Chapter 11

674 68 4
                                    

~ Di Kediaman Gracio harlan Ryuji

Christy sedang duduk di lantai, mencoba fokus mengerjakan PR, tapi pikirannya terus melayang pada Zian. Setiap ada suara pintu terbuka atau telepon berdering, hatinya selalu berharap itu kabar dari abangnya. Saat terdengar ketukan di pintu depan, Christy segera bangkit dengan rasa penasaran.

Ketika pintu terbuka, wajah Christy berubah dari bingung menjadi cerah. "Tante Yona!" serunya sambil langsung memeluk wanita yang berdiri di depan pintu.

Yona, kakak Gracio, tersenyum hangat sambil memeluk Christy erat. "Hai, Christy! Udah gede aja sekarang. Tante kangen banget sama kalian."

Gita yang mendengar itu segera berlari ke pintu. "Tante Yona! Lama banget nggak ketemu. Apa kabar, Tante?"

"Tante baik, sayang," jawab Yona sambil memeluk Ka Gita. "Tante kangen kalian semua. Ayah sama Bunda mana?"

"Mereka lagi di ruang kerja, Tante. Yuk, ke sana," jawab Gita, menggandeng Yona menuju ruang kerja ayahnya.

Di ruang kerja, Gracio dan Shani sedang berdiskusi tentang beberapa urusan keluarga. Saat Yona masuk, mereka langsung berdiri dengan senyum lebar.

"Kak Yona! Lama banget nggak ketemu," sapa Gracio dengan penuh kehangatan.

"Kak Yona, senang banget kamu mampir. Gimana perjalananmu?" tanya Shani sambil menghampiri dan memeluk Yona.

Yona tersenyum dan duduk bersama mereka. "Aku baik, kok. Sebenarnya aku mampir ke Indonesia karena ada urusan di Singapura. Tapi berhubung aku udah deket sini, sekalian aja mampir. Lagipula, aku kangen sama kalian, terutama keponakan-keponakan cantik ini."

Gracio tertawa kecil. "Wah, beruntung banget kita kedatangan tamu spesial. Jadi, Kak Yona mau berapa lama di sini?"

"Beberapa hari aja, Cio. Aku harus segera balik ke nepang, tapi aku pastiin buat mampir ke sini dulu. Gimana kabar Zian? Masih betah di Jepang?" tanya Gracio sambil memandang ke arah Christy dan Gita.

Suasana menjadi lebih hangat saat mereka berkumpul di ruang tamu, berbagi cerita dan canda. Setelah beberapa saat berbincang, Yona memutuskan untuk membicarakan sesuatu yang sudah lama ingin disampaikan.

"Ngomong-ngomong soal Zian... Dia nggak sendirian di Jepang. Tian dan Jesse sekarang ada di sana, nemenin dia."

Christy yang tadi hanya mendengarkan, langsung menoleh dengan kaget. "Bang Tian dan Bang Jesse juga di Jepang, Tante? Kok kita nggak pernah tahu?"

Yona mengangguk sambil tersenyum. "Iya, awalnya Tian dan Jesse itu di Korea. Mereka ada di sana buat sekolah. Tapi begitu dengar Zian dikirim ke Jepang, mereka berdua minta sama Opa buat pindah ke Jepang juga. Opa ngasih izin karena tahu mereka berdua bisa bantuin Zian di sana."

Gracio mengangguk, setuju. "Itu keputusan yang bijak. Tian dan Jesse memang bisa diandalkan. Mereka pasti jaga Zian dengan baik."

Shani tersenyum, meski terlihat sedikit khawatir di matanya. "Aku yakin Zian baik-baik saja dengan mereka. Tapi tetap saja, rasanya kangen..."

Yona meraih tangan Shani dan menggenggamnya lembut. "Aku ngerti, Shani. Tapi percaya deh, Zian nggak sendirian di sana. Tian dan Jesse selalu ada buat dia, dan itu yang penting."

Malam itu, suasana rumah keluarga Natlan Ryuji kembali hangat dengan kehadiran Yona. Meski Zian jauh di Jepang, mereka merasa lebih tenang mengetahui bahwa Tian dan Jesse ada di sana untuk mendampinginya.

---

Malam itu, setelah semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dan berbincang-bincang dengan Yona, suasana mulai tenang.Shani dan kedua putrinya, Christy dan Gita, sudah pergi ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Yona melihat ini sebagai kesempatan yang pas untuk berbicara dengan Gracio secara pribadi.

Dark WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang