"Hm?" Rafael menundukkan kepalanya untuk melihat wajah Nana
"Amy gapapa ditinggal sendiri di mobil?" Tanya Nana saat kaki mereka melangkah memasuki pasar
"Gapapa, Amy udah biasa tidur di mobil" Rafael mengedarkan pandangannya menatap sekeliling pasar dengan tatapan berbinar
Jujur saja, baru kali ini Rafael memasuki pasar tradisional seperti ini. "Ini lebih seru dari pada di mall" cicit Rafael antusias
Nana yang mendengar itu sontak tersenyum, ah kenapa rasanya senang sekali saat mendengar suara lelaki ini
"Nana mau beli apa dulu?"
"Beli sayur,"
"Sini" lanjut Nana sambil menarik tangan Rafael yang sedari tadi masih saling menggenggam
"Nana ini sayur apa?"
"Ih liat, timun nya lucu kecil kecil!"
"Nana habis ini beli apa lagi?"
"Nana suka jagung?"
"Nana, Fael mau ikut pilih pilih!"
Dan masih banyak lagi ocehan Rafael yang tidak berhenti sedari tadi. Kalau seperti ini, Nana berasa seperti sedang mengasuh anak kecil
Tidak terasa 30 menit berlalu. Pelipis Rafael sudah dihiasi oleh buliran buliran keringat, Nana yang melihat itu merasa tidak tega, lelaki itu memang sepertinya tidak terbiasa dengan hawa panas di pasar ini
"Kita beli wortel dulu, habis itu langsung pulang" Ujar Nana
Rafael mengerutkan keningnya "Nana cuma belanja ini aja?"
"Iya, ayo buruan, nanti keburu magrib"
Rafael melihat Nana memilih wortel dengan diam, kantong belanjaan di pegang erat oleh tangan kanan Rafael, sedangkan tangan kirinya yang bebas memilih menyentuh beberapa sayur yang ada di depannya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Suaminya yang neng?" Tanya bapak penjual sayur
"Iya, Pak" Rafael dengan cepat menjawab saat melihat Nana hendak membuka mulutnya
Nana memicingkan matanya kearah Rafael, dan tersenyum tipis untuk menjawab pertanyaan Bapak penjual sayur itu
Setelah Nana membayar belanjaannya, dia dengan segera menarik tangan Rafael. Lelaki itu sepertinya sedang tersenyum dibalik maskernya, lihat saja matanya yang menyipit sadari tadi
Saat tiba di parkiran, Rafael dengan segera berlari kecil untuk menghampiri mobilnya. Saat Nana sudah masuk kedalam mobil, barulah Rafael membuka maskernya
"Seru kepasar?" Tanya Nana menatap Rafael
Rafael mengangguk cepat, senyumnya yang tadi masih belum luntur "Seru, apalagi kepasar nya bareng Nana" Cengir Rafael sambil menggaruk pelipis nya yang berkeringat
Nana mengambil selembar tisu yang ada didalam tasnya, lalu memberikannya kepada Rafael "Lap dulu keringatnya"
Rafael yang mendengar itu sontak memajukan wajahnya mendekat kearah Nana "Lapin" rengek Rafael pelan
Sudah cukup, Nana sudah tidak bisa menahan senyumnya lagi. Lelaki dihadapannya ini memang benar benar memaksa Nana untuk menculiknya
"Kayak anak kecil" ejek Nana sambil mengelap keringat Rafael
"Gapapa, Fael mau jadi anak kecilnya Nana aja" ujar Rafael dengan memperlihatkan gigi gingsul
Nana yang mendengar mencubit pelan hidung mancung Rafael "cepet jalanin mobilnya"