Didalam kamar kost, dua orang gadis sedang menonton drakor dengan serius. Sesekali mereka tertawa, menangis, dan teriak karna terlalu menghayati ceritanyaNana sedari tadi penasaran, ingin memastikan sesuatu kepada gadis disebelahnya ini. Ia menghela nafas pelan sebelum bertanya "Le, kamu ngerasa ngasih tahu nama aku ke orang gak?" tanya Nana memancing pembicaraan
Mendengar suara disampingnya, gadis itu menjeda tontonan nya dan menoleh kearah Nana "Hah? Kaga ah, gue kaga ngera-" ucapan gadis itu terpotong ketika dirinya mengingat sesuatu
"Ah! Gue ngasih tau nama lo ke om om yang di resto waktu itu," Lanjut gadis itu santai setalah mengingat itu
Dia Lea, gadis yang bersahabat dengan Nana dari mereka masih SMP. Lea dan Nana memutuskan merantau setelah mereka lulus SMA. Hitung hitung belajar mandiri, katanya.
Lea adalah gadis yang sama dengan yang waktu itu di restoran, ia dan Nana memang satu tempat kerja. Itu keberuntungan
"Kenapa emang? Ada yang ganggu lo?" Gadis itu mulai memutar badannya menghadap kearah Nana sepenuhnya
"Gak ada"
Lea yang merasa tidak percaya, memajukan tubuhnya kearah Nana "Jujur ke gue! Om om itu gangguin lo?!" Tanya gadis itu sambil mengguncang pelan kedua bahu Nana
Nana berdecak sambil menurunkan tangan Lea "Malem malem gak boleh teriak! Nanti tetangga pada ke ganggu,"
"Gak ada yang gangguin aku kok, tenang aja" Lanjut Nana mencoba menenangkan sahabatnya ini
"Btw, om om yang kamu maksud itu, siapa?" Tanya Nana pura pura tidak tahu
"Gue gak tahu siapa, tapi kayanya dia orang adaan, Na" Jawab Lea
"Beberapa hari kemarin, dia terus nanyain lo ke gue. Itu bukan sugar daddy lo kan?" Matanya memicing curiga kearah Nana
Melihat diamnya Nana membuat Lea menutup mulut dengan kedua tangannya dramatis, dia dengan cepat mengguncang bahu Nana lagi sambil melotot "Na, dengerin gue. Kita emang melarat, tapi jangan sampe lo cari gadun bu-"
Nana yang mendengar itu dengan cepat memotong ucapan Lea dengan meraup wajah gadis itu, "Ck! Gak usah ngadi ngadi!"
"Lah terus?"
"Dia gak mungkin rentenir kan?" Lanjut Lea sambil berbisik
'Gak mungkin ah, ganteng gitu masa rentenir' Batin Lea tak percaya
Nana menghela nafas panjang, sahabatnya ini memang nyerong sedikit otaknya, jadi ia harus banyak banyak bersabar menghadapinya.
"Dia yang nabrak aku waktu itu," jelas Nana mulai menceritakan tentang pertemuannya dengan Rafael kepada Lea
"JADI DIA YANG BIKIN LO PINCANG PINCANG WAKTU ITU?!!!" Pekik Lea tanpa sadar
"WOII!! GAUSAH TERIAK TERIAK, GANGGU ORANG TIDUR AJA!!"
Nana dan Lea meringis mendengar suara teriakan dari tetangganya itu. Melarang orang teriak, tapi dia sendiri juga teriak teriak. Kenapa juga Nana harus dikelilingi orang orang seperti mereka
"Ck, udah dibilang jangan teriak" ujar Nana kesal sambil menatap tajam kearah Lea
"Hehe, maaf Na. Refleks refleks" Lea menyengir sambil mengangkat dua jarinya
"Jadi, beneran dia yang waktu itu bikin lo pincang?"
Nana mengangguk dua kali "Eem, tapi salah aku juga si, nyebrang gak liat liat"
"Ck, mana bisa gitu! Dia kan waktu itu bawa mobil, lo jalan kaki kan? Walaupun lo yang gak liat liat, tetep aja dia yang salah, soalnya dia bawa kendaraan,"
"Nih misalnya gini. Kalo lo jalan kaki, terus dia naik motor, kalian tabrakan itu berarti dia yang salah, soalnya dia naik motor. Kalo lo naik motor, terus dia naik mobil, habis itu kalian tabrakan itu salah dia, soalnya dia naik mobil. Kalo lo naik mobil biasa, terus dia naik truk, walaupun lo yang nabrak duluan, tetep dia yang salah, soalnya dia yang bawa mobil lebih gede!" Jelas Lea panjang lebar sambil mengangkat kedua tangannya untuk memperagakan
"Hah?"
"Apaan si?" Nana mengernyitkan keningnya dalam, sambil menatap Lea aneh
Lea yang mendengar itu dibuat menganga lebar tidak percaya, dirinya sudah menjelaskan panjang lebar tetapi Nana masih tidak mengerti
"Gue ngomong panjang lebar gini lo masih gak ngerti?!!" Ujar Lea kesal
"Tap-"
"Dahlah, intinya dia yang salah!" Ujar Lea langsung merebahkan tubuhnya membelakangi Nana
"Is Lea, bangun dulu dong! Masih ada yang pengen aku omongin tau!" Nana mecoba menarik narik lengan Lea untuk bangun kembali
"Ck, apa apa?!"
"Gak jadi deh" Ucap Nana dengan entengnya
"BAJINgaaaaannnnnn!!!!" Teriakan Lea teredam oleh bantal yang ditidurinya
Setelah mengatur nafas, Lea kembali manatap Nana "Gue serius, kalo ada yang gangguin lo, bilang aja ke gue, biar gue tendang sarang walet nya" Ujar Lea sambil memperlihatkan tendangan kakinya keatas
Nana tertawa mendengar itu, Lea ini memang terbaik.
