Malam itu, suasana di sebuah gudang tua dan gelap semakin mencekam. Lampu redup dan bau minuman keras memenuhi udara. Di tengah ruangan, seorang pria yang wajahnya dipenuhi amarah, terus menenggak botol demi botol minuman keras. Dia terlihat frustrasi, sesekali mengumpat sambil membanting botol ke tembok hingga pecah berantakan.
"Kalian kurang ajar!" teriaknya dengan suara parau, wajahnya memerah karena marah dan alkohol sambil menunjuk foto yang berserakan dimejanya. "Gara-gara Lo dan jalang itu, hidup gue hancur. Gue diusir dari rumah... dianggap sebagai biang kehancuran keluarga! Semua karena kalian anjing!" tangisannya beralih jadi tawa penuh dendam.
Beberapa preman dan teman-temannya yang berada di sekelilingnya hanya memperhatikan dengan tatapan dingin, menunggu instruksi sambil ikut menenggak minuman. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan bekas luka di wajah, mendekati pria mabuk itu dan menepuk pundaknya.
"Kapan kita mulai, Bos? Orang-orang yang lo mau udah kumpul di sini. Tinggal lo kasih perintah aja," katanya dengan nada rendah dan kejam.
Pria mabuk itu menoleh dengan sorot mata yang tak lagi terlihat waras. Ia melepaskan tawanya yang terkesan gila, menyeringai penuh dendam. "Gue nggak akan biarin mereka hidup tenang. Gue akan cari tahu di mana mereka sekarang, dan gue pastiin mereka merasakan apa yang gue rasain! Mereka akan tahu sakitnya dihancurkan."
Para preman di sekitarnya saling bertukar pandang, beberapa di antara mereka tersenyum sinis, seolah menikmati rencana balas dendam yang akan mereka jalankan. Pria yang berdiri di depan mereka mengangkat botol yang tersisa, lalu mengarahkan pandangan penuh kebencian.
"Kalian semua, siapin diri kalian. Dalam waktu dekat, kita akan buat mereka menderita. Gue akan balas semua ini, kalo perlu gue akan habisin mereka" katanya dengan suara penuh tekad, seolah itu adalah janji yang tak terhindarkan.
Pria itu masih duduk dengan napas tersengal, amarahnya belum surut. Matanya yang merah karena mabuk berkilat penuh dendam, dan ia memandang sekelilingnya, memperhatikan preman-preman yang menunggunya dengan ekspresi tegang.
"Hei, Tegar!" panggilnya pada salah satu anak buahnya yang bertubuh kurus namun lincah. Tegar segera menoleh dan berjalan mendekat, menunggu instruksi dengan serius.
"Gue kasih tugas khusus buat lo," katanya sambil menyalakan rokok dan mengisapnya dalam-dalam. "Mulai malam ini, gue mau lo awasi setiap gerak-gerik orang-orang dalam foto ini. Cari tahu tempat nongkrong mereka, ke mana aja mereka pergi. Kalo lo ketemu mereka di lokasi sepi atau di mana pun, lo harus kasih laporan ke gue langsung!"
Tegar mengangguk mantap, siap menerima perintah itu. "Siap, Bos. Gue pastiin gue pantau mereka tanpa ketahuan. Mau mulai dari sekarang?" tanyanya, suaranya mantap.
Pria itu mengangguk sambil menyeringai. "Bagus. Gue mau habisi mereka dan keluarganya," bisiknya dengan nada licik.
Salah satu preman lain yang duduk di pojok ikut menyahut, penasaran. "Emang siapa sih mereka itu, Bos? Gue nggak ngerti kenapa lo bisa dendam banget sama mereka."
Pria itu memelototi preman tersebut, raut wajahnya berubah semakin gelap. "Gara-gara bocah ini dan jalang ini keluarga gue hancur, gue diusir dari rumah, Gue jadi cacat anjing!!! Mereka akan gue buat ngerasain neraka, gue bersumpah bakal habisin mereka."
Tegar, yang sudah paham situasinya, segera keluar dari gudang untuk memulai pengintaian sesuai perintah. Ia melangkah cepat ke luar, sementara pria itu menatap kepergiannya dengan senyum sinis.
"AARRGHHHH!!! BANGSAT LO ANJING" gumamnya sambil membanting botol alkohol ke sembarang arah.
---
Di ruang kerjanya yang tenang, Gracio menerima panggilan telepon. Suara di seberang terdengar lembut namun tegas, membuat Gracio menyandarkan tubuhnya ke kursi, memperhatikan setiap kata yang diucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Wolf
AcciónDark Wolf, geng yang dibangun sejak kecil oleh Arzian bersama sahabat-sahabatnya Aldo, Ollan, Daniel, Floran, dan Gitan-resmi berdiri saat SMP. Namun, setelah Arzian pergi dikirim ke Jepang karena sebuah insiden, geng ini menghadapi ancaman besar d...