PROLOG

2.2K 97 1
                                    

Di sebuah kota kecil di Indonesia, sekelompok teman kecil memulai petualangan mereka. Arzian Kenzie Natlan Ryuji dan sahabat-sahabatnya Gitanio Alaska Natio, Revaldo Mahesa Anggara, Febriollan Alvaro, Daniel Cornelius Putra, dan Floranza Syafiq Aditama sudah berteman sejak kecil bahkan mereka sering bermain sepeda bareng-bareng keliling kota, mereka juga memodifikasi modifikasi dengan penuh kreativitas. Mereka sering menghabiskan waktu sore mereka balapan di jalanan dan bermain di lapangan kosong.

Saat mereka memasuki usia SMP, semangat mereka untuk berpetualang tidak pernah padam. Mereka memutuskan untuk membentuk geng motor mereka sendiri, yang mereka beri nama "Dark Wolf." Geng ini menjadi lebih dari sekadar kelompok; itu adalah simbol persahabatan mereka dan semangat mereka untuk menaklukkan segala tantangan.

Suatu hari, sebuah kejadian mengejutkan terjadi. Arzian, yang dikenal dengan ketegasan dan kemampuannya dalam bertindak, melihat kakaknya, Argita Alexa Natlan Ryuji biasa dipanggil Kak Gita, dalam situasi berbahaya. Saat Kakaknya sedang dalam perjalanan menuju sekolah, ketua geng Reaper dan beberapa anggotanya mulai mengganggu dan melecehkannya. Mereka mengejek, menghina, dan bahkan mencoba merebut barang-barang milik kakaknya di tengah jalan.

Arzian, yang kebetulan lewat, melihat kejadian tersebut dan tidak bisa menahan amarahnya. Pertarungan sengit pun terjadi. Dalam kemarahan yang membara, Arzian hampir menghabisi ketua geng Reaper. Untungnya ada bundanya yang kebetulan lewat setelah selesai mengantar Christy adik Arzian ke sekolah. melihatnya dan langsung menghentikan putra kesayangannya yang sedang dalam mode mengamuk. Teman-temannya yang menyaksikan takjub karena mereka sudah mencoba menghentikannya tapi gagal "Untung ada Tante Shani" gumam salah satu anggota Dark Wolf. Insiden ini meninggalkan bekas yang mendalam dalam diri Arzian dan geng Dark Wolf. 

Kepala sekolah dan orang tua Arzian segera terlibat. Setelah pertemuan yang tegang, keputusan sulit diambil. Akhirnya Bunda  dan Ayahnya memutuskan untuk mengirim Arzian  ke Jepang untuk mengendalikan emosinya dan belajar cara mengontrol kemarahannya. Keputusan ini sebenarnya cukup berat apalagi buat Bundanya tapi mau bagaimana lagi, ini semua demi kebaikan putra kesayangannya, perasaan sedih dan penuh sesal bagi Arzian yang harus meninggalkan teman-teman dan keluarganya. Meskipun begitu Arzian tidak mau menolak apalagi kalau ini perintah dari kedua orang tuanya, Arzian tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya.

-----

~ Di Bandara

Hari keberangkatan tiba dengan suasana yang penuh haru. Di bandara, hanya Ayah Gracio, Bunda Shani, dan Kak gita yang menemani Arzian. Christy, adiknya yang sangat manja, tidak diberi tahu tentang kepergiannya. Hal ini karena mereka merasa bahwa Christy tidak akan mengizinkan abang kesayangannya pergi dan bisa membuat suasana semakin sulit.

