Chapter 7

1K 82 5
                                    

Matahari pagi mulai menyinari Sasak Muaythai Academy, salah satu tempat terbaik untuk belajar Muay Thai di Thailand. Di sinilah Daniel memulai latihan kerasnya di bawah bimbingan Bang Chai, pelatih legendaris yang pernah menjadi juara dunia Muay Thai.

Bang Chai yang menjadi pelatih Daniel bukanlah orang sembarangan. Dia sudah makan asam garam di dunia Muay Thai, dan sekarang dia melatih para calon juara di akademi ini. Daniel, yang sudah kenal Bang Chai sebelumnya, tahu bahwa dia harus siap menghadapi latihan yang nggak main-main.

"Daniel," panggil Bang Chai dengan nada tegas, "hari ini kita langsung mulai latihan serius. Kamu siap?"

Daniel mengangguk mantap. "Siap, Bang Chai. Saya udah nggak sabar."

Bang Chai tersenyum tipis. "Bagus. Di sini nggak ada yang namanya setengah-setengah. Semua orang yang latihan di sini harus kasih lebih dari seratus persen. Ayo kita mulai."

Tanpa banyak basa-basi, Bang Chai langsung menyuruh Daniel lari keliling area Latihan sejauh 10 kilometer sebagai pemanasan. "Ini cuma pemanasan, Daniel," katanya sambil menunjuk jalur lari yang sudah Daniel hapal di luar kepala.

Daniel mulai berlari, menembus panasnya pagi Thailand. Keringat mulai bercucuran, tapi dia terus berlari tanpa berhenti. Setiap langkah yang dia ambil adalah bukti tekadnya untuk menjadi lebih kuat.

Setelah kembali ke akademi, Daniel nggak dikasih waktu untuk istirahat. Bang Chai melemparkan sebuah ransel yang berat ke arahnya. "Isi dengan beban, dan mulai squat jump. Terus lakukan sampai aku bilang berhenti."

Meski tubuhnya mulai terasa berat, Daniel tetap melakukan perintah Bang Chai. Dengan ransel di punggung, dia mulai melakukan squat jump, merasakan otot-otot di kakinya mulai terasa terbakar. Tapi dia tahu, rasa sakit ini adalah bagian dari proses.

"Lebih tinggi lagi, Daniel! Kamu mau jadi juara, kan? Tunjukkan!" seru Bang Chai, suaranya penuh semangat.

Setelah beberapa set squat jump, Daniel lanjut ke push-up dan pull-up. Meski capek, dia nggak berhenti, terus berusaha sekuat tenaga.

Setelah latihan fisik yang bikin lelah, sekarang saatnya latihan teknik. Di sini, Bang Chai ngajarin Daniel kombinasi pukulan dan tendangan yang bikin dia jadi juara dunia.

"Pasang sarung tinju kamu," perintah Bang Chai. "Kita latihan kombinasi pukulan. Fokus pada kecepatan dan ketepatan. Jangan ada kesalahan."

Daniel cepat-cepat pasang sarung tinju dan ambil posisi. Bang Chai mulai menunjukkan serangkaian Gerakan kombinasi pukulan, tendangan, dan blok yang rumit. Setiap gerakan dilakukan dengan cepat dan tepat, menuntut Daniel untuk mengikuti tanpa ragu.

"Pukul! Tendang! Blok! Cepat, Daniel! Jangan pikirin rasa sakitnya, pikirin kemenangan!" seru Bang Chai sambil terus memberikan instruksi.

Meski kelelahan, Daniel tetap fokus mengikuti setiap gerakan. Setiap pukulan, setiap tendangan, dia lepaskan dengan penuh kekuatan. Bang Chai terus mengawasi, memberikan koreksi saat diperlukan.

Setelah berjam-jam latihan teknik, sekarang saatnya sparring. Di Sasak Muaythai Academy, sparring adalah ujian nyata. Hari ini, lawan Daniel adalah seorang petarung veteran yang udah lama berlatih di sini.

Bang Chai berdiri di pinggir ring, matanya tajam mengamati setiap gerakan Daniel. "Ingat, Daniel, nggak ada belas kasihan di sini. Lawanmu akan berusaha menjatuhkanmu, dan kamu harus bertahan."

Ketika bel berbunyi, lawan Daniel langsung menyerang dengan kombinasi pukulan cepat. Dia nggak ngasih kesempatan Daniel untuk bernapas, memaksa Daniel untuk menggunakan segala keterampilan yang udah dia pelajari.

Dengan tekad yang kuat, Daniel menghindari serangan demi serangan, mencari celah untuk melancarkan serangan balik. Setiap pukulan dan tendangan yang dia terima, membuatnya semakin bersemangat. Dia tahu, di akademi terbaik ini, hanya yang terkuat yang bertahan.

Dark WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang