Minggu pagi cerah banget, matahari bersinar terang, bikin suasana di rumah Natlan Ryuji jadi super hangat. Semua udah siap-siap, aroma sarapan dari dapur udah mulai bikin ngiler.
Di meja makan, Gita, Christy, Tante Yona, Ayah Gracio, dan Bunda Shani udah siap sarapan bareng. Sarapan kali ini istimewa banget, penuh dengan hidangan lezat buatan Bunda Shani.
"Gita, makasih banyak nih, nasi gorengnya kelihatan enak banget," kata Yona sambil nerima piring dari Gita.
Gita tersenyum lebar. "Wah, Tante Yona, semoga suka ya. Saya bikin sendiri nih, jadi semoga rasanya oke."
Christy, yang duduk di samping Yona, nanya sambil nyeruput teh, "Tante, gimana perjalanan dari Singapura? Nyaman gak?"
Yona mengangguk sambil senyum. "Perjalanan lumayan panjang, tapi seneng banget bisa mampir ke sini. Bisa ketemu keluarga dan makan enak bikin semuanya terasa lebih ringan."
Gracio, sambil ngopi, bilang, "Bersama keluarga seperti ini emang bikin hati senang. Sarapan bareng kayak gini bikin saya ngerasa kalau semua jadi lebih lengkap."
Shani menambahin sambil nyeduh kopi, "Kak Yona, kami juga senang banget bisa berkumpul. Momen kayak gini bikin kita semua merasa lebih dekat."
Setelah sarapan, mereka pindah ke ruang keluarga, santai-santai sambil ngobrol.Yona duduk di sofa, Gita dan Christy duduk di lantai dekat sofa.
"Christy, gimana sekolahnya sekarang? Ada kabar seru gak?" tanya Yona sambil menyandarkan punggung ke sofa.
Christy nyengir. "Sekolah sih biasa aja. Baru aja lewat ujian besar, jadi sempat stres. Tapi sekarang udah beres, jadi bisa santai."
Gita nambahin, "Aku juga baru selesai proyek kelompok yang bikin hampir gak tidur. Untungnya udah kelar, jadi bisa istirahat."
Gracio, sambil nyeruput kopi, nimpalin, "Proyek kelompok? Kadang kalian malah lebih stress daripada orang dewasa. Gimana itu?"
Gita ketawa. "Iya, kadang ngerasa capek banget. Kayak kerjaan orang dewasa aja, apalagi kalau tugas numpuk."
Shani senyum hangat. "Itu bagian dari belajar, kan. Kalian udah dewasa, harus bisa ngatur waktu dengan baik."
Christy ngangguk. "Betul. Aku mulai bikin jadwal sendiri biar lebih produktif."
Yona senang. "Wah, keren banget. Dulu aku juga pernah bikin jadwal buat ngejar target di sekolah. Kalian memang hebat."
Gita penasaran, "Tante Yona, abis dari sini mau ke mana? Masih lanjut ke Singapura?"
Yona mengangguk. "Iya, rencananya mau balik ke jepang karena urusan di singapura udah kelar. Tapi aku mampir dulu ke sini karena kangen kalian."
Gracio bilang, "Kami juga senang Kak Yona bisa mampir. Keluarga harus sering-sering ketemu biar tetep merasa dekat." Obrolan pagi itu jadi penuh tawa dan kebersamaan.
---
Menyusul obrolan santai mereka di ruang keluarga, Christy melanjutkan cerita tentang teman-teman abangnya.
"Ngomong-ngomong soal Zoya, sekarang aku jarang banget lihat temen-temen lama dia kumpul," kata Christy sambil menuangkan jus jeruk ke gelasnya. "Yang sering kelihatan cuma Kak Aldo sama Kak Ollan. Kadang-kadang mereka mampir ke kantin belakang sekolah aku."
Gita, yang duduk di sofa, menoleh dengan penasaran. "Oh, gitu. Kalo bang gitan diakan ikut kakek sama nenek dek di Jogja. Kalo Aldo sama Ollan Kakak juga sering ketemu di sekolah, tapi mereka kenapa jadi agak pendiem sama Style mereka berubah, yang dulunya berandal sama kaya zian sekarang jadi rapi kaya kutu buku, kalau floran sama Daniel ga tau deh dimana ga pernah kelihatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Wolf
ActionDark Wolf, geng yang dibangun sejak kecil oleh Arzian bersama sahabat-sahabatnya Aldo, Ollan, Daniel, Floran, dan Gitan-resmi berdiri saat SMP. Namun, setelah Arzian pergi dikirim ke Jepang karena sebuah insiden, geng ini menghadapi ancaman besar d...