Arzian berdiri di depan gerbang keberangkatan, hati dan pikirannya dipenuhi campuran rasa rindu dan kekhawatiran. Ayahnya tampak tegas namun lembut saat merangkulnya. "Zian, selalu ikuti arahan opa dan oma. Ayah bangga sama Kamu Zian sudah bisa melindungi Kakakmu. Ayah mengirimmu ke sana agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, jadi jangan benci ayah ya Nak." Zian hanya membalas dengan anggukan. Ayah Zian bernama Gracio Harlan Ryuji merupakan pria berdarah Jepang dari Papanya dan Indonesia dari Mamanya. merupakan bos perusahaan besar di Indonesia dengan koneksi dunia bawah yang tidak main-main. Dia mantan pemimpin Klan Ryuji yang kemudian memutuskan pensiun setelah bertemu bidadari yang  mengubah hidupnnya yah siapa lagi kalau bukan Shani Indira Putri Natio Ryuji.

Bunda Shani, dengan air mata di sudut matanya, menyentuh bahu Arzian dengan lembut kemudian mengecup kening putra kesayangannya. "Hati-hati di sana, sayang. Ini semua demi kebaikanmu sayang. Kami akan selalu menunggumu pulang. Jangan lupakan kami di sini." Zian mengusap lembut air mata Bunda kesayangannya dan memeluk Bundanya dengan erat.

Kak gita, yang biasanya tegas, tampak sangat emosional. Ia merangkul Arzian erat, berusaha menahan air matanya. "Adek, jangan sedih ya. Jangan biarkan kejadian itu membuatmu merasa bersalah. Kakak bangga punya adek seperti kamu Zian. Makasih Zian sudah nolong Kakak, ngehibur Kakak kalau lagi sedih."

"Aku janji, Kak. Aku akan berusaha keras di sana. demi kebaikan zian. Selama aku disana Kakak jaga diri baik-baik ya Kak, sama titip Toya ya Kak dia pasti kecewa banget Kak karena Zian pergi tanpa tanpa pamit hikss hikss." tangis zian pecah mengingat adek kesayangannya tidak ikut mengantar keberangkatannya. Kedua orang tua zian  memandang dengan haru mendengar ucapan putranya. 

Saat pengumuman keberangkatan terdengar, Arzian menatap wajah keluarganya satu kali terakhir sebelum melangkah ke arah terminal. Beberapa teman lamanya sekaligus pendiri Dark Wolf : Gitan , Aldo , Ollan, Daniel, dan Floran akhirnya tiba di bandara. Mereka berdiri di kejauhan, tatapan mereka penuh dengan kekaguman dan kebanggaan. Gitan, sebagai wakil Dark Wolf dan sepupu Arzian, memberikan senyum tulus yang menunjukkan dukungan dan rasa bangga. Aldo, Ollan, Daniel, dan Floran juga ikut menatap Arzian dengan penuh emosi. Arzian membalas senyuman mereka dengan tatapan penuh rasa terima kasih. Ia mengangkat tangannya dalam isyarat perpisahan terakhir, meskipun hanya bisa mengandalkan senyum untuk menyampaikan perasaannya.

Dengan langkah cepat dan penuh tekad, Arzian melangkah menuju terminal keberangkatan. Setiap langkahnya terasa semakin berat, namun tekad di dalam hatinya tetap kuat. Arzian tahu bahwa kepergiannya ke Jepang adalah langkah pertama menuju masa depan yang penuh tantangan. Dengan setiap langkah yang diambil Arzian, semakin jelas bahwa kepergiannya bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional dan psikologis yang mendalam. Arzian meninggalkan semuanya dengan penuh tekad dan sedikit rasa takut. Arzian, dengan pikiran yang penuh dengan masa lalu dan masa depan, melangkah lebih jauh ke dalam terminal, meninggalkan semua di belakangnya dengan rasa penasaran dan kekhawatiran yang mendalam. Dengan langkah terakhir yang mantap menuju pintu keberangkatan, Arzian merasakan beratnya perpisahan sekaligus harapan baru yang membara di hati. Saat pintu pesawat menutup di belakangnya, satu hal yang pasti cerita ini baru saja dimulai.

pov author : hehe jangan dibully ya guys baru pertama buat cerita, maaf kalau kurang menarik :)

JANGAN LUPA VOTE GUYS!!!!

Dark WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang