Jam menunjukkan pukul 06.30 WIB, Suasana di rumah Gitan dan Muthe sedikit berbeda. Mereka berdua tengah bersiap-siap untuk hari pertama di sekolah baru. Muthe terlihat agak gugup, sementara Gitan berusaha tenang meskipun sebenarnya ia juga merasakan sedikit ketegangan.
"Siap, Muthe?" tanya Gitan sambil merapikan seragam adiknya.
Muthe mengangguk pelan. "Siap, Kak. Tapi agak deg-degan juga sih."
Gitan tersenyum, menepuk bahu adiknya dengan lembut. "Nggak usah khawatir, nanti di sana kan ada Dedek. Kamu nggak akan sendirian."
Setelah memastikan semuanya sudah beres, mereka keluar rumah dan menuju sekolah. Sekolah mereka memang tak terlalu jauh, jadi mereka memutuskan untuk jalan kaki bersama.
Begitu sampai di depan gerbang SMP Natlan 47, Gitan melihat Christy sudah berdiri menunggu. Christy langsung melambaikan tangan begitu melihat Muthe datang
"Mumuchang! Sini, aku udah nungguin," seru Christy dengan senyum lebar.
Muthe balas tersenyum, sedikit lega melihat sahabat barunya. "Hai, Christy! Udah lama nunggu?"
"Nggak kok, baru aja. Yuk, kita masuk," jawab Christy sambil menggandeng tangan Muthe.
Gitan mengangguk kepada Christy dan memberikan pesan terakhir kepada Muthe. "Hati-hati di dalam, ya. Kalau ada apa-apa, langsung kabarin Kak Gitan."
Muthe mengangguk semangat. "Iya, Kak! Thanks ya."
Setelah memastikan Muthe sudah bersama Christy, Gitan melanjutkan langkahnya menuju SMA Natlan 47 yang tak jauh dari situ. Saat berjalan, ia mencoba menenangkan dirinya. Sudah lama ia tidak bertemu dengan teman-teman lama di sekolah ini, dan ia tidak yakin bagaimana reaksi mereka ketika melihatnya tiba-tiba kembali.
fyi : SMP Natlan dan SMA Natlan 47 masih satu lokasi, hanya bersebelahan.
Pas nyampe depan gerbang sekolah, matanya langsung menangkap dua sosok yang bikin senyum geli muncul di wajahnya. Aldo dan Ollan duduk di dekat kantin, dengan gaya khas mereka setelah masuk SMA : rapi, kacamata tebal, dan buku tebal di tangan. Dari kejauhan aja, mereka kelihatan kayak dua kutu buku yang lagi nunggu bel masuk.
"Ini dua bocah kocak culun beut," gumam Gitan sambil menyeringai.
Tanpa buang waktu, Gitan langsung mendekati mereka dari belakang, berusaha menahan tawa yang hampir meledak.
"Eh, gue nggak diajak nongkrong nih?" sapa Gitan dengan nada santai.
Aldo dan Ollan langsung menoleh dengan ekspresi kaget. "Gitan?! Sejak kapan lo di sini?!" seru mereka hampir bersamaan.
Gitan nyengir lebar. "Baru kemarin sore, bro! Kaget, kan?"
Aldo masih ternganga, tapi senyumnya mulai muncul. "Gila, Tan! Lo balik tanpa kabar, buset dah, tiba-tiba nongol aja."
Ollan, yang juga masih shock, akhirnya ikut ketawa. "Wah, harus dirayain ini, nih! Lo balik secepat ini, kita kudu bikin pesta kecil-kecilan."
Mereka bertiga lalu mulai ngobrol asyik, ngeledek satu sama lain kayak dulu. Gitan nggak bisa nahan buat ngegodain dua temennya itu soal penampilan culun mereka.
"Serius, kalian masih dengan tampilan ini? Lo tau nggak, dari tadi gue tahan ketawa, liat tampilan kalian kayak kutu buku banget, padahal lo dua-duanya ketua tim Dark Wolf," Gitan meledek sambil cekikikan.
Aldo nyengir sambil ngelepas kacamatanya. "Yah, begini kan aman, Git. Lagian siapa juga yang bakal curiga?"
Ollan angkat bahu sambil senyum. "Iya, Git. Ini taktik biar nggak ada yang tau jati diri kita. Biar aja mereka mikir kita nerd, yang penting kita bisa gerak bebas."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Wolf
ActionDark Wolf, geng yang dibangun sejak kecil oleh Arzian bersama sahabat-sahabatnya Aldo, Ollan, Daniel, Floran, dan Gitan-resmi berdiri saat SMP. Namun, setelah Arzian pergi dikirim ke Jepang karena sebuah insiden, geng ini menghadapi ancaman besar d...