"Aku udah disini, Lea"
JDER
suara pelan Nana terdengar seperti bom atom di telinga mereka. Tubuh keduanya membatu, Samuel menolehkan kepalanya kaku kearah Nana
Sekarang, ketiga manusia itu duduk berhadapan di sofa ruang tamu. Dengan Samuel yang duduk berdampingan dengan Lea, dan Nana yang duduk sendiri di sofa depan mereka
Sudah 15 menit Nana menunggu mereka berbicara, tapi keduanya tidak membuka suara sama sekali
Nana berdecak sebal, memandang kedua sejoli itu dengan tatapan kesal "Kalian pacaran?"
"Enggak!"
"Iya!"
Nana mengangkat sebelah alisnya, Lea yang melihat itu sontak menelan ludahnya. Menepuk pelan paha Samuel yang ada di sampingnya. Dia menyatukan kedua tangannya gelisah "Eum g-gini...Na"
"Tadi, Samuel...anu.."
"Itu..ck" Lea berdecak kesal ketika tidak ada alasan yang terpikir di otaknya. Dia ini pengarang handal, tapi kenapa disaat seperti ini kemampuannya tidak bisa di gunakan
"Jadi?" Nana masih berusaha membuat Lea jujur. Walaupun sudah mendengar dari Rafael, rasanya seperti ada yang kurang jika tidak mendengar langsung dari orang yang bersangkutan
Lea menatap Samuel sinis, seolah berbicara ini salah lelaki itu yang memeluknya sembarangan sampai jadi seperti ini.
Samuel yang ditatap segera mengalihkan pandangannya dari gadis disampingnya ini. "Ekhem, jadi gini Rona.."
"Saya sama Lea pac-"
"Enggak!" serobot Lea memotong ucapan Samuel
"Nih laki tiba tiba masuk terus gak sengaja peluk gue" damn, Lea meringis merutuki mulutnya yang asal berbicara. Tapi sungguh, hanya itu yang terlintas di pikirannya
Samuel menganga tidak percaya. Apa tadi katanya, tiba tiba masuk? Samuel berdecak sebal, padahal dirinya masuk karna dibukakan pintu oleh gadis itu. Dirinya merasa di fitnah
Nana mengangguk anggukkan kepalanya seolah percaya. "Kamu masih pacaran kan sama si Lio?"
Lea mengangguk cepat, "Iya lah, gue gini gini juga setia"
"Rara..." cicit Samuel menatap Lea dengan tatapan memelas
Nana pura pura tidak mendengar itu, dia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya "Jam 5, jadwal kamu telpon Lio kan, Le?"
Lea ini berbeda, dia punya jadwal sendiri untuk menghubungi kekasihnya. Dia bilang gak bisa sembarangan telpon, karna kekasihnya itu orang sibuk. Nana menjadi alarm berjalan untuk gadis itu, dirinya diminta tolong oleh Lea untuk mengingatkan jika sudah masuk jadwal menelepon. Sekarang, Nana tengah mengerjakan tugasnya
Lea gelagapan, matanya bergerak gelisah. Tangannya dengan ragu mengambil ponsel yang ada di saku celananya, "Ah hp gue mati, iya, mati haha" Lea tertawa garing
"Padahal tadi habis foto foto, cepet banget habis batrenya" gumam Samuel ditengah keheningan
Lea melotot kearah Samuel. Bodoh...
Anak bodoh..
Dikasih isyarat, tidak mau mengerti..
Bodoh..
Baiklah. Sudah kepalang basah, tidak ada jalan lain selain mengaku. Lea menarik nafas dalam dan meletakkan ponselnya dimeja dengan kasar. "Iya, gue pacaran sama Samuel" ujarnya pelan sambil memejamkan matanya
Nana menutup mulut dengan telapak tangannya, bertingkah seolah terkejut mendengar berita itu. "Kamu punya dua cowo?"
Lea melotot...lagi
Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat, "Enggak jir, si Lio sama Samuel ini satu orang. Pacar gue satu, cuma satu"
Nana mengernyit bingung, pandangannya beralih kearah lelaki disamping Lea yang sedang menahan senyumnya itu
Melihat kebingungan Nana, Lea dengan cepat menjelaskan. "Samuel itu Lio, Na. Samuel Eliot Karrano, gue manggil dia pake nama tengahnya"
"Dia Samuel, cowo yang gue pacarin dua tahun lalu itu dia. Cowo yang selama ini Ldr sama gue itu dia. Gue gak ngasih tau lo bukan berarti gue gak mau cerita, gue cuma nunggu waktu yang pas aja, Na" jelasnya seraya menggenggam tangan Samuel
Nana diam memproses informasi itu, selama ini Lea memang tidak pernah menunjukan wajah kekasihnya, Nana juga tidak pernah kepo untuk mencari tahu tentang kekasih sahabatnya. Selama Lea senang, Nana tidak mempermasalahkan hal lain
"Selama ini kalian pura pura gak kenal di depan aku?" tanya Nana heran
Kedua orang itu mengangguk, "Susah juga sebenernya pura pura jadi orang gak kenal, gue gak bisa deket deket sama Rara" Samuel berucap santai
"Rara?" tanya Nana lagi
"Nama belakang gue" jawab Lea
Grizelea Rachita, ah Samuel memanggil gadis itu dengan nama belakangnya. Nana mengangguk paham
"Jadi...kita bisa double date kan Na?"
Samuel menepuk pelan tangan Lea, "Mereka belum pacaran" bisiknya tepat di telinga Lea
Lea mengerjap, "Lo belum jadian ama si Rapael?"
"Rafael" Samuel meluruskan
"Iya itu. Beneran belum jadian, Na?" Nana menggeleng. Benarkan? Mereka memang belum jadian, walaupun Rafael bilang dia milik lelaki itu tetap masih kurang afdol kalau belum ada pernyataan
Lea menatap nanar Nana, "Kasian di gantungin"
sialan.