Setelah perjalanan panjang dari Indonesia, Yona akhirnya tiba di Jepang. Ia turun dari pesawat dengan langkah penuh semangat, tak sabar untuk kembali ke rumah Opa Keynal. Setelah melalui proses imigrasi dan mengambil bagasinya, Yona menaiki taksi yang sudah disiapkan untuknya dan menuju ke kediaman Opa Keynal.
Sesampainya di rumah, Yona merasa suasana di sekitar kediaman masih seperti dulu—tenang dan damai. Namun, ada sesuatu yang terasa berbeda. Ternyata, di dalam rumah, ada riuh rendah suara dari ruang latihan yang menandakan bahwa latihan sedang berlangsung dengan intens.
Yona memasuki rumah dan disambut oleh aroma khas dari masakan yang sedang dipersiapkan oleh Oma Ve. Namun, fokus Yona segera beralih ke suara-suara bising yang berasal dari ruang latihan. Ia melepas sepatu dan memasuki ruang tersebut.
"Whoa, lihat ini!" seru Yona ketika melihat pemandangan di depan matanya.
Tian, Zian, dan Jesse tampak tengah berlatih dengan keras. Zian dan Jesse sedang bertarung dengan katana masing-masing, sedangkan Tian sedang mempraktikkan teknik-teknik baru yang tampaknya telah dipelajari dari pelatihan intens mereka.
Zian dan Jesse terlihat sangat serius dan fokus, sementara Tian, meskipun sedikit lelah, tetap tampak bersemangat. Terlihat jelas bahwa mereka sedang berlatih dengan penuh dedikasi.
"Eh, Mama!" Tian terkejut melihat kehadiran Yona. Ia segera menghentikan latihannya dan berlari menghampiri Yona, menghambur dalam pelukan hangat.
Yona membalas pelukan Tian dengan penuh kasih sayang. "Tian Sayang! Gimana kondisi kamu nak?"
"Aku baik-baik saja, Mam. Latihan ini bikin capek tapi menyenangkan," jawab Tian dengan ceria, lalu menarik Yona menuju Zian dan Jesse. "Ayo ma, kesana ada Zian dan Jesse."
Zian dan Jesse berhenti dari latihannya dan menyambut Yona dengan senyuman. "Selamat datang, Tante Yona," kata Zian sambil memberikan senyuman lebar dengan lesung pipi.
"Selamat datang kembali, Tante yang cantik luar biasa!" seru Jesse dengan semangat dan sedikit alay.
"Terima kasih, semuanya. Aku senang bisa kembali ke sini," kata Yona sambil duduk di salah satu kursi di ruang latihan. "Aku melihat kalian semua berlatih dengan keras. Ada yang terjadi?"
"Gapapa ko tante, zian cuma ga mau kejadian kemarin terulang lagi," jawab Zian dengan serius dan terlihat raut penuh penyesalan.
"Ah, begitu ya," kata Yona, mengangguk paham.
" Tante tahu zian, tekad kamu untuk melindungi orang terdekat kamu persis seperti ayah kamu" ucap yona dalam hati
"Oh iya zian, kemaron tante mampir ke rumah kamu dan ini ada titipan dari dedek."
Yona merogoh tasnya dan mengeluarkan kado dari Christy.Zian menerima kado tersebut dengan rasa ingin tahu dan membukanya. Begitu ia melihat isinya, senyumnya semakin lebar. "Wow, makasih tan."
"Oke, kalau begitu. Aku cuma ingin memastikan kalian semua dalam keadaan baik," kata Yona, melirik ke arah Tian, Zian, dan Jesse. "Kalau begitu, lanjutkan latihannya. Aku akan beristirahat sebentar, dan kita bisa ngobrol lebih banyak nanti."
Sebelum meninggalkan ruang latihan, Yona menyempatkan diri untuk memeriksa beberapa perlengkapan dan teknik yang dipraktikkan oleh Tian, Zian, dan Jesse. Dia merasa bangga melihat bagaimana mereka semua berkomitmen terhadap latihan mereka.
Dengan itu, Yona kembali ke area rumah yang lebih nyaman, siap untuk beristirahat dan menikmati waktu bersama keluarga sambil mempersiapkan diri untuk berbagi cerita dan mendukung Zian serta keponakannya yang sedang berjuang keras di Jepang.
Sore hari di kediaman Opa Keynal terasa produktif dan penuh energi. Setelah latihan yang intens, Tian, Zian, dan Jesse akhirnya menyelesaikan sesi mereka. Mereka semua tampak lelah namun puas dengan hasil latihan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Wolf
ActionDark Wolf, geng yang dibangun sejak kecil oleh Arzian bersama sahabat-sahabatnya Aldo, Ollan, Daniel, Floran, dan Gitan-resmi berdiri saat SMP. Namun, setelah Arzian pergi dikirim ke Jepang karena sebuah insiden, geng ini menghadapi ancaman besar d...