Chapter 42

1.1K 99 21
                                    

Siang itu kantin sekolah penuh sesak dengan siswa-siswi yang sedang menikmati makan siang. Di sudut kantin, Zian, Gitan, Ollan, Daniel, Floran, dan Aldo duduk melingkar, mengobrol ringan sambil menikmati makanan mereka. Meski suasana di meja mereka terasa santai, Zian tetap diam dengan ekspresi serius, pikirannya masih dipenuhi strategi melawan Ghost Blade. Di sampingnya, Gitan duduk dengan tenang, menyesap es teh tanpa banyak bicara. Mereka berdua memang terkenal dingin dan pendiam di antara anggota Dark Wolf.

Sementara itu, Daniel dan Ollan asyik bercanda, sesekali melontarkan lelucon yang membuat yang lain tertawa. Namun tiba-tiba, perhatian mereka teralihkan ketika sekelompok siswi masuk ke kantin. Chika, Indah, Freya, Katrin, dan Arshel melangkah masuk, terlihat sedikit kebingungan mencari tempat duduk di antara kerumunan.

"Yah, kantin penuh banget," keluh Indah pelan sambil melirik sekeliling.

"Iya, kita duduk di mana nih?" tambah Freya.

Chika mengedarkan pandangannya, matanya tertuju pada meja tempat Zian dan teman-temannya duduk. "Itu meja mereka ada tempat kosong," kata Chika sambil menunjuk ke arah meja Dark Wolf.

Indah melihat ke arah Daniel yang duduk di ujung meja. Tanpa pikir panjang, ia mendekati mereka dengan berani. "Niel!" panggilnya sambil tersenyum.

Daniel menoleh, lalu tersenyum kecil. "Oh, hey. Ada apa, sayang?"

Indah mengerling ke arah teman-temannya, lalu berkata dengan nada meminta, "Kantin penuh banget, boleh nggak kita gabung? Tempatnya ada yang kosong kan?"

Daniel melirik Zian untuk memastikan, meskipun ia tahu jawabannya tidak akan langsung keluar. Zian hanya diam, menatap Daniel dengan mata tenang, sebelum akhirnya memberikan anggukan singkat.

"Ya, boleh kok. Duduk aja," jawab Daniel dengan senyum lebar, lega bahwa Zian tidak keberatan.

Indah tersenyum lebar. "Makasih, sayang!" Ia langsung duduk di samping Daniel, disusul oleh teman-temannya. Freya duduk di samping Chika, sementara Katrin dan Arshel mengambil tempat di seberang.

"Eh, thanks banget ya, kalian udah ngasih kita gabung," kata Freya dengan nada ceria sambil meletakkan tasnya di lantai.

"Nggak masalah kok," sahut Ollan dengan nada ramah. "Lagian juga kosong nggak ada yang nempatin"

Zian, yang duduk di depan chika, hanya mengangkat alis sedikit, tapi tetap diam. Sementara Gitan juga tak banyak bicara, hanya mengamati dengan tatapan dingin yang biasa.

Indah, yang duduk di depan Daniel, mulai berbincang dengan riang. "Kalian biasanya makan di sini terus ya? kayanya nggak pernah pindah meja"

Daniel tersenyum. "Kita sih di mana aja, kebetulan setiap kita ke kantin meja ini selalu kosong."

"Tergantung mood, juga ndah.. kadang kita juga males ke sini walaupun meja ini kosong," tambah Ollan sambil mengunyah roti bakarnya. "Kalau hari ini, kebetulan lagi pengen di kantin."

Katrin menimpali, "Iya sih, kantin sekolah ini lumayan lengkap makanannya."

Freya tertawa kecil. "Iya, asal nggak penuh sesak kayak sekarang."

Mereka semua tertawa, kecuali Zian dan Gitan yang tetap diam memperhatikan, seolah tidak terlalu tertarik pada obrolan ringan itu. Chika yang duduk di antara teman-temannya juga tidak banyak bicara, sesekali melirik Zian dengan pandangan penasaran.

"Zi, kok kamu diem aja?" tanya Freya tiba-tiba, menyadari bahwa Zian belum mengucapkan sepatah kata pun sejak mereka duduk.

Zian menatap Freya sejenak sebelum menjawab dengan nada datar, "Nggak ada yang perlu diomongin."

Dark WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang