02. Strategi

10.2K 273 0
                                    

Setelah mengetahui bahwa Nana bekerja di restoran itu, setiap hari Rafael tidak pernah absen makan siang disana. Bahkan  sekretaris nya pun bingung, tidak biasanya atasan nya itu pergi mencari makan siang di luaran. Bukankah ada dirinya yang biasa di titah untuk membelikan makanan.

Sudah beberapa hari Rafael pergi ke restoran ini, dan sudah menjadi kebiasaannya setiap hendak duduk yaitu mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat itu. Seperti mencari seseorang, pikir sekretaris nya

Tak lama setelah itu, seorang pelayan datang menghampiri mereka sambil membawa buku menu. "Ingin memesan apa, Pak?" Tawarnya sambil tersenyum

"Rona hari ini tidak ada lagi?" Rafael mengernyitkan dahinya bingung

Bukan tanpa alasan Rafael bertanya seperti itu, sudah beberapa hari dirinya tidak melihat gadis berambut panjang yang akhir akhir ini mencuri perhatiannya. Dan kebetulan juga, pelayan yang melayani mereka adalah orang yang sama dengannya dan Rona waktu itu.

"Maaf Bos. Jika boleh tau, Rona itu sejenis makanan apa? Jika disini tidak ada, saya bisa mencarikannya ketempat lain" Tawar sekretaris Rafael

"Ck, Rona itu bukan makanan, Sam!" Iya, Samuel. Sekretaris Rafael bernama Samuel, yang biasa dipanggil Sam olehnya

"Jadi, Rona ga masuk hari ini?" Sambung Rafael bertanya kepada pelayan itu

Pelayan itu menggelengkan kepalanya pelan sambil memasang senyum tipisnya "Tidak Pak. Rona beberapa hari belakangan izin tidak masuk bekerja" Jawab pelayan perempuan itu

"Kenapa?"

Gadis yang ditanya oleh Rafael itu terlihat mengernyitkan dahinya. 'Nih orang siapanya si Rona dah? Kepo amat' Batinnya.

"Rona bilang, dia sedikit gak enak badan, Pak"

Rafael yang mendengar itu merasakan sedikit kekhawatiran di hatinya. Apa efek kesenggol mobil waktu itu ya? Pikir Rafael.

Setelah Rafael menyebutkan pesanan mereka, Ia kembali terdiam sambil mengetuk-ngetuk lututnya dengan jari. Pikirannya berkecamuk, kalau benar Rona kena efek samping dari senggolan itu, dirinya benar benar akan lebih merasa bersalah

"Raf-"

"Apa! Rona bukan makanan, dia ga dijual ditempat lain!" Sewot Rafael

"Yailah, dengerin gue dulu napa,"

"Orang gue cuma mau tanya. Ada urusan apa nyari si Rona Rona itu?" Tanya Sam santai

"Gue-gue, Bos lo ni! Karyawan tidak sopan!" Sarkas Rafael menatap tajam kearah Sam

"Diluar jam kerja bro. Jadi, siapa Rona? Parah banget kaga pernah cerita cerita lagi ke gue" ucap Samuel dramatis

"Cih, kepo."

"Sialan" dengan kesal Samuel melempar tisu yang sudah di bulatkan kearah Rafael

Jangan heran dengan sikap santai mereka, keduanya adalah sahabat dari kecil yang kebetulan merangkap sebagai atasan-bawahan. Samuel sebenarnya di perintahkan oleh orang tuanya untuk menjadi penerus di perusahaan keluarganya sendiri. Tapi dirinya malah memilih untuk menjadi sekretaris Rafael, entah apa yang ada dipikiran nya itu.

Setelah melihat tingkah Rafael, sekarang Sam paham alasan atasannya itu rela pergi keluar untuk mencari makan siang di restoran ini. Rafael ingin curi curi pandang ke arah gadis yang mungkin menarik perhatiannya itu, tapi sayangnya orang yang di carinya tidak ada di sana

Itu berarti, strategi Rafael gagal.

RAFANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang