Chapter 29

1K 111 34
                                    

Di halaman sekolah, suasana menjadi sunyi sejenak setelah suara motor yang cukup keras berhenti. Semua mata tertuju pada seseorang yang sedang melepas helm hitamnya dengan tenang, berdiri di samping motornya. Arzian Kenzie N Ryuji bukan lagi sosok culun yang dikenal murid-murid di sekolah, tetapi kini tampil dengan seragam sekolah yang rapi dan jaket hitam yang membuatnya terlihat tegas, cool, dan berbeda dari biasanya.

Teman-teman inti dari Dark Wolf Aldo, Gitan, Ollan, Floran, dan Daniel yang baru saja menerima pesan dari Zian, keluar dari kelas mereka dengan ekspresi bingung dan terkejut. Mereka tidak menyangka Zian benar-benar akan mengubah dirinya hari ini, menunjukkan sisi yang selama ini dia sembunyikan. Mereka saling bertukar pandang, kebingungan bercampur rasa penasaran.

"Gue nggak nyangka dia bener-bener bakal ngelakuin ini," kata Ollan sambil memperbaiki posisi tas di bahunya.
"Apa dia serius mau ninggalin image cupu itu?" tanya Floran, menatap Zian yang kini berdiri dengan penuh percaya diri.
"Apa yang ngebuat dia kaya gini?" Ucap Gitan.

Sementara itu, dari kejauhan, beberapa murid yang penasaran juga mulai berkumpul. Arshel, Indah, Freya, Katrin, dan Chika adalah di antara mereka yang keluar untuk melihat siapa yang datang dengan motor bising itu. Mereka berdiri tidak jauh dari Zian, memandang penuh rasa penasaran.

Arshel menepuk pundak Freya dengan senyum di wajahnya. "Kemarin lo nanya kan siapa sebenernya Zian?" katanya, dengan nada penuh misteri. "Sebentar lagi lo bakal tahu, Fre."

Freya mengangguk pelan, matanya terpaku pada pemuda yang turun dari motor, yang kini tampak berbeda dari biasanya. "Jadi ini dia... Zian yang sebenarnya?"

Katrin dan Chika saling bertukar pandang, kebingungan merayapi wajah mereka. Katrin, yang biasa melihat Zian sebagai sosok culun, terkejut melihat perubahan yang drastis pada teman sekelasnya itu. "Zian? Ini serius anak cupu itu?" Katrin berbisik pada Chika yang juga masih terdiam.

Chika menatap Zian lekat-lekat, mencoba memproses apa yang terjadi. Baginya, anak yang selalu membuatnya jengkel itu hari ini tampak benar-benar berbeda tampil dengan karisma yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Banyak pertanyaan yang tiba-tiba melintas di benaknya, tapi dia tidak bisa berkata apa-apa.

Di tengah keheningan dan tatapan banyak orang, Zian berjalan maju dengan langkah tenang menuju gerbang sekolah. Kali ini, bukan dengan kepala tertunduk atau canggung seperti biasanya. Dengan langkah mantap, dia menyisir rambutnya ke belakang, tampak tenang namun penuh aura kepercayaan diri yang kuat.

Tiba-tiba, suara bising dari luar kelas menarik perhatian mereka. Suara motor yang sangat familiar namun jarang terdengar di sekolah itu. Alex mengernyit, sedikit terganggu oleh suara tersebut.

"Eh, motor siapa tuh? Berisik banget," Felix berkomentar sambil melihat ke arah jendela.

Alex melirik sejenak, lalu kembali bercanda dengan temannya. "Ah, paling cuma anak baru yang sok keren."

Namun, seketika murid-murid di kelas mulai bergumam dan berbisik-bisik. Suara motor yang keras itu mengundang perhatian banyak siswa, membuat suasana kelas berubah dari riuh canda tawa menjadi penuh rasa penasaran. Beberapa murid segera keluar untuk melihat siapa yang datang.

"Eh, pada keluar semua. Kenapa tuh?" tanya Hendra heran, mulai berdiri untuk melihat ke luar.

Felix melirik Alex, yang masih tidak peduli. "Eh, Lex, coba kita liat juga deh. Siapa tau ada yang menarik."
"Udah biarin aja, males gua"
Alex, Felix dan Hendra tetap di kelas, karena Alex males keluar kelas, Hendra dan Felix ikut dengan Alex.

Di halaman SMA Natlan 47, Zian turun dari motornya dengan langkah tegas. Tatapannya lurus ke depan, fokus mencari kelas Alex. Aura dingin dan marah menyelimuti dirinya, membuat para siswa yang kebetulan berada di luar kelas langsung memberi jalan. Tidak ada yang berani menatap Zian lebih lama dari beberapa detik, seolah mereka bisa merasakan badai yang siap meledak.

Dark WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang