya "Iya, Nana. Itu nama panggilan dari aku"
"Tahu nama saya dari mana?" Nana mengadakan kepalanya untuk melihat Rafael
"Aku nanya sama pelayan, yang waktu itu sama kamu" Menolehkan pandangannya kearah lain, telinga Rafael memerah, ia malu karna ketahuan sedang menatap gadis itu
Nana yang melihat itu tersenyum kecil sambil mengangguk pelan, dirinya bingung ingin memanggil lelaki disebelahnya ini dengan sebutan apa. Ia saja tidak tahu namanya
"Saya jalan kaki, Pak" Nana akhirnya memilih panggilan itu untuk Rafael
"Ck, aku gak setua itu buat dipanggil Pak," Ujar Rafael sambil cemberut
"Nama aku Rafael, panggil pake nama saja"
"Gak sopan" Jawab Nana
"Ih sopan, kan aku yang suruh"
"Oke"
Rafael yang mendengar jawaban singkat itu semakin cemberut, dirinya ini masih ingin berbicara dengan Nana. Tapi sepertinya gadis itu tidak tertarik untuk berbincang dengannya. Untung saja mobil Rafael sudah terlihat, jadi dirinya tidak terlalu merasa canggung lagi
Sesampainya didepan mobil, Nana langsung menyerahkan Amy kepada Rafael, tetapi lelaki itu malah menyembunyikan kedua tangannya di belakang tubuh. "Nana baliknya naik apa?"
"Jalan kaki, kost aku deket dari sini"
"Nana balik sama aku aja, kayanya Amy masih nyaman dipeluk Nana" Ujar Rafael sambil berdecih di dalam hati
'Cih, kucing caper! Betah banget di peluk Nana lama lama' Batin Rafael kesal sambil melihat Amy dengan tatapan penuh permusuhan
"Gak perlu, nanti ngerepotin"
Rafael menggelengkan kepalanya dua kali "Eem, Nana gak ngerepotin, jadi balik sama aku aja ya?"
Nana yang sudah merasakan pegal di kakinya pun memilih menerima ajakan Rafael, dirinya ingin cepat cepat sampai kost nya untuk rebahan
°°°°
"Terimakasih ya, Fael"
Mengingat itu membuat Rafael tidak bisa berhenti senyum sejak tadi, Mendengar Nana memanggil namanya sambil tersenyum teduh membuat wajah Rafael tanpa sadar memerah malu
"AAAAAAAA!!!"
"Gimana ini?"
"Gimana,"
"Aduh Amy, daddy malu lah!"
Rafael berguling kesana kesini diatas kasur, sambil menendang nendang angin. "Nana cantik sekali" Ucap Rafael sambil memandang langit langit kamarnya sambil terus menyunggingkan senyumnya lebarnya
Lelaki itu menggigit bibir bawahnya untuk menahan teriakannya, Melampiaskan rasa senangnya dengan memeluk Amy erat erat
"Amy, mommy kam-"
Drtt
Ucapan Rafael terhenti saat mendengar ponselnya bergetar, tanda panggilan masuk. Disana tertera nama 'Samsat' yang menelepon nya.
"Apasi! Weekend gini kok telpon telpon!" Sewot Rafael saat sudah menjawab panggilan itu
"Heh bagong!! Lo kira, gue mau nelpon lo kalo gak terlalu penting! Ini penting nih," Cetus Sam sinis
"Ada apa?"
"Gue udah dapet informasi soal Rona Rona itu!"
"Kirim sekarang, Sam!"
Tut
